Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto. Foto: MI/Rommy Pujianto
Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto. Foto: MI/Rommy Pujianto

Keluarga Diimbau Jenguk Jenazah Peneror Bom Cicendo

Purba Wirastama • 03 Maret 2017 19:13
medcom.id, Jakarta: Keluarga Yayat Cahdiyat, peneror bom Cicendo Bandung, belum menjenguk jenazah yang bersangkutan di Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati, Jakarta Timur. Polisi masih menunggu keluarga untuk menyerahkan data antemortem sekaligus dimintai keterangan.
 
“Kita imbau kepada keluarganya, baik itu istri maupun keluarga yang lain, diharapkan bisa datang ke Kramatjati untuk identifikasi. Setelah itu jenazah bisa dibawa pulang, dimakamkan,” ujar Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto, Jumat 3 Maret 2017.
 
Polisi masih menelusuri keberadaan keluarga Yayat, termasuk istri dan anak-anaknya. Menurut Rikwanto, Yayat sempat mengungsikan keluarganya sebelum melakukan aksi di Cicendo.

“Saat ini sedang ditelusuri keberadaannya (keluarga). Paling tidak dari keluarganya kita dapat informasi yang baik untuk dikembangkan. Selanjutnya, rekan-rekannya,” katanya.
 
Soal keterlibatan keluarga dalam aksi teror, polisi belum dapat memastikan. Polisi masih menunggu informasi langsung untuk dapat mengembangkan penyelidikan. 
 
“Keluarga itu bisa dikatakan terlibat, bisa tidak, karena tahu akan perilaku suaminya dan akan melakukan apa. Yang akan kita cari adalah kelompoknya,” kata Rikwanto.
 
Yayat melancarkan teror di Taman Pandawa dengan meledakkan bom panci pada Senin 27 Februari 2017. Dia sempat kabur ke kantor Kelurahan Arjuna, Cindendo, Bandung.
 
Sebelum didor, Yayat sempat berteriak-teriak mencari anggota Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meminta rekannya dibebaskan. Yayat tewas dalam penggerebekan. Usai aksi teror ini, kondisi di Cicendo dipastikan sudah berangsur pulih. "Untuk situasi sudah kondusif," jelas Martinus.
 
Sepak terjang Yayat dalam dunia teror telah tercatat sejak 2010. Kala itu, Yayat turut dalam pelatihan di Aceh yang juga melibatkan Dulmatin dan Abu Bakar Ba'asyir.  
 
Yayat berperan menyiapkan logistik untuk teror di Aceh pada 2009-2010. Dia menyiapkan senjata api dan peluru yang diperoleh dari wilayah Bandung, Jawa Barat.
 
Pada 2009-2010 itu, Yayat aktif mengumpulkan fa'i atau harta kekayaan orang kafir melalui merampok dan mencuri. Hasil aksi ini dianggap halal bila dipergunakan untuk melayani aksi teror.
 
Namun, pada 2012, Yayat ditangkap di Leuwipanjang, Bandung. Yayat kemudian divonis tiga tahun penjara. Dia mendapat keringanan dan bebas pada 2014.
 
Dinginnya dinding penjara tidak membuat Yayat jera. Usai bebas, Yayat justru bergabung dengan Jemaah Anshar Daulah (JAD) Bandung dan membaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
 
Namanya terkait dengan Abu Sofi dan Abu Faiz, dua pelaku teror yang tewas dalam penggerebekan 25 Desember 2016 lalu di Jatiluhur, Purwakarta. Mereka terkoneksi pula dengan Maman Abdurrahman, pimpinan JAD.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan