Komda KIPI Sulsel dr Martira Maddeppungeng SpA (K) membeberkan kronologi kejadian kematian dua warga Bone di Makassar, Kamis,(6/1/2022).ANTARA/Abd Kadir.
Komda KIPI Sulsel dr Martira Maddeppungeng SpA (K) membeberkan kronologi kejadian kematian dua warga Bone di Makassar, Kamis,(6/1/2022).ANTARA/Abd Kadir.

Warga Bone Meninggal usai Vaksin Covid-19, Otoritas Pastikan Bukan KIPI

Antara • 06 Januari 2022 13:15

Melakukan kontrol 13 Desember 2021, atau sekitar 20 hari setelah vaksinasi dengan keluhan yang sama dan dokter puskesmas melanjutkan pemberian terapi obat Ibuprofen, dexametasone, dan vitamin C.
 
"Anak mulai sesak namun ringan, pada  21 Desember 2021 atau 28 hari setelah vaksinasi, sore hari pemeriksaan dokter puskesmas mendapatkan kondisi anak tampak sesak dengan saturasi 55 persen tanpa oksigen," ungkapnya.
 
Dokter menduga anak mengalami efusi pleura. Riwayat anak pernah mengalami diare saat usia 1 bulan, setelah itu orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dibanding anak seusianya.

Anak baru bisa berjalan tanpa bantuan saat usia 3 tahun, dan hingga saat ini anak tampak lebih kecil dan lebih pendek dari anak seusianya.
 
Baca juga: 6 Daerah di Sulsel Diizinkan Gelar Vaksinasi Anak
 
"Dengan demikian, diambil kesimpulan, pertama, almarhum Tuan S memiliki tekanan darah tinggi yang diduga disertai komplikasi dengan pendarahan hidung dan darah merembes dari mulut saat kejadi di rumah. Adapun almarhumah Pelajar AW diduga mengalami penyakit jantung bawaan lahir," papar Martira.
 
Ia menambahkan almarhum dan almarhumah sudah mendapatkan penanganan di rumah dan puskesmas serta disarankan dirujuk ke RS untuk tatalaksana yang lebih optimal namun keluarga menolak.
 
"Kematian Tn S dan pelajar AW adalah koinsiden, tidak terkait dengan vaksinasi (inkonsisten)," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan