Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida. (ANTARA/Heru Suyitno)
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida. (ANTARA/Heru Suyitno)

Ancaman Erupsi Merapi Mengarah ke Barat Daya dan Tenggara

Ahmad Mustaqim • 06 Maret 2021 13:11
Yogyakarta: Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyebutkan ancaman bahaya luncuran material erupsi Gunung Merapi kini ada di dua titik, yakni barat daya dan tenggara. Kondisi ini diperkuat dengan teramatinya titik api diam di puncak. 
 
"Ancaman bahaya di barat daya ini meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Bebeng, dan Krasak. Untuk di tenggara (ancaman bahaya) ada di Kali Gendol," kata Hanik, di Yogyakarta, Sabtu, 6 Maret 2021. 
 
Hanik menjelaskan, sektor barat daya merupakan titik pertumbuhan kubah lava yang langsung tampak teramati. Volume kubah lava hingga 5 Maret diketahui 711 ribu meter kubik. Laju pertumbuhannya 13.900 meter kubik per hari. 

Baca juga: Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Masih Tinggi
 
Ia mengatakan, dari titik tersebut sejak 7 Januari menjadi lokasi kemunculan material erupsi, baik lava pijar maupun awan panas. Ia menyebut awan panas sejak awal Januari tercatat sebanyak 111 kali dengan luncuran maksimum 3,2 kilometer. 
 
“Untuk volume kubah lava di tengah diperkirakan bertambah sekitar 200 ribu meter kubik,” terang dia.
 
Menurut Hanik, titik berikutnya ada di bagian tenggara. Ancaman dari titik ini bisa berasal dari tengah kawan yang volume kubah lavanya belum bisa dipastikan.
 
Namun, ada kendala pada usaha pengambilan gambar memakai pesawat tanpa awak (drone) berupa kuatnya tekanan angin di puncak, yakni berkisar 30 kilometer per jam. Bahkan, katanya, pernah dalam beberapa waktu mencapai 60 kilometer per jam. 
 
“Penggunaan drone enggak hanya masalah cuaca bagus, tapi juga kecepatan angin. Pernah menaikkan drone dengan kecepatan angin 20 kilometer per jam, dronenya hilang,” ungkapnya.
 
 

Hasil pengamatan kamera pengawas, kubah lava di bagian tengah ketinggiannya bertambah lima meter. Selain itu, di lokasi tersebut juga teramati titik api diam pada 4 Maret 2021. 
 
“Api diam menandakan magma ada di permukaan. Lava panas dengan suhu tinggi kelihatan sehingga disebut api diam. Tanda ada magma bergerak dari dalam ke permukaan ini. Ada guguran saat itu tapi masih di dalam kawah,” jelasnya.
 
Hanik menambahkan Gunung Merapi masih berstatus siaga. Ia mengingatkan masyarakat di lereng Gunung Merapi tidak beraktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MEL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan