Lebak: Sebanyak 24 dari 29 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten. masuk kategori daerah rawan bencana tanah longsor dan banjir, karena lokasinya terdapat pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai.
"Kita mewaspadai bencana tanah longsor dan banjir sehubungan tibanya cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Selasa, 18 Oktober 2022.
Ke-24 kecamatan yang masuk daerah rawan tanah longsor dan banjir di Kabupaten Lebak berdasarkan pemetaan BPBD itu tersebar di Kecamatan Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cihara, Wanasalam, Gunungkencana, dan Malingping,
Kemudian Kecamatan Cigemblong Banjarsari, Cileles, Cikulur, Warunggunung, Maja, Kalanganyar, Lebakgedong, Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Muncang, Cipanas, Cimarga, Leuwidamar dan Curugbitung.
Daerah tanah longsor dan banjir tersebut kebanyakan berlokasi di pegunungan, perbukitan, termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGH) dan aliran sungai.
Pemetaan daerah rawan tanah longsor dan banjir guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar.
Karena itu, BPBD Lebak mengeluarkan peringatan kewaspadaan bencana alam sehubungan beberapa pekan terakhir curah hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Dengan pemetaan itu, kata dia, BPBD Lebak bisa melakukan upaya penyelamatan dengan mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan menyebar petugas kebencanaan dan relawan serta penyampaian peringatan dini.
Bahkan bencana longsor dan banjir pada Minggu, 9 Oktober 2022, di lima kecamatan mengakibatkan 655 rumah terendam dan 14 rumah rusak berat, sedang dan ringan juga enam jembatan rusak berat serta 25 hektare sawah terancam gagal panen.
Beruntung, bencana alam itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami minta warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan waspada menghadapi cuaca buruk berdasarkan BMKG hingga awal 2023," imbaunya.
Ia menyebutkan, warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga dan mereka setiap tahun dipastikan mengalami bencana longsor dan banjir.
Saat ini, curah hujan cenderung meningkat di wilayah Kabupaten Lebak dan berpeluang menimbulkan bencana alam.
"Kami telah berkoordinasi dengan instansi lain juga mempersiapkan para relawan untuk siapsiaga dan waspada menghadapi bencana guna mengurangi risiko kebencanaan," jelas dia.
Lebak: Sebanyak 24 dari 29 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten. masuk kategori daerah rawan bencana
tanah longsor dan banjir, karena lokasinya terdapat pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai.
"Kita mewaspadai bencana tanah longsor dan banjir sehubungan tibanya cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Selasa, 18 Oktober 2022.
Ke-24 kecamatan yang masuk daerah rawan tanah longsor dan banjir di Kabupaten Lebak berdasarkan
pemetaan BPBD itu tersebar di Kecamatan Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cihara, Wanasalam, Gunungkencana, dan Malingping,
Kemudian Kecamatan Cigemblong Banjarsari, Cileles, Cikulur, Warunggunung, Maja, Kalanganyar, Lebakgedong, Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Muncang, Cipanas, Cimarga, Leuwidamar dan Curugbitung.
Daerah tanah longsor dan banjir tersebut kebanyakan berlokasi di pegunungan, perbukitan, termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGH) dan aliran sungai.
Pemetaan daerah rawan tanah longsor dan banjir guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar.
Karena itu, BPBD Lebak mengeluarkan peringatan kewaspadaan bencana alam sehubungan beberapa pekan terakhir curah hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Dengan pemetaan itu, kata dia, BPBD Lebak bisa melakukan upaya penyelamatan dengan mengoptimalkan
kegiatan sosialisasi dan menyebar petugas kebencanaan dan relawan serta penyampaian peringatan dini.
Bahkan bencana longsor dan banjir pada Minggu, 9 Oktober 2022, di lima kecamatan mengakibatkan 655 rumah terendam dan 14 rumah rusak berat, sedang dan ringan juga enam jembatan rusak berat serta 25 hektare sawah terancam gagal panen.
Beruntung, bencana alam itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami minta warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan waspada menghadapi cuaca buruk
berdasarkan BMKG hingga awal 2023," imbaunya.
Ia menyebutkan, warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga dan mereka setiap tahun dipastikan mengalami bencana longsor dan banjir.
Saat ini, curah hujan cenderung meningkat di wilayah Kabupaten Lebak dan berpeluang menimbulkan bencana alam.
"Kami telah berkoordinasi dengan instansi lain juga mempersiapkan para relawan untuk siapsiaga dan waspada menghadapi bencana guna mengurangi risiko kebencanaan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)