Banyuwangi: Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mendatangi salah satu rumah korban tenggelamnya KMP Yunice, ANP. Isak tangis mewarnai doa bersama di rumah duka di Desa Kabat, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ibunda ANP, Istiana, menangis histeris melihat kedatangan Ipuk. Kepergian anak sulungnya dengan Hariyanto merupakan pukulan berat.
"Dia selesai mengantarkan saya lomba paduan suara PKK. Tak seperti biasanya, dia mencium saya beberapa kali sambil memberi semangat," cerita Istiana kepada Ipuk.
"Ada apa kok tiba-tiba gini?," lanjut Istiana bercerita. "Tidak apa-apa, Bu. Aku sayang ibu, ayah, dan adik-adik. Rawat mereka ya, Bu," kata Istiana menirukan jawaban gadis berusia 23 tahun itu.
Baca: Baca: Perlengkapan ABK Ditemukan, Pencarian Korban KMP Yunice Difokuskan di Selatan Gilimanuk
Selama hidupnya, ANP dikenal sebagai pribadi yang baik. Selain berbakti kepada kedua orangtuanya, ia uga mendedikasikan penghasilannya bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih bersekolah.
Beberapa hari sebelumnya, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk berkurban. "Dia ingin gajinya besok untuk bantu diberikan adiknya dan kurban (Iduladha)," kenang Istiana.
ANP merupakan karyawan yang teladan. Ia sudah enam tahun bekerja sebagai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Pada Selasa malam, 29 Juni 2021, ia hendak menuju tempat kerjanya.
Saat itu, ia mendapat giliran bekerja malam bersama enam orang kawannya. Tak disangka, hari itu merupakan pertemuan terakhir ANP dengan kedua orang tuanya.
Ipuk terus membesarkan hati keluarga Istiana. Ia berharap Istiana sabar menghadapi cobaan tersebut.
"Yang sabar nggeh, Bu. Insya Allah beliau syahid karena berpulang saat akan berangkat kerja mencari nafkah," ucap Ipuk.
Ipuk dan keluarga korban lantas melakukan doa bersama, dipimpin mantan aktivis pelajar NU, Ayung Notonegoro. Kehadiran Ipuk sebagai bentuk ungkapan duka cita, kepada keluarga korban.
"Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan duka yang mendalam atas musibah ini. Kami berdoa agar korban yang telah berpulang mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT," tutur Ipuk.
Banyuwangi: Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mendatangi salah satu rumah korban
tenggelamnya KMP Yunice, ANP. Isak tangis mewarnai doa bersama di rumah duka di Desa Kabat, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ibunda ANP, Istiana, menangis histeris melihat kedatangan Ipuk. Kepergian anak sulungnya dengan Hariyanto merupakan pukulan berat.
"Dia selesai mengantarkan saya lomba paduan suara PKK. Tak seperti biasanya, dia mencium saya beberapa kali sambil memberi semangat," cerita Istiana kepada Ipuk.
"Ada apa kok tiba-tiba gini?," lanjut Istiana bercerita. "Tidak apa-apa, Bu. Aku sayang ibu, ayah, dan adik-adik. Rawat mereka ya, Bu," kata Istiana menirukan jawaban gadis berusia 23 tahun itu.
Baca: Baca:
Perlengkapan ABK Ditemukan, Pencarian Korban KMP Yunice Difokuskan di Selatan Gilimanuk
Selama hidupnya, ANP dikenal sebagai pribadi yang baik. Selain berbakti kepada kedua orangtuanya, ia uga mendedikasikan penghasilannya bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih bersekolah.
Beberapa hari sebelumnya, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk berkurban. "Dia ingin gajinya besok untuk bantu diberikan adiknya dan kurban (Iduladha)," kenang Istiana.