Yogyakarta: Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumadiono mengungkap, pasien anak yang terpapar covid-19 kurang mendapat perhatian. Ia memperlihatkan beberapa aspek yang masih minim dimiliki fasilitas kesehatan.
"Karena jumlah pasien anak tidak sebanyak (pasien) dewasa, pasien anak kurang mendapat perhatian," kata Sumadiono di Yogyakarta Minggu, 27 Juni 2021.
Ia mengatakan, tak semua rumah sakit rujukan pasien covid-19 memiliki ruang ICU, dokter, perawat dan fasilitas untuk pasien anak. Di sisi lain, penambahan jumlah kasus covid-19 di DIY dalam lebih sepekan terakhir bertambah signifikan.
Menurut Sumadiono, ada sebanyak 6.663 pasien covid-19 usia anak-anak. Angka ini sebanyak 12,7 persen kasus covid-19 di DIY.
Baca: Jokowi: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
"Fatality rate (angka kematian kasus) sebesar 0,09 persen. DIY ada di urutan kelima. Kadang bervariasi ke empat hingga ke tujuh," kata dia.
Ia menyebutkan, kasus penularan covid-19 terhadap anak sempat menurun pada periode Desember 2020 hingga Mei 2021. Setelah itu kasus cenderung fluktuatif dan cenderung meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
"Sampai bulan Juni jumlah kasus cenderung naik. Jumlah bangsal pasien lebih banyak untuk dewasa," ungkapnya.
Baca: Pasien Covid-19 Kota Tasikmalaya Jalani Perawatan Darurat dalam Ambulans
Sumadiono mengungkapkan, angka kasus pasien anak terbilang tinggi lantaran jumlah penduduk di DIY tidak besar seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah. Ia mengatakan, risiko anak terpapar covid-19 kian tinggi menyusul masuknya varian delta ke Indonesia.
Pihaknya mendukung rekomendasi IDAI untuk membatasi ketat kegiatan anak di luar rumah. Selain itu, pembelajaran tatap muka ditunda, imunisasi rutin untuk penyakit menular tetap dilakukan, hingga segera berkonsultasi ke dokter bila ada anak mengalami gejala atau sakit.
"Bila terpaksa keluar, hindari berkegiatan di ruang tertutup, patuhi protokol kesehatan yang selama ini sudah dianjurkan," kata dia.
Yogyakarta: Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumadiono mengungkap, pasien anak yang terpapar
covid-19 kurang mendapat perhatian. Ia memperlihatkan beberapa aspek yang masih minim dimiliki fasilitas kesehatan.
"Karena jumlah pasien anak tidak sebanyak (pasien) dewasa, pasien anak kurang mendapat perhatian," kata Sumadiono di Yogyakarta Minggu, 27 Juni 2021.
Ia mengatakan, tak semua rumah sakit rujukan pasien covid-19 memiliki ruang ICU, dokter, perawat dan fasilitas untuk pasien anak. Di sisi lain, penambahan jumlah kasus covid-19 di DIY dalam lebih sepekan terakhir bertambah signifikan.
Menurut Sumadiono, ada sebanyak 6.663 pasien covid-19 usia anak-anak. Angka ini sebanyak 12,7 persen kasus covid-19 di DIY.
Baca: Jokowi: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
"Fatality rate (angka kematian kasus) sebesar 0,09 persen. DIY ada di urutan kelima. Kadang bervariasi ke empat hingga ke tujuh," kata dia.
Ia menyebutkan, kasus penularan covid-19 terhadap anak sempat menurun pada periode Desember 2020 hingga Mei 2021. Setelah itu kasus cenderung fluktuatif dan cenderung meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
"Sampai bulan Juni jumlah kasus cenderung naik. Jumlah bangsal pasien lebih banyak untuk dewasa," ungkapnya.
Baca: Pasien Covid-19 Kota Tasikmalaya Jalani Perawatan Darurat dalam Ambulans
Sumadiono mengungkapkan, angka kasus pasien anak terbilang tinggi lantaran jumlah penduduk di DIY tidak besar seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah. Ia mengatakan, risiko anak terpapar covid-19 kian tinggi menyusul masuknya varian delta ke Indonesia.
Pihaknya mendukung rekomendasi IDAI untuk membatasi ketat kegiatan anak di luar rumah. Selain itu, pembelajaran tatap muka ditunda, imunisasi rutin untuk penyakit menular tetap dilakukan, hingga segera berkonsultasi ke dokter bila ada anak mengalami gejala atau sakit.
"Bila terpaksa keluar, hindari berkegiatan di ruang tertutup, patuhi protokol kesehatan yang selama ini sudah dianjurkan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)