"Kita sudah tau, mereka para pelaku ini dari Pontianak, Kalimantan Barat, namun sulit untuk kita tangkap jika tidak benar-benar tertangkap tangan, barang bukti seperti ikan, bom dan lainnya mudah dihilangkan bahkan sebelum kapal kita mendekat barang bukti sudah hilang," kata Koordinator Pengawas (Korwas SDKP) Natuna, Maputra di Natuna, Jumat, 27 Januari 2023.
Ia mengatakan sebelum adanya keluhan masyarakat terkait maraknya aktivitas pengeboman ikan kepada Bupati setempat, Satwas SDKP Natuna sejak Februari 2022 sudah melakukan pengawasan dan mengetahui adanya aktivitas tersebut. "Sejak awal tahun lalu kita sudah mengetahui dan sudah kita lakukan patroli, namun karena kapal kita mudah dikenali maka sulit untuk melakukan penangkapan, kapal mereka juga sudah dimodifikasi lebih cepat dari kita," ujarnya.
Baca: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang 6 Meter di Laut Natuna Utara |
Ia juga mengatakan pihaknya telah mendapatkan informasi terkait pelaku pengeboman ikan justru bukan oleh nelayan setempat.
"Hal itu sudah menjadi perhatian khusus, dan PSDKP tetap melakukan patroli pengawasan di Midai, dan akan menindak pelanggaran ataupun tindak pidana perikanan berdasarkan aturan dan undang-undang yang berlaku," ucap Maputra.
Karena itu, upaya pencegahan lebih baik untuk dilakukan seperti meningkatkan pengawasan kepada pihak pengepul ikan hasil tangkapan menggunakan bom dan penyedia bahan baku bom itu sendiri.
"Kita tahu bahan bom itu dari pupuk, barang itu dari Malaysia, masuk ke Pontianak lalu ke Pemangkat bahkan pelakunya kita juga tau, namun jika itu di darat maka bukan wewenang kita lagi, karena itu butuh adanya kerja sama lintas sektor dalam hal ini pihak kepolisian," ujar Maputra.
Ia mengaku juga kesulitan melakukan upaya pencegahan. Sebab, bahan baku bom ikan merupakan bahan yang tidak dilarang karena bahan untuk pertanian.
"Sebenarnya tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api tinggal bagaimana kita serius secara bersama-sama menangani hal ini, kalau dari mulai pengepul dan pemasok bahan tidak ada maka tidak akan ada pelaku, itu saja," ujarnya.
Karena itu, Ia pihaknya akan terus melakukan upaya hukum di laut sebagai langkah pencegahan bahkan akan mengambil tindakan tegas sebagai pembelajaran bagi para pelaku.
"Kita akan lakukan tindakan hukum sebagai efek jera, karena setiap orang bisa diancam delapan tahun penjara jika terbukti melakukan tindakan pengeboman ikan dan menggunakan potasium, bukan main-main," tutur dia.
Berita terkait pelaku pengeboman ikan di Natuna menjadi berita paling banyak dibaca di kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga menarik banyak pembaca terkait banjir di Manado.
Manado: Bencana banjir dan longsor melanda Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat pagi ini, 27 Januari 2023. Peristiwa ini menyebabkan satu warga meninggaldan puluhan keluarga terdampak kejadian tersebut.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan guyuran hujan lebat yang terjadi di wilayah kota mengakibatkan debit air Sungai Tondano meluap.
Banjir di beberapa titik tidak dapat dihindari sehingga puluhan rumah terendam dengan tinggi muka air 80-300 sentimeter. Wilayah yang terendam banjir terjadi di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang dan Singkil.
Baca: Pemprov Sulut Dirikan Posko Darurat Bencana Banjir Manado |
Sementara itu, tanah longsor melanda enam wilayah kecamatan. Titik-tiitk longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea dan Tuminting. "Hingga siang ini, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lain masih melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan penilaian kebutuhan. Meskipun BPBD telah mendata keluarga terdampak, belum ada informasi mengenai pos pengungsian yang diaktifkan," kata Muhari.
Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor. Namun pihak BPBD belum merinci tingkat dampak kerusakan. Data kebutuhan sementara yang sangat diperlukan warga terdampak, antara lain matras, selimut, pakaian, dan makanan siap saji.
Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah untuk Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi di beberapa kecamatan.
Kecamatan Paal Dua, Singkul, Wanea dan Tumiting yang saat ini terjadi longsor termasuk wilayah dengan kategori menengah, sedangkan Bunaken pada menengah hingga tinggi.
Pada kajian inaRISK, Kota Manado teridentifikasi memiliki potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi di 7 kecamatan. Wilayah yang saat ini terdampak tanah longsor termasuk dengan potensi tinggi tersebut.
Berita yang juga turut menyedot perhatian pembaca terkait kasus campak di Aceh.
Banda Aceh: Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh menyatakan kasus campak meningkat pada 2022 sebanyak 3.031 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Pidie, Aceh.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, Iman Murahman, mengatakan sebelumnya jumlah kasus campak di Aceh sempat mengalami penurunan.
"Sebelumya sempat turun di 2020 sebanyak 231 kasus dan 127 kasus pada 2021. Namun, jumlah kasus campak mengalami peningkatan drastis pada 2022 hingga menjadi 3.031 kasus," kata Iman, Jumat, 27 Januari 2023.
Baca: Dinkes Jawa Barat Tetapkan Status KLB Campak |
Iman menerangkan, dari hasil pengujian yang di lakukan pada 2022 sebanyak 1.553 sampel, 941 di antaranya dinyatakan positif campak. "Kasus terbanyak saat ini terjadi di Kabupaten Pidie yang mencapai 800 kasus," ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai penularan campak. Apalagi, belum ada obat bagi penyakit campak yang disebabkan oleh virus tersebut.
"Satu-satunya upaya pencegahan yaitu melalui pemenuhan imunisasi inti dasar lengkap bagi anak," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News