Banda Aceh: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, mengeluarkan peringatan dini terkait munculnya bibit siklon di laut Aceh bagian barat.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Nasrol Adil, menyebut saat ini mulai terdeteksi tumbuhnya bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia Barat Aceh.
“Kondisi tersebut berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang serta dapat menyebabkan bencana banjir dan longsor sejak 9-11 November 2021,” ujar Nasrol, Rabu, 10 November 2021.
Menurut dia, berdasarkan pantauan AoM TCWC (Tropical Cyclone Warning Centre) Jakarta, terdapat potensi daerah tekanan rendah atau Bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia Barat Aceh dengan kecepatan angin di pusatnya mencapai 20 Knots dan tekanan udara 1010 MB, bergerak ke arah Barat (menjauhi wilayah Indonesia).
“Bibit siklon ini berpotensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah,” ucapnya.
Baca juga: Kabupaten Empat Lawang Tolak Vaksin Moderna
Nasrol menjelaskan, bibit siklon 91B membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di pesisir barat hingga selatan Aceh. Mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Simeulue, dan daerah pertemuan angin (konfluensi) di Selat Malaka sebelah Timur Aceh.
Kondisi ini, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Juga disertai petir dan angin kencang di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengimbau seluruh bupati/wali kota, di wilayah yang berpotensi terjadinya curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk siaga.
Masyarakat dan pemerintah setempat juga diminta bersiap-siap jika terjadi bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
“Kesiap-siagaaan penting, agar jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan instansi terkait bisa segera mengaktifkan rencana kontijensi menjadi rencana operasi penanggulangan bencana,” ujar Nova.
Dia juga telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Aceh BPBA) untuk memantau perkembangan situasi dari hari ke hari.
"Termasuk berkoordinasi intensif dengan BPBD kabupaten/kota serta mitra kerja lainnya seperti Dinas Sosial, TNI dan Polri," kata Nova.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada. Jika terjadi bencana, warga diminta segera melapor ke pihak terkait.
“Jika terjadi fenomena alam atau bencana segera berkoordinasi dengan BPBD setempat. Kami juga terus akan memonitor setiap potensi yang akan terjadi,” jelasnya.
Banda Aceh:
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, mengeluarkan peringatan dini terkait munculnya bibit siklon di laut Aceh bagian barat.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Nasrol Adil, menyebut saat ini mulai terdeteksi tumbuhnya bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia Barat Aceh.
“Kondisi tersebut berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang serta dapat menyebabkan bencana banjir dan longsor sejak 9-11 November 2021,” ujar Nasrol, Rabu, 10 November 2021.
Menurut dia, berdasarkan pantauan AoM TCWC (Tropical Cyclone Warning Centre) Jakarta, terdapat potensi daerah tekanan rendah atau Bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia Barat Aceh dengan kecepatan angin di pusatnya mencapai 20 Knots dan tekanan udara 1010 MB, bergerak ke arah Barat (menjauhi wilayah Indonesia).
“Bibit siklon ini berpotensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah,” ucapnya.
Baca juga:
Kabupaten Empat Lawang Tolak Vaksin Moderna
Nasrol menjelaskan, bibit siklon 91B membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di pesisir barat hingga selatan Aceh. Mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Simeulue, dan daerah pertemuan angin (konfluensi) di Selat Malaka sebelah Timur Aceh.
Kondisi ini, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Juga disertai petir dan angin kencang di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengimbau seluruh bupati/wali kota, di wilayah yang berpotensi terjadinya curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk siaga.
Masyarakat dan pemerintah setempat juga diminta bersiap-siap jika terjadi bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
“Kesiap-siagaaan penting, agar jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan instansi terkait bisa segera mengaktifkan rencana kontijensi menjadi rencana operasi penanggulangan bencana,” ujar Nova.