Warga Dusun Ngipik, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memanfaatkan air keruh dari sebuah sumur untuk kebutuhan domestik. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Warga Dusun Ngipik, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memanfaatkan air keruh dari sebuah sumur untuk kebutuhan domestik. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Akses Sulit, Warga Gunungkidul Tetap Datangi Sumur Tua demi Dapatkan Air

Ahmad Mustaqim • 10 Oktober 2023 14:13
Gunungkidul: Sejumlah perempuan di Dusun Ngipik, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rela menapaki jalan terjal selama 20 menit untuk mencari sumber air.
 
Warga beramai-ramai membawa jeriken berbagai ukuran dan melewati perbukitan dan berdampingan dengan jurang untuk sampai di sebuah rumah. Di lokasi itu terdapat sumur tua yang masih menyimpan air. 
 
"Aksesnya cuma pakai jalan kaki," kata seorang warga Ngipik, Hariyanti.

Sumur yang dipagari bambu itu tampak mengering. Tiang penyangga yang juga dari bambu, ikut berderit kala ember timba menarik air dari dalam tanah naik ke permukaan. Meski pada akhirnya air yang ada berwarna keruh, warga tetap memindahkannya ke jeriken-jerikan untuk dibawa pulang.
 
Satu per satu warga bergantian menimba dari sumur tersebut. Air yang didapatkan mayoritas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 
 
"Airnya harus didiamkan dulu di ember biar mengendap sebelum nanti dipakai," katanya. 
 
Baca juga: Dampak El Nino, 21 Daerah di Jatim Kesulitan Air Bersih

Sumur tersebut, kata dia, milik warga yang sudah pindah ke Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pada musim kemarau, sumur itu menjadi bagian penting untuk kehidupan warga. 
 
"Sejak saya lahir, air di sini keruh saat kemarau, karena memang sumbernya tinggal sedikit. Mungkin satu bulan lagi, airnya benar-benar kering," ucapnya.
 
Sumur berair keruh itu menjadi penyambung kehidupan bagi warga RT 1 Dusun Ngipik. Meski terdapat sumber air lain, namun lokasinya lebih jauh dan ekstrem. Sejak Juli lalu, warga setiap hari datang ke lokasu tersebu. Warga memilih menempuh perjalanan jauh ketimbang harus membeli air bersih yang harganya mahal.
 
"Airnya memang bau (tanah) tapi tetap bisa dipakai mandi. Bisa buat masak didiamkan semalam," ujarnya. 
 
Ketua RT 01 Dusun Ngipik, Suranto, mengatakan ada sebanyak 22 warganya yang menggantungkan kebutuhan air dari sumur itu. Menurutnya, warga biasa mengambil air saat pagi dan sore hari. 
 
"Di sini tak ada (akses) PDAM ataupun SPAM karena lokasinya tinggi (perbukitan). Harapannya ada pihak membantu bila memungkinkan," ungkapnya. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan