"Target prevalensi stunting anak di Kabupaten Madiun sebesar 9,5 persen pada tahun 2024. Sementara, sesuai data saat ini prevalensi berada di angka 17 persen," ujar Bupati Madiun Ahmad Dawami, Rabu, 15 Februari 2023.
Untuk menurunkan angka stunting, Pemkab Madiun telah melakukan audiensi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk evaluasi penanganan stunting pada akhir 2022. "Audiensi itu untuk mengetahui kendala dan akar masalah. Setelah mengetahui akar masalahnya, kami harus memperbaiki penanganan dan melakukan intervensi agar lebih maksimal. Salah satunya intervensi dengan menggelar bulan timbang serentak di seluruh desa dan kelurahan saat ini," ujar Ahmad.
Baca: Kepala BKKBN: Penanganan Stunting di Jateng Bisa Dicontoh Daerah Lain |
Melalui bulan timbang serentak, bayi dan balita akan dipantau dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
Selain itu, akan diberikan vitamin dan makanan tambahan serta penyuluhan dari kader posyandu terkait edukasi pencegahan stunting anak.
Baca selengkapnya di sini
Berita terkait kasus stunting di Madiun menjadi berita paling banyak dibaca di kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait kecelakaan bus pariwisata yang membawa siswa SMPN 4 Tangerang.
Tangerang: Bus yang mengangkut puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Kota Tangerang mengalami kecelakaan di tol Jakarta-Cikampek KM 18, Bekasi. Bus yang terlibat tabrakan beruntun itu sebanyak 3 dari 6 bus yang ditumpangi siswa hendak menuju Kota Bandung, Jawa Barat.
"Peristiwa awalnya itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, tiga bus rombongan kita konvoi, tiba-tiba disalip sama mobil pribadi, terus berhenti di depan bus. Otomatis bus yang jaraknya terlalu dekat itu ngerem mendadak dan terjadilah kecelakaan beruntun itu," kata Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMPN 4 Kota Tangerang, Iswanto, Rabu, 15 Februari 2023.
Baca: Bawa Mobil Dinas, Remaja di Makassar Tewas Kecelakaan |
Berdasarkan keterangan salah satu guru yang ikut, Iswanto menuturkan, akibat insiden tersebut empat siswa dan dua guru dipulangkan lantaran mengalami luka-luka dan trauma. Namun perjalanan studi tur menuju sejumlah lokasi wisata di Bandung tetap dilanjutkan dengan mendatangkan bus pengganti.
"Kondisi kaca bus pecah, satu orang terkena pecahan kaca karena memang beradu dengan bus yang berada di depannya. Setelah kejadian itu, mereka langsung menghubungi dan meminta bus pengganti. Karena trauma dengan kejadian, ada yang pulang ke rumahnya masing-masing, sementara yang lain melanjutkan perjalanan. Mereka sudah berada di Jatinangor," jelasnya. Iswanto menjelaskan kegiatan studi tur itu diikuti sebanyak 320 siswa kelas 2 SMP berlangsung hanya satu hari. Namun, study tur dalam satu hari tersebut menuju ke tiga tempat, museum Biologi, museum Sribaduga, dan terakhir rekreasi di Jatinangor.
"Yang ikut itu ada 320 siswa dari kelas 8 (2 SMP), yang pulang tadi ada 4 orang. Kegiatan dalam rangka study tur atau pembelajaran keluar, total ada 6 bus yang berangkat," ungkapnya.
Berita lain yang turut mendapat perhatian dari pembaca ihwal pencabulan 21 siswa di Banyuwangi.
Banyuwangi: Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Banyuwangi Kota, AKP Kusmin, menyebut pedagang mainan keliling pelaku dugaan pencabulan terhadap puluhan siswi sekolah dasar itu melakukan aksinya dalam kurun waktu satu bulan.
"Dari hasil pemeriksaan penyidik, pelaku yang merupakan pedagang mainan keliling ini mengakui aksinya itu dilakukan sejak Januari 2023 saat tersangka sedang menjajakan dagangannya di sekolah-sekolah," kata Kusmin di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu, 15 Februari 2023.
Baca: Diduga Cabuli 21 Siswa, Pedagang Mainan di Sekolah Ditangkap |
Kusmin menjelaskan tersangka inisial MM (50) warga Desa Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, berdalih melakukan aksi cabul itu karena ungkapan kasih sayang kepada siswi sekolah dasar yang menjadi korban dugaan pencabulan.
Menurut dia di hadapan penyidik tersangka menjalankan aksinya dengan cara memberikan iming-iming seperti pemberian mainan gratis, diberi uang dan juga dijanjikan untuk diajari mengendarai sepeda motor. "Dari jumlah 21 orang siswi korban dugaan pencabulan oleh pedagang mainan keliling itu, dua korban masih duduk di bangku kelas V SD, dua korban kelas VI SD," jelasnya.
Sedangkan sembilan korban lainnya duduk di bangku kelas III SD, enam korban masih duduk dibangku kelas II SD dan IV korban lainnya masih kelas I SD.
Kusmin mengatakan tersangka dijerat Pasal 82 Ayat 1 atau Ayat 4 Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak.
"Pasal yang disangkakan adalah tentang perlindungan anak karena para korban masih berusia di bawah umur semua. Tersangka terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara," ungkapnya.
Kasus dugaan pencabulan terhadap 21 siswi salah satu sekolah SD di Banyuwangi yang dilakukan pedagang mainan keliling di sekolah dasar ini kemungkinan besar jumlah korban bisa bertambah, karena sampai saat ini yang melaporkan ke polisi masih hanya satu sekolah dasar saja.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News