Semarang: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan Universitas Negeri Semarang sudah tepat menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Ganjar menilai Habib Luthfi memang ulama kharismatik Tanah Air yang konsisten mempromosikan islam moderat dan nasionalisme di Tanah Air.
“Habib Luthfi mungkin bukan seperti doktor yang meneliti. Tapi hampir seluruh perkataan, perbuatan, dan referensi-referensi yang diberikan kepada masyarakat sudah melebihi doktor sebenarnya,” kata Ganjar usai menghadiri pengukuhan gelar doktor kehormatan kepada Habib Luthfi di Unnes, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 9 November 2020.
Ganjar mengatakan Habib Luthfi merupakan sosok langka di Tanah Air. Ceramah-ceramah keislaman Habib Luthfi selalu menyejukkan bagi keberagaman masyarakat Indonesia. “Jarang sekali orang kayak beliau dan konsisten. Nggak pernah meleset meleset. Maka, tepatlah kalau Habib Luthfi mendapatkan anugrah tertinggi akademisi itu,” ujar Ganjar menegaskan.
Habib Luthfi dikukuhkan sebagai Guru Kehormatan Unnes setelah memaparkan makalah dengan tema Strategi Komunikasi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Bangsa. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu mengaku tidak tahu apa sebenarnya yang melandasi Unnes mengganjarnya gelar doktor kehormatan.
"Gelar ini merupakan kehormatan bagi saya. Akan tetapi saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi Unnes memandang saya pantas mendapatkan gelar kehormatan ini. Semoga apa yang dilakukan Unnes mendapat keberkahan dan rida Allah," jelas Habib Luthfi.
Baca: Universitas Negeri Semarang Anuegrahi Habib Luthfi Gelar Doktor Kehormatan
Habib Luthfi mengatakan sejarah kebangsaan Indonesia tidak bisa lepas dari peran Walisongo dalam menyebarkan ajaran islam. Spirit nasionalisme dan perjuangan dakwah yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu bangsa ini sangat erat dengan dakwah yang diajarkan Walisongo.
"Sehingga wujud nasionalisme kebangsaan ini merupakan manifestasi dari perjuangan dakwah. Sejarah panjang perjuangan mewujudkan negeri yang darussalam tidak terlepas dari usaha-usaha pejuang zaman dahulu," ujar Habib Luthfi.
Habib Luthfi menilai berdakwah di Indonesia dapat dilakukan dengan sepuluh strategi. Pertama, senantiasa meletakkan paradigma tauhid; kedua, mengedepankan pemahaman agama yang moderat dan inklusif; ketiga, melakukan strategi yang imperatif; keempat, strategi komunikasi efektif; kelima, melakukan strategi dakwah melalui proses pembersihan sikap dan perilaku; keenam, strategi dakwah melalui proses pendidikan; ketujuh, strategi dakwah dengan lebih menonjolkan gerakan kultural; kedelapan, strategi dakwah sosio-kultural; kesembilan, strategi dakwah melalui teknologi dan informasi; dan kesepuluh, strategi dakwah dengan menjunjung tinggi dan menghormati simbol-simbol negara.
'Dalam berdakwah, tidak hanya berfokus pada pembangunan spiritual jiwa manusia. Tapi juga harus mengurus pemberdayaan ekonomi umat," jelas Habib Luthfi.
Menurut Habib Luthfi, Indonesia memiliki sistem ekonomi unik yang menjadi pembeda dari sistem sosialis dan kapitalis. Kekhasan ini bisa dilihat pada rumusan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang meneguhkan perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
"Di sinilah muncul sistem ekonomi Nusantara atau ada yang menyebut dengan istilah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi nasional berkarakter gotong royong dan kekeluargaan," beber Habib Luthfi.
Sistem ekonomi nusantara ini memiliki semangat melakukan kerja dan menanggung resiko secara serentak, bersama-sama, tanpa memikirkan keuntungan pribadi. "Tujuan akhir dari sistem ekonomi nusantara ini lebih mengutamakan kebahagiaan bersama. Dengan platform ini maka pasti terhindar dari egoisme dan monopoli," tegas Habib Luthfi.
Semarang: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan Universitas Negeri Semarang sudah tepat menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Ganjar menilai Habib Luthfi memang ulama kharismatik Tanah Air yang konsisten mempromosikan islam moderat dan nasionalisme di Tanah Air.
“Habib Luthfi mungkin bukan seperti doktor yang meneliti. Tapi hampir seluruh perkataan, perbuatan, dan referensi-referensi yang diberikan kepada masyarakat sudah melebihi doktor sebenarnya,” kata Ganjar usai menghadiri pengukuhan gelar doktor kehormatan kepada Habib Luthfi di Unnes, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 9 November 2020.
Ganjar mengatakan Habib Luthfi merupakan sosok langka di Tanah Air. Ceramah-ceramah keislaman Habib Luthfi selalu menyejukkan bagi keberagaman masyarakat Indonesia. “Jarang sekali orang kayak beliau dan konsisten. Nggak pernah meleset meleset. Maka, tepatlah kalau Habib Luthfi mendapatkan anugrah tertinggi akademisi itu,” ujar Ganjar menegaskan.
Habib Luthfi dikukuhkan sebagai Guru Kehormatan Unnes setelah memaparkan makalah dengan tema Strategi Komunikasi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Bangsa. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu mengaku tidak tahu apa sebenarnya yang melandasi Unnes mengganjarnya gelar doktor kehormatan.
"Gelar ini merupakan kehormatan bagi saya. Akan tetapi saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi Unnes memandang saya pantas mendapatkan gelar kehormatan ini. Semoga apa yang dilakukan Unnes mendapat keberkahan dan rida Allah," jelas Habib Luthfi.
Baca:
Universitas Negeri Semarang Anuegrahi Habib Luthfi Gelar Doktor Kehormatan