Kristina Andriani, saat membuat kue di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Sukun Kota Malang, Jawa Timur/Dok. Lapas Sukun Malang.
Kristina Andriani, saat membuat kue di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Sukun Kota Malang, Jawa Timur/Dok. Lapas Sukun Malang.

Kisah Kristin, Kasih Sayang Ibu di Balik Jeruji Besi

Daviq Umar Al Faruq • 22 Desember 2021 18:07

Awalnya, Kristin mendekam di Lapas Klas I Madiun. Lalu, pada pertengahan 2017 ia dipindah ke Lapas Perempuan Kelas IIA Malang.
 
"Saya dapat remisi beberapa kali sejak 2017 sampai tahun ini. Total potongan hukuman penjara sekitar 12 bulan," ungkapnya.
 
Semenjak berada di Lapas Perempuan Malang, Kristin mengaku diajarkan membuat kue. Hingga ia dipercaya menjadi Tamping Bakery di lapas tersebut.

Sehari-harinya Kristin bekerja membuat kue di dalam lapas sejak pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Kue buatan Kristin kemudian dijual di luar lapas, sehingga ia mendapatkan pendapatan dari hasil jerih payahnya itu.
 
Baca: Berbagai Tradisi untuk Merayakan Hari Ibu di Berbagai Negara
 
"Biasanya saya bersama empat warga binaan lainnya buat cake, brownies bakar hingga bolu tulban. Kadang nerima pesanan dari luar lapas. Per bulan pendapatan saya antara Rp400-500 ribu," jelasnya.
 
Kristin selalu menyisihkan sebagian besar pendapatannya untuk dikirim ke anaknya. Ia tetap ingin menunjukkan perhatian dari seorang ibu, meski terhalang jarak.
 
"Biasanya saya kirim Rp350 ribu untuk uang saku anak saya, sisanya saya bawa untuk keperluan disini. Saya juga pernah sekali kirim kue buatan saya untuk anak. Dia senang," terangnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan