Medan: Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sumatra Utara menyatakan perburuan liar Harimau Sumatra masih terjadi di wilayahnya. Sehingga populasi Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) itu di Sumut semakin menyusut.
"Populasi di Sumut lebih memprihatinkan lagi, kami perkirakan hanya tersisa sekitar 33 ekor," ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Hotmauli Sianturi, Senin, 31 Agustus 2020.
Dia mengungkap, populasi Harimau Sumatra di Pulau Sumatra tersisa 400-600 ekor. Dia menjelaskan, berkurangnya populasi raja hutan itu akibat sejumlah hal.
Pertama adalah perburuan liar. Kedua yaitu akibat terjerat secara tidak sengaja oleh masyarakat.
"Biasanya, harimau yang terjerat itu terjadi secara tidak sengaja. Masyarakat berniat ingin menjerat babi, tetapi yang masuk jeratan harimau," terang Hotmauli.
Baca: Sindikat Perdagangan Organ Harimau Ditangkap
Dia menuturkan, konflik antara Harimau Sumatra dengan warga kembali terjadi di Sumut, di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan. Konflik terjadi sejak Mei 2020.
Konflik sempat surut, tetapi belakangan ini kembali marak. Pada Sabtu, 15 Agustus 2020, harimau kembali memangsa seekor kambing ternak warga di areal permukiman.
Tim BBKSDA Sumut bersama-sama petugas Koramil setempat, pihak kecamatan dan masyarakat turun ke lokasi pada Sabtu, 22 Agustus 2020, memasang perangkap (kandang jebak).
Upaya yang dilakukan tim berhasil. Pada Senin, 24 Agustus 2020, Harimau Sumatra tersebut masuk ke dalam perangkap. Selanjutnya harimau dievakuasi dan diobservasi ke Sanctuary Harimau Barumun Nagari untuk pengecekan kondisi kesehatan oleh tim BBKSDA dan tim medis.
Baca: Harimau Sumatra di Sumsel Tersisa 17 Ekor
Pihaknya akan melepasliarkan harimau ke habitatnya bila hasil pemeriksaan akhir tim medis menyatakan kondisi harimau sehat dan direkomendasikan layak untuk dilepasliarkan.
Hotmauli mengingatkan, konflik harimau dengan masyarakat tidak akan terjadi bila habitat satwa tidak terganggu. Apalagi, pada dasarnya setiap masyarakat adat mempunyai kearifan tersendiri sebagai proteksi terhadap harimau.
"Namun kearifan itu saat ini banyak yang tidak dilakukan lagi," tukasnya.
Medan: Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sumatra Utara menyatakan perburuan liar Harimau Sumatra masih terjadi di wilayahnya. Sehingga populasi Harimau Sumatra (
Panthera Tigris Sumatrae) itu di Sumut semakin menyusut.
"Populasi di Sumut lebih memprihatinkan lagi, kami perkirakan hanya tersisa sekitar 33 ekor," ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Hotmauli Sianturi, Senin, 31 Agustus 2020.
Dia mengungkap, populasi Harimau Sumatra di Pulau Sumatra tersisa 400-600 ekor. Dia menjelaskan, berkurangnya populasi raja hutan itu akibat sejumlah hal.
Pertama adalah perburuan liar. Kedua yaitu akibat terjerat secara tidak sengaja oleh masyarakat.
"Biasanya, harimau yang terjerat itu terjadi secara tidak sengaja. Masyarakat berniat ingin menjerat babi, tetapi yang masuk jeratan harimau," terang Hotmauli.
Baca: Sindikat Perdagangan Organ Harimau Ditangkap