Pekalongan: Sekitar 1.600 dari 9.000 warga terdampak banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, masih mengungsi di beberapa tempat pengungsian menyusul masih tingginya genangan banjir di sejumlah lokasi.
Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaidi mengatakan, curah hujan yang masih relatif tinggi menyebabkan beberapa wilayah dengan topografi cekung masih tergenang banjir.
"Banjir yang melanda Kota Pekalongan menyebabkan sekitar 9.000 warga terdampak mengungsi. Akan tetapi saat ini masih sekitar 1.600 yang mengungsi sehingga kami berharap banjir secepatnya surut," katanya, Rabu, 17 Februari 2021.
Baca juga: Pemkot Tangerang Akan Sanksi RT RW Lalai Prokes
Terkait dengan kedisiplinan pengungsi mematuhi protokol kesehatan, Afzan mengaku ada sekitar 50 persen warga yang mengungsi tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga pemkot mengajak mereka minimal memakai masker dan menjaga jarak.
"Kami terus mengimbau pengungsi harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Jumlah tempat dengan warga mengungsi yang tidak seimbang menjadi persoalan adanya ketidakpatuhan mereka mematuhi protokol kesehatan," ungkap dia.
Kendati demikian, kata dia, untuk mengurangi persebaran covid-19, pemkot akan melakukan pelacakan (tracing) terhadap para pengungsi agar tidak menimbulkan klaster baru.
"Kami akan melakukan pelacakan untuk menghindari pengungsi yang reaktif maupun positif menular pada warga yang lainnya. Yang jelas, kami akan berusaha mengontrol para pengungsi," katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha mengungkapkan saat ini banjir masih menyisakan dua wilayah kecamatan yang tergenang banjir yaitu Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat.
Adapun penyebab banjir yang tidak kunjung surut, terang Dimas, wilayah di dua kecamatan itu kondisi permukaan tanahnya lebih rendah dibanding wilayah lain sehingga genangan air sulit surut.
"Selain itu, gelombang tinggi juga menyebabkan rob mengalir ke sungai yang bermuara di wilayah utara dan menambah luberan atau genangan yang ada ke permukiman penduduk," jelasnya.
Menurut dia, beberapa wilayah kelurahan yang masih tergenang banjir antara lain Panjang Wetan, Krapyak, Tirto, dan Pasir Kraton Kramat khususnya wilayah Pasirsari serta Randujajar.
"Untuk mengurangi volume banjir, kami mengoptimalkan pompa penyedot air di sejumlah tempat dan mendatangkan pompa mobile," imbuh dia.
Pekalongan: Sekitar 1.600 dari 9.000 warga
terdampak banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, masih mengungsi di beberapa tempat pengungsian menyusul masih tingginya genangan banjir di sejumlah lokasi.
Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaidi mengatakan, curah hujan yang masih relatif tinggi menyebabkan beberapa wilayah dengan topografi cekung masih tergenang banjir.
"Banjir yang melanda Kota Pekalongan menyebabkan sekitar 9.000 warga terdampak mengungsi. Akan tetapi saat ini masih sekitar 1.600 yang mengungsi sehingga kami berharap banjir secepatnya surut," katanya, Rabu, 17 Februari 2021.
Baca juga:
Pemkot Tangerang Akan Sanksi RT RW Lalai Prokes
Terkait dengan kedisiplinan pengungsi mematuhi protokol kesehatan, Afzan mengaku ada sekitar 50 persen warga yang mengungsi tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga pemkot mengajak mereka minimal memakai masker dan menjaga jarak.
"Kami terus mengimbau pengungsi harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Jumlah tempat dengan warga mengungsi yang tidak seimbang menjadi persoalan adanya ketidakpatuhan mereka mematuhi protokol kesehatan," ungkap dia.
Kendati demikian, kata dia, untuk mengurangi persebaran covid-19, pemkot akan melakukan pelacakan (tracing) terhadap para pengungsi agar tidak menimbulkan klaster baru.
"Kami akan melakukan pelacakan untuk menghindari pengungsi yang reaktif maupun positif menular pada warga yang lainnya. Yang jelas, kami akan berusaha mengontrol para pengungsi," katanya.