Surabaya: Sebanyak 161 pemuda Barisan Reaksi Cepat (Baret) Rescue Partai NasDem Jawa Timur, dilatih sebagai regu penolong (SAR). Pelatihan melibatkan Basarnas Jatim, TNI, Polri, BPBD, Orari, rescue satwa, hingga PMI.
"Sesuai instruksi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, kerja-kerja politik harus dibarengi dengan kerja-kerja kemanusiaan," kata Ketua DPW Partai NasDem, Sri Sajekti Sudjunadi, Rabu, 9 Maret 2022.
Sri menjelaskan kecakapan SAR perlu dimiliki setiap personel Baret karena potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, bisa terjadi kapan saja.
"Partai NasDem harus bisa menjalankan misi kemanusiaan. Karena sebaik-baiknya manusia adalah dapat memberikan manfaat bagi sesama," katanya.
Menurut Sri, para anggota Baret diberikan pelatihan fisik bak militer hingga kemampuan penyelamatan dalam berbagai kondisi.
Baca juga: Daop 6 Yogyakarta Berlakukan Bebas Tes Antigen dan PCR
Wakil Ketua Panitia Diklatsar Baret Rescue Garda Pemuda NasDem Jatim, Deny Prasetya, mengatakan tujuan utama pelatihan agar setiap personel Garda Pemuda NasDem memahami penanganan teknik dan taktis tentang aksi tanggap bencana baik di darat hingga air.
"Kami tidak mengharapkan ada bencana, tapi kesiapsiagaan dan kewaspadaan wajib dilakukan. Ini salah satu alasan kami menyiapkan relawan yang siap diterjunkan kapan saja. Ini misi kemanusiaan," ujarnya.
Ia melanjutkan, pelatihan merupakan terobosan pertama yang dilakukan Partai NasDem agar bisa semakin dekat dengan masyarakat.
"Pelatihan ini bukan terkait simulasi saja, melainkan semacam praktik langsung saat terjadi bencana. Sehingga, mengetahui bagaimana cara asesmen dan evakuasi. Apalagi, saat malam hari, kita juga diterpa badai angin kencang. Jadi, latihan sekaligus praktik," ujarnya.
Salah satu peserta asal Kabupaten Jember, Helmy Samrudiansyah, mengaku dituntut menjadi petugas Baret yang profesional. Pelatihan Diklatsar baginya cukup berat sangat dibutuhkan baik untuk kelompok maupun individu.
"Tadinya kita sangat lemah dalam manajemen dan kekompakan. Selama di sini, dibentuk jiwa korsa, jiwa persatuan, dan memiliki wawasan kebangsaan, wawasan NasDem. Sehingga, kami memiliki jiwa kemanusiaan yang siap menolong orang," ungkapnya.
Sementara koordinator pelatihan Basarna, Brian Gautama, meyakini personel Baret NasDem dapat menjadi pioner penyelamatan pertama di lapangan.
Tidak dipungkiri, lanjutnya, ketika terjadi bencana, banyak muncul tenaga sukarela ke lokasi. Namun kebanyakan dari mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga justru menambah beban.
"Jadi sebelum bisa menolong orang, kita harus bisa menolong diri sendiri. Jangan sampai kita mau menolong, malah ikut terjebak menjadi korban," terang Brian.
Ia pun berharap pelatihan yang diberikan membuat Baret Rescue mampu berkolaborasi dengan Tim SAR dalam aksi penyelamatan tanggap bencana.
"Ketika kami melepaskan kepercayaan kepada potensi-potensi yang sudah terlatih, kami merasa lebih nyaman dan tidak was-was. Potensi-potensi baret rescue ini sudah sesuai dengan prosedur," jelas dia.
Surabaya: Sebanyak 161 pemuda Barisan Reaksi Cepat (Baret) Rescue Partai NasDem Jawa Timur, dilatih sebagai
regu penolong (SAR). Pelatihan melibatkan Basarnas Jatim, TNI, Polri, BPBD, Orari, rescue satwa, hingga PMI.
"Sesuai instruksi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, kerja-kerja politik harus dibarengi dengan kerja-kerja kemanusiaan," kata Ketua DPW Partai NasDem, Sri Sajekti Sudjunadi, Rabu, 9 Maret 2022.
Sri menjelaskan kecakapan SAR perlu dimiliki setiap personel Baret karena potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, bisa terjadi kapan saja.
"Partai NasDem harus bisa menjalankan misi kemanusiaan. Karena sebaik-baiknya manusia adalah dapat memberikan manfaat bagi sesama," katanya.
Menurut Sri, para anggota Baret diberikan pelatihan fisik bak militer hingga kemampuan penyelamatan dalam berbagai kondisi.
Baca juga:
Daop 6 Yogyakarta Berlakukan Bebas Tes Antigen dan PCR
Wakil Ketua Panitia Diklatsar Baret Rescue Garda Pemuda NasDem Jatim, Deny Prasetya, mengatakan tujuan utama pelatihan agar setiap personel Garda Pemuda NasDem memahami penanganan teknik dan taktis tentang aksi tanggap bencana baik di darat hingga air.
"Kami tidak mengharapkan ada bencana, tapi kesiapsiagaan dan kewaspadaan wajib dilakukan. Ini salah satu alasan kami menyiapkan relawan yang siap diterjunkan kapan saja. Ini misi kemanusiaan," ujarnya.
Ia melanjutkan, pelatihan merupakan terobosan pertama yang dilakukan Partai NasDem agar bisa semakin dekat dengan masyarakat.
"Pelatihan ini bukan terkait simulasi saja, melainkan semacam praktik langsung saat terjadi bencana. Sehingga, mengetahui bagaimana cara asesmen dan evakuasi. Apalagi, saat malam hari, kita juga diterpa badai angin kencang. Jadi, latihan sekaligus praktik," ujarnya.
Salah satu peserta asal Kabupaten Jember, Helmy Samrudiansyah, mengaku dituntut menjadi petugas Baret yang profesional. Pelatihan Diklatsar baginya cukup berat sangat dibutuhkan baik untuk kelompok maupun individu.
"Tadinya kita sangat lemah dalam manajemen dan kekompakan. Selama di sini, dibentuk jiwa korsa, jiwa persatuan, dan memiliki wawasan kebangsaan, wawasan NasDem. Sehingga, kami memiliki jiwa kemanusiaan yang siap menolong orang," ungkapnya.
Sementara koordinator pelatihan Basarna, Brian Gautama, meyakini personel Baret NasDem dapat menjadi pioner penyelamatan pertama di lapangan.
Tidak dipungkiri, lanjutnya, ketika terjadi bencana, banyak muncul tenaga sukarela ke lokasi. Namun kebanyakan dari mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga justru menambah beban.
"Jadi sebelum bisa menolong orang, kita harus bisa menolong diri sendiri. Jangan sampai kita mau menolong, malah ikut terjebak menjadi korban," terang Brian.
Ia pun berharap pelatihan yang diberikan membuat Baret Rescue mampu berkolaborasi dengan Tim SAR dalam aksi penyelamatan tanggap bencana.
"Ketika kami melepaskan kepercayaan kepada potensi-potensi yang sudah terlatih, kami merasa lebih nyaman dan tidak was-was. Potensi-potensi baret rescue ini sudah sesuai dengan prosedur," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)