Ilustrasi. (Foto: ANTARA/M Arif Pribadi)
Ilustrasi. (Foto: ANTARA/M Arif Pribadi)

Dinkes Kalbar Akui Lambat Laporkan Hasil Tes Usap

Antara • 05 Oktober 2020 08:51
Pontianak: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, mengakui masih lambat memberikan laporan tes usap dari sampel yang dikirim. Salah satu sebab, karena ada beberapa pemda yang mengirimkan sampel melebihi kuota yang ditentukan.
 
"Ini menanggapi pertanyaan Ibu Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, masih banyak sampel yang belum selesai diperiksa. Sebenarnya banyak pemeriksaan sampel tes usap yang kami sudah selesaikan," kata Harisson, Senin, 5 Oktober 2020.
 
Harisson mengungkapkan tidak semua sampel yang dikirim harus selesai tepat waktu, mengingat kapasitas Laboratorium Untan dan jumlah sampel tes usap yang dikirimkan oleh Kabupaten Landak melebihi kuota.

"Untuk minggu ke-3 dan ke-4 September dan minggu 1 Oktober berturut turut sejumlah 380, 558, 530 sampel. Kalau kami hanya menyelesaikan Landak, kasihan kabupaten/kota yang lain, untuk itu harus dibagi," ujarnya.
 
Baca juga: Pengendara Roda Dua Diminta Waspada 'Klaster Berteduh'
 
Saat ini, kata Harison, dengan enam hari kerja, kapasitas Laboratorium Untan bisa memeriksa sebanyak 3.000-4.000 sampel tes usap dalam kondisi optimal. Pada beberapa kesempatan, laboratorium kerap mengalami kendala lantaran sampel gagal diteliti dan alat PCR tidak bisa mengeluarkan hasil.
 
"Makanya dalam Pergub 110/2020 diatur 200 sampel per minggu, per kabupaten/kota, sehingga sampel yang akan diperiksa untuk 13 kabupaten/kota sebanyak 2.600 sampel per minggu, dan sisa kuotanya untuk pemeriksaan pasien di rumah sakit atau populasi tertentu yang memerlukan pemeriksaan swab," katanya.
 
 

Tetapi dalam pelaksanaannya, kata Harisson, ada kabupaten/kota yang sangat semangat melaksanakan testing dan tracing. Mereka mengirimkan sampel dengan jumlah yang jauh lebih tinggi dari kuotanya.
 
"Kami pahami dan sangat kami hargai. Dalam pemeriksaan sampel tes usap di Lab Untan, tentunya kami tidak akan hanya memprioritaskan salah satu kabupaten atau kota saja, semua terpaksa diantrekan berdasarkan prinsip first in first out (fifo) dan azas pemerataan," jelasnya.
 
Dirinya berharap, Pemerintah kabupaten/kota yang sangat serius dan semangat mengirim sampel tes usap dalam mengatasi pandemi COVID-19 harus juga diimbangi dengan menyediakan alat untuk pemeriksaan PCR sendiri, sehingga tidak terlalu tergantung dengan pemerintah provinsi.
 
Baca juga: Dishub Lebak Perketat Pemeriksaan Selama PSBB
 
"Kalau memang serius ingin mengatasi pandemi di daerahnya, kabupaten/kota beli lah alat PCR sendiri seperti Kabupaten Sintang, sehingga sampel tes usap bisa langsung diperiksa pada hari itu juga," ungkapnya.
 
Pemerintah Provinsi juga tidak tinggal diam terhadap permasalahan ini. Dinas Kesehatan sudah diperintahkan untuk mengaktifkan Labkesda Provinsi dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota untuk mengaktifkan Labkesda Kota Pontianak untuk dapat melaksanakan pemeriksaan swab PCR.
 
Dia menambahkan saat ini pihaknya sudah memesan empat unit alat PCR, untuk menambah kapasitas pemeriksaan tes usap covid-19 dari masyarakat.
 
"Kami tahu kemampuan Lab Untan hanya 500-700 per-hari, sehingga kita kembali memesan empat unit alat RT-PCR lagi. Insyaallah minggu depan sudah datang dan mudah-mudahan segera bisa beroperasi," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MEL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan