Wamena: Perang yang terjadi antarmasyarakat dua kampung di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu, 9 September 2020, mengakibatkan lima orang terluka. Kelima warga itu terkena anak panah.
Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen mengatakan perang bermula saat tiga orang tidak dikenal membakar satu rumah tradisional tidak berpenghuni di kawasan Kampung Meagama, Distrik Hubikosy.
"Dengan pembakaran itu, bentrok tak dapat dihindari sehingga ada tiga korban di pihak Pelebaga, dua korban di pihak Meagama, Distrik Hubikosy. Semua korban ini hidup, hanya luka-luka," ujarnya, Kamis, Semua (panah) masuk di betis dan paha," katanya, Kamis, 10 September 2020.
Baca juga: Kronologi Perselisihan Antarjemaat Gereja HKBP Cibinong
Kepolisian masih mendalami identitas tiga orang tidak dikenal yang diduga menjadi pemicu perang. Insiden itu membuat pihak Meagama mencurigai bahwa pembakaran dilakukan oleh masyarakat Wukahilapok di Distrik Pelebaga. Sehingga mereka melakukan penyerangan ke perbatasan antara kedua kampung dan mengakibatkan lima warga terkena anak panah.
Sebelum terjadinya perang pada Rabu siang hingga sore, masyarakat masing-masing kampung memang siaga dengan senjata tradisional karena mendengar isu akan ada aksi saling perang.
"Isu sampai ke masyarakat Meagama bahwa masyarakat Pelebaga ada yang kena panah, sehingga Meagama siaga. Isu lain juga menyebutkan bahwa masyarakat Meagama kenapa panah dan mati di RSUD sehingga mereka saling jaga. Tetapi setelah kami cek, ternyata ini (isu) semua bohong," jelasnya.
Wamena: Perang yang terjadi
antarmasyarakat dua kampung di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu, 9 September 2020, mengakibatkan lima orang terluka. Kelima warga itu terkena anak panah.
Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen mengatakan perang bermula saat tiga orang tidak dikenal membakar satu rumah tradisional tidak berpenghuni di kawasan Kampung Meagama, Distrik Hubikosy.
"Dengan pembakaran itu, bentrok tak dapat dihindari sehingga ada tiga korban di pihak Pelebaga, dua korban di pihak Meagama, Distrik Hubikosy. Semua korban ini hidup, hanya luka-luka," ujarnya, Kamis, Semua (panah) masuk di betis dan paha," katanya, Kamis, 10 September 2020.
Baca juga:
Kronologi Perselisihan Antarjemaat Gereja HKBP Cibinong
Kepolisian masih mendalami identitas tiga orang tidak dikenal yang diduga menjadi pemicu perang. Insiden itu membuat pihak Meagama mencurigai bahwa pembakaran dilakukan oleh masyarakat Wukahilapok di Distrik Pelebaga. Sehingga mereka melakukan penyerangan ke perbatasan antara kedua kampung dan mengakibatkan lima warga terkena anak panah.