Jepara: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara menyiapkan anggaran Rp51 juta untuk menangani kekeringan tahun ini. Semula, BPDB Jepara menyiapkan Rp24 juta, kemudian pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) perubahan ditambah Rp27 juta.
Kepala BPBD Kabupaten Jepara, Kusmiyanto, mengatakan sebagaian besar alokasi anggaran untuk pengadaan dan pengiriman pasokan air bersih. Jika banyak desa yang mengajukan permintaan pengiriman air bersih, maka anggaran yang tersedia tidak cukup untuk satu bulan.
"Kalau yang mengajukan banyak, anggaran Rp24 juta bisa habis dalam waktu seminggu untuk pengiriman air bersih. Itu sebabnya pada APBD perubahan kemudian ditambah," ujar Kusmiyato, Minggu, 20 September 2020.
Baca: Krisis Air Bersih Melanda Kabupaten Jombang
Kusmiyanto meyakini, anggaran yang tersedia untuk mengatasi kekeringan masih kurang. Pihaknya meminta peran aktif instansi terkait untuk mengatasi kekeringan.
"Yang sudah-sudah seperti itu, perusahaan-perusahaan juga mengeluarkan CSR (corporate social and responsibility) untuk pengiriman air bersih kepada masyarakat yang terdampak," teranganya.
Berdasar hasil pemetaan, ada 47 desa di Jepara rawan kekeringan. Selama September ini sudah ada tujuh desa yang terdampak kemarau. Yaitu Desa Plajan, Blimbing Rejo, Clering, Blingoh, Bungu, Kaliombo, dan Panggung.
"Yang sudah dipasok air bersih baru dua desa, yaitu Desa Plajan dan Blimbing Rejo. Untuk Desa Clering dan Kaliombo sudah siap dikirim (air bersih) tapi masih menunggu persiapan desa untuk penampungan air," tukas Kusmiyanto.
Jepara: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara menyiapkan anggaran Rp51 juta untuk menangani
kekeringan tahun ini. Semula, BPDB Jepara menyiapkan Rp24 juta, kemudian pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) perubahan ditambah Rp27 juta.
Kepala BPBD Kabupaten Jepara, Kusmiyanto, mengatakan sebagaian besar alokasi anggaran untuk pengadaan dan pengiriman pasokan air bersih. Jika banyak desa yang mengajukan permintaan pengiriman air bersih, maka anggaran yang tersedia tidak cukup untuk satu bulan.
"Kalau yang mengajukan banyak, anggaran Rp24 juta bisa habis dalam waktu seminggu untuk pengiriman air bersih. Itu sebabnya pada APBD perubahan kemudian ditambah," ujar Kusmiyato, Minggu, 20 September 2020.
Baca: Krisis Air Bersih Melanda Kabupaten Jombang
Kusmiyanto meyakini, anggaran yang tersedia untuk mengatasi kekeringan masih kurang. Pihaknya meminta peran aktif instansi terkait untuk mengatasi kekeringan.
"Yang sudah-sudah seperti itu, perusahaan-perusahaan juga mengeluarkan CSR (corporate social and responsibility) untuk pengiriman air bersih kepada masyarakat yang terdampak," teranganya.
Berdasar hasil pemetaan, ada 47 desa di Jepara rawan kekeringan. Selama September ini sudah ada tujuh desa yang terdampak kemarau. Yaitu Desa Plajan, Blimbing Rejo, Clering, Blingoh, Bungu, Kaliombo, dan Panggung.
"Yang sudah dipasok air bersih baru dua desa, yaitu Desa Plajan dan Blimbing Rejo. Untuk Desa Clering dan Kaliombo sudah siap dikirim (air bersih) tapi masih menunggu persiapan desa untuk penampungan air," tukas Kusmiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)