Rizky menyebut dalam setiap wilayah atau kecamatan, setiap harinya terdapat sebanyak 18 pasang yang menikah dengan lokasi yang berbeda.
"Sedangkan saat ini, jumlah penghulu secara keseluruhan di Kota Cirebon, hanya ada 12 orang," kata Rizky di Cirebon, Senin, 25 September 2023.
Baca: Indonesia Darurat Penghulu, Kemenag: Nikah di KUA Jadi Solusi
|
Dia mencontohkan saat ini di Kecamatan Harjamukti dalam setiap tahunnya terdapat sebanyak 700 – 1.000 persitiwa pernikahan. Jika berbicara ideal, maka seharusnya jumlah penghulu di Kecamatan tersebut berjumlah sekitar 5 orang. Namun saat ini hanya terdapat sebanyak 3 penghulu saja.
Kekurangan penghulu juga terjadi di sejumlah kecamatan lainnya di Kota Cirebon, seperti Kesambi, Lemahwungkuk dan Kejaksan. Di setiap kecamatan tersebut rata-rata peristiwa pernikahan yang terjadi setiap tahunnya mencapai 400-700.
"Untuk yang jumlah penghulunya bisa dibilang proporsional, hanya Kecamatan Pekalipan," ungkap Rizky.
Rizky menyebut kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama, bahkan menurutnya upaya pemenuhan kuota penghulu dari Kementerian Agama pusat masih belum optimal.
Baca: Ingin Nikah di Luar Negeri Seperti Pratama Arhan dan Azizah Salsha? Ini Syarat dan Prosedurnya
|
Karena menrut dia, jumlah lowongan yang dibuka untuk menjadi penghulu dengan kebutuhan penghulu sangat tidak berimbang.
"Misalkan ada 1.000 penghulu yang masuk masa pensiun, maka hanya ada sekitar 200 lowongan saja yang dibuka," beber Rizky.
Ia juga sangat khawatir dengan kondisi penghulu yang ada saat ini karena mayoritas penghulu ASN dan menjelang masa pensiun. Dari 12 penghulu yang ada, mayoritas berumur 58-60 tahun.
Apalagi jumlah peristiwa pernikahan pascapandemi covid-19 berakhir, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ia memperkirakan setiap harinya ada sekitar 6 sampai 16 peristiwa pernikahan yang terjadi disetiap kecamatan.
"Kalau jumlah pernikahannya sedang banyak, sangat repot," ujar Rizky.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id