Sutarji menunjukkan salah satu koleksinya berupa keranda mayat (Foto / Istimewa)
Sutarji menunjukkan salah satu koleksinya berupa keranda mayat (Foto / Istimewa)

Bikin Bergidik, Warga Tulungagung Hobi Koleksi Keranda

Clicks.id • 30 Desember 2021 07:55

Dari sekian koleksinya yang buat bulu kuduk merinding adalah koleksi 11 helai tali pocong milik orang meninggal, helm bekas korban kecelakaan, dan pakaian orang yang sudah wafat. Sutarji mengaku ia menyukai mengoleksi benda-benda antik sejak puluhan tahun silam. Barang-barang itu ia dapat dari berbagai wilayah di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
 
"Banyak yang beli, kadang orang ke sini bawa barang saya beli, kalau enggak begitu dikasih info di rumahnya orang terus saya datangi saya beli, tapi ada juga yang enggak boleh dibeli," ucapnya.
 

Sempat Ditolak Keluarga


Hobinya mengoleksi benda-benda antik dan berhubungan dengan kematian ini awalnya juga mendapat pertentangan dari istri dan anak-anaknya. Namun untuk merayu meyakinkan sang istri, dia mencoba membagi rumahnya.
 
"Awalnya istri ya engak terima, lalu tak buatkan rumah tiga petak di depan itu khusus untuk istri dan anak-anak, nah yang belakang ini saya pakai untuk menyimpan benda-benda ini," tuturnya.

Tetapi lambat laun hobi Sutarji mendapat respons positif dari istri dan anaknya. Bahkan hingga kedua anaknya menikah dan dia mempunyai cucu, keluarganya tak lagi mempermasalahkan hobi nyelenehnya. Menurutnya, benda-benda antik yang dikoleksinya ini menjadi semacam hiburan tersendiri bagi pria dengan dua orang anak ini.
 
Baca juga: Gempa M7,4 Guncang Maluku
 
"Di rumah ini kan tinggal berdua sama istri, ya untuk hiburan saja, saya suka soalnya. Kalau anak sekarang di Surabaya yang kedua, yang pertama di Ngunut, Tulungagung," katanya.
 
Kini sudah ribuan koleksi benda-benda antik ia kumpulkan di rumahnya sejak puluhan tahun lalu. Bahkan dirinya mengaku telah menghabiskan uang ratusan juta untuk membeli koleksi benda-benda antik untuk museum pribadinya itu. Dari benda-benda antik yang dimiliknya Dokar menjadi yang termahal dibelinya, yakni senilai Rp10 juta.
 
"Dokar cikar itu termahal harganya Rp10 juta. Kalau gerobak itu ada yang Rp3 juta, ada Rp4 juta, alat musik seperti jidor, gamelan itu juga beli semuanya. Kalau yang termurah itu kayak lumpang-lumpang tadi, itu harganya Rp100 ribuan," katanya.
 
 
Halaman Selanjutnya
Bukan Benda Cagar Budaya …
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan