Semarang: Setelah muncul klaster pendidikan di SMP swasta di Jepara dan SMP Negeri di Kudus, kini muncul klaster yang sama di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 179 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Jalan Brotojoyo, Semarang Utara, positif covid-19.
Kemunculan klaster pendidikan itu cukup mengejutkan, karena saat ini daerah di Jawa Tengah sedang getol mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi covid-19, Januari mendatang dengan melakukan berbagai persiapan dan simulasi.
"Saya tidak mau mengorbankan siswa, di sini belum saya pastikan kapan bisa dimulai PTM itu," kata Bupati Pati Haryanto, Sabtu, 5 Desember 2020.
Baca juga: Warga Semeru Kesulitan Pakan Ternak
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan kasus klaster pendidikan di Kota Semarang diketahui setelah ada beberapa siswa positif covid-19. Setelah dilakukan tes swab secara massal ditemukan lagi 152 siswa positif covid-19 hingga jumlahnya mencapai 179 orang dengan lima di antara mereka sembuh.
"Semua siswa terpapar positif covid-19 tersebut berstatus orang tanpa gejala (OTG). Mereka baru diketahui positif covid-19 setelah dilakukan tes," ujar Yulianto.
Mendapat laporan kasus covid-19 klaster pendidikan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh sekolah yang terpapar untuk menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka, bahkan untuk sementara simulasi pelaksanaan PTM juga dihentikan.
"Saya langsung minta sekolah tersebut ditutup, selain dilakukan sterilisasi pada sekolah juga segera dilakukan pelacakan dan tes swab massal," kata Ganjar.
Sedangkan siswa yang positif covid-19, ungkap Ganjar, langsung diisolasi untuk penyembuhan dan mencegah penyebaran.
"Saya perintahkan terus kejar covid-19 mulai setiap kasus yang ada hingga sampai titik terakhir," tambahnya.
Ditanya tentang kemunculan klaster lain dalam pekan ini seperti klaster pengajian di Blora, pekerja rajungan di Pati, Ganjar menyesalkan masih terjadinya kerumunan hingga memunculkan klaster tersebut. Untuk mengantisipasi, ke depan akan dilarang adanya kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
"Saya sudah keluarkan larangan berkumpul dan lakukan pengawasan ketat pelaksanaan protokol kesehatan (prokes)," tegas Ganjar. (Akhmad Safuan)
Semarang: Setelah muncul
klaster pendidikan di SMP swasta di Jepara dan SMP Negeri di Kudus, kini muncul klaster yang sama di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 179 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Jalan Brotojoyo, Semarang Utara, positif covid-19.
Kemunculan klaster pendidikan itu cukup mengejutkan, karena saat ini daerah di Jawa Tengah sedang getol mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi covid-19, Januari mendatang dengan melakukan berbagai persiapan dan simulasi.
"Saya tidak mau mengorbankan siswa, di sini belum saya pastikan kapan bisa dimulai PTM itu," kata Bupati Pati Haryanto, Sabtu, 5 Desember 2020.
Baca juga:
Warga Semeru Kesulitan Pakan Ternak
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan kasus klaster pendidikan di Kota Semarang diketahui setelah ada beberapa siswa positif covid-19. Setelah dilakukan tes swab secara massal ditemukan lagi 152 siswa positif covid-19 hingga jumlahnya mencapai 179 orang dengan lima di antara mereka sembuh.
"Semua siswa terpapar positif covid-19 tersebut berstatus orang tanpa gejala (OTG). Mereka baru diketahui positif covid-19 setelah dilakukan tes," ujar Yulianto.
Mendapat laporan kasus covid-19 klaster pendidikan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh sekolah yang terpapar untuk menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka, bahkan untuk sementara simulasi pelaksanaan PTM juga dihentikan.
"Saya langsung minta sekolah tersebut ditutup, selain dilakukan sterilisasi pada sekolah juga segera dilakukan pelacakan dan tes swab massal," kata Ganjar.
Sedangkan siswa yang positif covid-19, ungkap Ganjar, langsung diisolasi untuk penyembuhan dan mencegah penyebaran.
"Saya perintahkan terus kejar covid-19 mulai setiap kasus yang ada hingga sampai titik terakhir," tambahnya.
Ditanya tentang kemunculan klaster lain dalam pekan ini seperti klaster pengajian di Blora, pekerja rajungan di Pati, Ganjar menyesalkan masih terjadinya kerumunan hingga memunculkan klaster tersebut. Untuk mengantisipasi, ke depan akan dilarang adanya kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
"Saya sudah keluarkan larangan berkumpul dan lakukan pengawasan ketat pelaksanaan protokol kesehatan (prokes)," tegas Ganjar. (Akhmad Safuan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)