Surabaya: Siswi SMK swasta di Surabaya, Jawa Timur, berinisial ARN, 19, melaporkan kepala sekolahnya berinisial AF atas dugaan pencabulan. Didampingi sang ayah, ARN mendatangi SPKT Polrestabes Surabaya.
Awalnya, ARN tak menaruh curiga kepada AF. Hubungan ARN dan AF memang akrab, namun masih layaknya guru dan murid. ARN mengaku sempat diajak jalan-jalan ke salah satu mal di Surabaya. Saking akrabnya, ARN bergurau pada AF dia ingin beli boneka. Tak disangka, ternyata AF mengabulkan keinginanya.
"Waktu di mal saya dibelikan boneka, tas, topi dan headset. Sebelumnya saya memang pernah cerita saya ingin boneka, tapi harganya mahal. Tapi pikiran saya cuma bercanda, ya masak kepala sekolah mau belikan. Ternyata waktu di mal dibelikan," katanya, melansir Clicks.id, Kamis, 4 Maret 2021.
Baca: Lecehkan Anak Buah, Bos di Ancol Klaim Sedang Mabuk
Rayuan AF terhadap ARN tidak berhenti di situ. Dia juga menjanjikan akan membantu pembayaran SPP. Tapi bantuan SPP yang dijanjikan itu belum juga muncul sampai sekarang.
ARN mengungkap, ia dicabuli AF di ruang kepala sekolah saat kondisi ruangan tersebut kosong. Kejadian amoral itu dilakukan pada Desember 2019 lalu, namun baru dilaporkan kemarin.
Pascakejadian di ruang tersebut, ARN mengaku trauma. Setiap melihat wajah AF timbul rasa takut, sehingga memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah.
"Sejak saat itu saya eggak sekolah, takut melihat wajah kepala sekolah," ungkapnya.
ARN mengaku, sejak kejadian itu tidak pernah membalas pesan singkat dari AF. Telpon pun tidak pernah dijawab ARN.
"Tapi dia sempat datang ke rumah saya sekitar empat kali. Alasannya karena saya enggak pernah balas pesan singkat dan tidak pernah ke sekolah," jelasnya.
Meski sudah melakukan perilaku tidak senonoh, AF tidak pernah mengancam. Dia mengungkap, AF meminta agar tidak bercerita soal perbuatannya kepada orang lain, termasuk guru di sekolah.
"Tidak pernah ada ancaman serius, tapi tidak boleh bilang ke siapa pun termasuk guru-guru juga tidak boleh tahu," ucapnya.
Baca: Gilang 'Fetish Kain Jarik' Divonis 5,5 Tahun Penjara dan Denda Rp50 Juta
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian mengaku, sudah menerima laporan tindak pidana dugaan pencabulan yang dilakukan kepala sekolah SMK swasta di Surabaya terhadap siswinya. Laporan ARN diterima dengan tanda bukti lapor Nomor: TBL-B/210/III/RES.1.24/2021/RESKRIM/SPKT Polrestabes Surabaya.
Berdasarkan bukti laporan polisi tersebut, pihaknya akan menindaklanjuti dengan mencari alat barang bukti dan meminta keterangan saksi-saksi. Hal itu untuk membuktikan dugaan tersebut apakah benar atau tidak.
"Kami akan segera memanggil beberapa saksi, termasuk keluarga korban maupun terlapor," ujarnya.
Surabaya: Siswi SMK swasta di Surabaya, Jawa Timur, berinisial ARN, 19, melaporkan kepala sekolahnya berinisial AF atas dugaan
pencabulan. Didampingi sang ayah, ARN mendatangi SPKT Polrestabes Surabaya.
Awalnya, ARN tak menaruh curiga kepada AF. Hubungan ARN dan AF memang akrab, namun masih layaknya guru dan murid. ARN mengaku sempat diajak jalan-jalan ke salah satu mal di Surabaya. Saking akrabnya, ARN bergurau pada AF dia ingin beli boneka. Tak disangka, ternyata AF mengabulkan keinginanya.
"Waktu di mal saya dibelikan boneka, tas, topi dan headset. Sebelumnya saya memang pernah cerita saya ingin boneka, tapi harganya mahal. Tapi pikiran saya cuma bercanda, ya masak kepala sekolah mau belikan. Ternyata waktu di mal dibelikan," katanya, melansir Clicks.id, Kamis, 4 Maret 2021.
Baca: Lecehkan Anak Buah, Bos di Ancol Klaim Sedang Mabuk
Rayuan AF terhadap ARN tidak berhenti di situ. Dia juga menjanjikan akan membantu pembayaran SPP. Tapi bantuan SPP yang dijanjikan itu belum juga muncul sampai sekarang.
ARN mengungkap, ia dicabuli AF di ruang kepala sekolah saat kondisi ruangan tersebut kosong. Kejadian amoral itu dilakukan pada Desember 2019 lalu, namun baru dilaporkan kemarin.
Pascakejadian di ruang tersebut, ARN mengaku trauma. Setiap melihat wajah AF timbul rasa takut, sehingga memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah.
"Sejak saat itu saya eggak sekolah, takut melihat wajah kepala sekolah," ungkapnya.