Jakarta: Polemik kewarganegaraan Bupati terpilih Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Orient P Riwu Kore sejak dua hari terakhir ramai menjadi perbincangan.
Seperti diberitakan Orient Riwu Kore ternyata masih berstatus warga negara Amerika Serikat (AS). Fakta ini baru diketahui Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sabu Raijua usai Orient dan pasangannya Thobias Uly ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Serentak 2020.
Tak hanya itu, putera kandung Orient Kore yang bernama Franklin Riwu Kore ternyata merupakan anggota pasukan elite tentara AS (US Army). Dilansir dari Penatimor, Franklin Kore bahkan dikenal sebagai sniper ulung US Army dan pernah ditugaskan di Suriah hingga Afghanistan. Selain menjadi penembak jitu, Franklin juga mampu menerbangkan pesawat tempur.
Franklin Riwu Kore lahir dan besar di Amerika Serikat. Ia adalah putra pertama pasangan Orient Riwu Kore dan Trini Martinez. Adiknya bernama Jessica Riwu Kore juga lahir di Amerika menempuh kuliah keperawatan di South Western College, San Diego.
Terlepas dari polemik kewarganegaraan sang Ayah, Orient Kore yang memenangkan Pilkada, jauh sebelumnya nama Franklin Riwu Kore sudah lebih dulu dibangga-banggakan warga NTT sebagai sniper hebat Amerika keturunan Indonesia berdarah NTT.
Kedubes AS akui Orient Riwu Kore warga AS
Status kewarganegaraan Orient menuai polemik. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sabu Raijua mengungkap fakta Orient merupakan warga negara AS. Hal tersebut diketahui setelah mengonfirmasi langsung ke Kedubes AS untuk Indonesia.
"Kami kemarin email ke Kedubes Amerika, benar saudara Orient warga negara Amerika Serikat," ujar Ketua Bawaslu Sabu Raijua, Yudi Tagi Huma.
Yudi menduga Orient memalsukan berkas kependudukannya sebagai syarat pendaftaran calon kepala daerah. Tindakan Orient itu dapat berujung pidana bila terbukti benar.
Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada mengatur persyaratan pencalonan kepala daerah harus warga negara Indonesia (WNI). Dia meminta kepada masyarakat Sabu Raijua yang merasa dirugikan dapat melaporkan ke kepolisian setempat.
"Ini meninggalkan cacat hukum, syarat kepala daerah harus WNI, sehingga dengan dia bukan WNI dia tidak berhak (menjadi bupati)," tuturnya.
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeklaim sudah memverifikasi dan memvalidasi berkas kependudukan Orient sebagai syarat pencalonan. Seluruh berkas tidak ada yang menunjukan Orient sebagai warga negara AS.
"Dia (Orient) warga negara Indonesia (WNI) berdasarkan dokumen kependudukan karena kami berbasis dokumen kependudukan (yang) diserahkan," ujar Ketua KPU NTT Thomas Dohu.
Sebagai tambahan informasi, Orient Riwu Kore maju sebagai calon Bupati berpasangan dengan Thobias Uly. Mereka diusung oleh Partai Demokrat dan PDIP.
Jakarta: Polemik kewarganegaraan Bupati terpilih Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT),
Orient P Riwu Kore sejak dua hari terakhir ramai menjadi perbincangan.
Seperti diberitakan Orient Riwu Kore ternyata masih berstatus warga negara
Amerika Serikat (AS). Fakta ini baru diketahui Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sabu Raijua usai Orient dan pasangannya Thobias Uly ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Serentak 2020.
Tak hanya itu, putera kandung Orient Kore yang bernama Franklin Riwu Kore ternyata merupakan anggota pasukan elite tentara AS (US Army). Dilansir dari Penatimor, Franklin Kore bahkan dikenal sebagai
sniper ulung US Army dan pernah ditugaskan di Suriah hingga Afghanistan. Selain menjadi penembak jitu, Franklin juga mampu menerbangkan pesawat tempur.
Franklin Riwu Kore lahir dan besar di Amerika Serikat. Ia adalah putra pertama pasangan Orient Riwu Kore dan Trini Martinez. Adiknya bernama Jessica Riwu Kore juga lahir di Amerika menempuh kuliah keperawatan di South Western College, San Diego.
Terlepas dari polemik kewarganegaraan sang Ayah, Orient Kore yang memenangkan Pilkada, jauh sebelumnya nama Franklin Riwu Kore sudah lebih dulu dibangga-banggakan warga NTT sebagai
sniper hebat Amerika keturunan Indonesia berdarah NTT.