Bogor: Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor, Jawa Barat, yang baru diresmikan pada Senin, 18 Januari 2021, sempat menerima dua pasien positif covid-19 rujukan dari Puskesmas. Tapi kemudian dirujuk lagi ke RSUD Kota Bogor.
"Pada Selasa, 19 Januari 2021, masuk dua pasien, keduanya laki-laki. Tapi setelah dilakukan pemeriksaan awal, kondisi klinisnya tidak stabil, sehingga dirujuk lagi ke RSUD," kata juru bicara RSL, Armein SR, Rabu, 20 Januari 2021.
Dengan dirujuknya dua pasien tersebut, RSL yang peruntukan bagi pasien positif covid-19 dengan gejala ringan sampai saat ini masih kosong.
Menurut Armein, RSL saat ini menyediakan 37 tempat tidur isolasi, meliputi 30 tempat tidur untuk pasien kategori hijau dan kuning serta tujuh tempat tidur di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Baca juga: Pemkab Sikka Tetapkan Darurat Bencana
RS Lapangan disiapkan Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan dan RSUD Kota Bogor di Wisma Atlet, Kompleks GOR Pajajaran, Kota Bogor. Penyediaan RSL guna mengantisipasi peningkatan jumlah kasus positif covid-19 di Kota Bogor.
"Sementara, ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif covid-19 di rumah sakit di Kota Bogor, jumlahnya terbatas dan hampir penuh," ungkap dia.
Kepala RSL Kota Bogor, Dokter Yeti Hariyati, mengatakan, RSL menjadi tempat merawat pasien covid-19 rujukan dari Puskesmas atau rumah sakit. Artinya, pasien sudah menjalani tes swab PCR dan hasilnya positif covid-19.
Menurut Yeti, penentuan gejala pasien memakai alat early warning score system (EWSS) yang dapat melihat tekanan darah, laju nafas, saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran. Sehingga dalam satu langkah pihaknya bisa melihat pasien masuk ketegori mana.
"Kalau ada pasien gejala ringan dan atau orang tanpa gejala (OTG) tapi ada komorbid seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan lainnya, bisa dirawat di sini," ujarnya.
Yeti menjelaskan, fasilitas di RSL Kota Bogor cukup lengkap. Di lantai satu, ada delapan tempat tidur meliputi enam tempat tidur di IGD dan dua tempat tidur di intermediate care unit.
Kemudian, di lantai dua, ada 28 tempat tidur pasien perempuan, serta di lantai tiga ada 28 tempat tidur untuk pasien laki-laki, sehingga seluruhnya ada 64 tempat tidur. Fasilitas lainnya, yakni radiologi, alat swab, laboratorium, serta farmasi.
Sedangkan, tenaga kesehatan, ada 44 perawat, 10 dokter umum, dua dokter spesialis paru, dua dokter spesialis penyakit dalam, dua dokter radiologi, dan dua dokter rekam medik.
"Tenaga kesehatan ini masih akan ditambah, karena kami menargetkan memiliki 60 perawat untuk pelayanan penuh. Dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada saat ini, kami baru bisa melayani sekitar 30-40 pasien," jelas dia.
Bogor: Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor, Jawa Barat, yang baru diresmikan pada Senin, 18 Januari 2021, sempat menerima dua pasien
positif covid-19 rujukan dari Puskesmas. Tapi kemudian dirujuk lagi ke RSUD Kota Bogor.
"Pada Selasa, 19 Januari 2021, masuk dua pasien, keduanya laki-laki. Tapi setelah dilakukan pemeriksaan awal, kondisi klinisnya tidak stabil, sehingga dirujuk lagi ke RSUD," kata juru bicara RSL, Armein SR, Rabu, 20 Januari 2021.
Dengan dirujuknya dua pasien tersebut, RSL yang peruntukan bagi pasien positif covid-19 dengan gejala ringan sampai saat ini masih kosong.
Menurut Armein, RSL saat ini menyediakan 37 tempat tidur isolasi, meliputi 30 tempat tidur untuk pasien kategori hijau dan kuning serta tujuh tempat tidur di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Baca juga:
Pemkab Sikka Tetapkan Darurat Bencana
RS Lapangan disiapkan Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan dan RSUD Kota Bogor di Wisma Atlet, Kompleks GOR Pajajaran, Kota Bogor. Penyediaan RSL guna mengantisipasi peningkatan jumlah kasus positif covid-19 di Kota Bogor.
"Sementara, ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif covid-19 di rumah sakit di Kota Bogor, jumlahnya terbatas dan hampir penuh," ungkap dia.
Kepala RSL Kota Bogor, Dokter Yeti Hariyati, mengatakan, RSL menjadi tempat merawat pasien covid-19 rujukan dari Puskesmas atau rumah sakit. Artinya, pasien sudah menjalani tes swab PCR dan hasilnya positif covid-19.
Menurut Yeti, penentuan gejala pasien memakai alat early warning score system (EWSS) yang dapat melihat tekanan darah, laju nafas, saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran. Sehingga dalam satu langkah pihaknya bisa melihat pasien masuk ketegori mana.
"Kalau ada pasien gejala ringan dan atau orang tanpa gejala (OTG) tapi ada komorbid seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan lainnya, bisa dirawat di sini," ujarnya.
Yeti menjelaskan, fasilitas di RSL Kota Bogor cukup lengkap. Di lantai satu, ada delapan tempat tidur meliputi enam tempat tidur di IGD dan dua tempat tidur di intermediate care unit.
Kemudian, di lantai dua, ada 28 tempat tidur pasien perempuan, serta di lantai tiga ada 28 tempat tidur untuk pasien laki-laki, sehingga seluruhnya ada 64 tempat tidur. Fasilitas lainnya, yakni radiologi, alat swab, laboratorium, serta farmasi.
Sedangkan, tenaga kesehatan, ada 44 perawat, 10 dokter umum, dua dokter spesialis paru, dua dokter spesialis penyakit dalam, dua dokter radiologi, dan dua dokter rekam medik.
"Tenaga kesehatan ini masih akan ditambah, karena kami menargetkan memiliki 60 perawat untuk pelayanan penuh. Dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada saat ini, kami baru bisa melayani sekitar 30-40 pasien," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)