ilustrasi. Medcom.id
ilustrasi. Medcom.id

Pendekatan Antropologis dan Kejelasan Hukum Beri Peluang Otsus Papua Makin Baik

Al Abrar • 25 Maret 2021 14:16
Jakarta: Pemerintah Pusat setidaknya sudah mengucurkan dana otonomi khusus (otsus) Papua mencapai Rp138,65 triliun hingga 2021. Dana ini meningkat berkali lipat sejak dikucurkan pertama kali pada 2002 yang hanya sebesar Rp1,38 triliun. 
 
Dana Otsus dinilai memberikan sumbangan yang besar bagi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Papua, yakni mencapai 60 persen dari APBD Papua. Dana Otsus merupakan bukti keseriusan pemerintah pusat untuk  meningkatkan kesejahteraan Papua, baik dari segi fisik maupun sumber daya manusia (SDM).
 
Ali Kabiay Wanggai selaku Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, mengakui dana Otsus dari pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan di empat sektor di Provinsi Papua, seperti infrastruktur dasar, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi kerakyatan. Namun, kata Ali, dana tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah daerah Papua. 

"Jika digunakan dengan baik, saya yakin Papua akan maju dan sejahtera,”ujar Ali, dalam webinar "Membongkar Korupsi Otsus Papua”, Rabu, 24 Maret 2021.
 
Dia mengibaratkan pemerintah pusat telah memberikan motor dengan kapasitas mesin yang besar namun motor itu tidak dipergunakan dengan baik untuk mempercepat pembangunan empat sector tersebut. 
 
Dia menganalogikan antara Jakarta dan Provinsi Papua. Kedua provinsi itu kini mempunyai kapasitas anggaran yang sama besar. Namun yang terjadi, sejak 2002 pembangunan Papua justru tidak berjalan. 
 
"Ini enggak baik, dan kita terlambat. Saya ambil contoh mengambil indeks pembangunan manusia (IPM) yang terdiri angka kelangsungan hidup, kedua pengetahuan, tiga standar hidup. Tapi pada 2012 lalu, Papua mengalami penurunan dalam indek pembanguan manusia itu 60 persen. Dan itu berbeda jauh sekali dengan DKI Jakarta dan Yogyakarta,” jelasnya. 
 
Kondisi ini, tentu berbanding terbalik dengan dana yang sudah mengucur untuk Papua.  Dia menduga kondisi tersebut lantaran tidak ada pengawasan penggunaan dana otsus secara serius. 
 
“Ini harus menjadi pekerjaan rumah bersama," kata dia.
 
Karena itu, bila ada yang menilai program dana otsus itu gagal, sebaiknya dipertanyakan ke orang-orang Papua yang diberi wewenang penuh mengelola dana tersebut. 
 
"Sehingga apabila itu gagal, maka yang patut disalahkan adalah orang Papua sendiri. Untuk itu saya pikir negara harus hadir untuk memberantasan penyalahgunaan anggaran yang secara masif di tanah Papua," ungkap dia.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan