Bandung: Kasus covid-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali meningkat tajam sejak awal Juni 2022. Wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya menjadi kawasan aglomerasi dengan jumlah kasus aktif covid-19 terbanyak di Jabar pada gelombang penyebaran varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar mencatat 13.351 kasus aktif atau orang yang menjalani perawatan dan isolasi mandiri di Jabar per 2 Agustus 2022. Angka terbaru ini jauh lebih besar dibandingkan kasus aktif pada 2 Juni 2022, yang hanya 432 orang.
"Terakhir pada 2 Agustus 2022 saja terdapat penambahan 1.549 kasus baru Covid-19 di Jabar, padahal jika dibandingkan dengan dua bulan lalu, yakni pada 2 Juni 2022, saat itu hanya bertambah 32 kasus baru saja. Pikobar pun menyatakan daerah dengan kasus aktif Covid-19 terbanyak di Jabar," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jabar, Setiawan Wangsaatmadja, di Bandung, Rabu, 3 Agustus 2022.
Menurut Setiawan, berdasarkan data Pikobar, urutan pertama adalah Kota Depok dengan 4.899 kasus, kemudian Kota Bekasi 2.569 kasus, Kota Bandung 1.766 kasus. Kota Bogor 884 kasus, Kabupaten Bogor 864 kasus, Kabupaten Bekasi 667, Kabupaten Bandung 359, Kota Cimahi 273, dan Kabupaten Bandung Barat 174 kasus.
Dari 13.351 orang dengan status aktif Covid-19 tersebut, yang menjalani perawatan hanya 645 orang di 341 rumah sakit di Jabar.
"Sisanya, menjalani pengobatan mandiri di rumah masing-masing. Dengan demikian, angka keterisian rumah sakit perawatan Covid-19 di Jabar hanya 8,54 persen, atau terisi 645 dari 7.554 tempat tidur yang tersedia," jelasnya.
Setiawan menambahkan, memang dalam rentang dua minggu terakhir, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jabar rata-rata di angka 900 sampai 1.000-an kasus per hari.
"Memang peak-nya adalah saat ini dan saya melihat yang penting indikator-indikator Jabar, kesiapan kita misalnya Bed Occupancy Rate (BOR) kita masih rendah. Jadi artinya sangat terkendali, sementara kalau kita melihat di Juni tahun lalu itu angkanya di atas 60 persen," ungkap dia.
Ia mengatakan kebanyakan kasus Covid-19 yang ada saat ini memiliki kefatalan yang rendah. Artinya orang yang positif Covid-19 kebanyakan cukup melakukan isolasi mandiri.
"Sebisa mungkin ditangani dengan baik karena sangat efektif, misalnya 7 sampai 10 hari isoman itu akan negatif sendiri. Dan memang kasus tertinggi masih Bodebek, masih di angka 75 persen, lalu sisanya di Bandung Raya," terang dia.
Terkait masih rendahnya capaian vaksinasi dosis 3 atau booster, terutama di kalangan remaja Jabar, Pemprov Jabar berencana menyerbu lembaga pendidikan untuk mengajak remaja vaksinasi booster.
"Kita punya cara unik, kita masuk ke sekolah-sekolah nantinya. Misalnya ada event tertentu dan salah satunya dilakukan vaksinasi. Dan pemprov akan memanfaatkan kegiatan di tahun ajaran baru ini. Saya mengeklaim vaksinasi di lembaga pendidikan dinilai berhasil merayu remaja, khususnya pelajar ikut vaksinasi," tambahnya.
Menurut Setiawan, capaian vaksinasi yang rendah di kalangan pelajar berada di Wilayah Priangan, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar.
Saat ini sasaran vaksinasi kelompok remaja di Jabar mencapai 4.867.047 orang. Hanya 207.758 atau 4,27 persen dari target yang telah menjalani vaksinasi booster.
Sementara itu, capaian vaksinasi booster yang tinggi adalah kelompok tenaga kesehatan (nakes), yakni mencapai 221.505 orang atau 121,91 persen dari target dan target vaksin ke nakes di Jabar, yakni 181.701.Sasaran di Jabar 37,9 juta, untuk SDM kesehatan kini telah melebihi target.
Bandung: Kasus covid-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali meningkat tajam sejak awal Juni 2022. Wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya menjadi kawasan aglomerasi dengan jumlah
kasus aktif covid-19 terbanyak di Jabar pada gelombang penyebaran varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar mencatat 13.351 kasus aktif atau orang yang menjalani perawatan dan isolasi mandiri di Jabar per 2 Agustus 2022. Angka terbaru ini jauh lebih besar dibandingkan kasus aktif pada 2 Juni 2022, yang hanya 432 orang.
"Terakhir pada 2 Agustus 2022 saja terdapat penambahan 1.549 kasus baru Covid-19 di Jabar, padahal jika dibandingkan dengan dua bulan lalu, yakni pada 2 Juni 2022, saat itu hanya bertambah 32 kasus baru saja. Pikobar pun menyatakan daerah dengan kasus aktif Covid-19 terbanyak di Jabar," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jabar, Setiawan Wangsaatmadja, di Bandung, Rabu, 3 Agustus 2022.
Menurut Setiawan,
berdasarkan data Pikobar, urutan pertama adalah Kota Depok dengan 4.899 kasus, kemudian Kota Bekasi 2.569 kasus, Kota Bandung 1.766 kasus. Kota Bogor 884 kasus, Kabupaten Bogor 864 kasus, Kabupaten Bekasi 667, Kabupaten Bandung 359, Kota Cimahi 273, dan Kabupaten Bandung Barat 174 kasus.
Dari 13.351 orang dengan status aktif Covid-19 tersebut, yang menjalani perawatan hanya 645 orang di 341 rumah sakit di Jabar.
"Sisanya, menjalani pengobatan mandiri di rumah masing-masing. Dengan demikian, angka keterisian rumah sakit perawatan Covid-19 di Jabar hanya 8,54 persen, atau terisi 645 dari 7.554 tempat tidur yang tersedia," jelasnya.
Setiawan menambahkan, memang dalam rentang dua minggu terakhir, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jabar rata-rata di angka 900 sampai 1.000-an kasus per hari.
"Memang
peak-nya adalah saat ini dan saya melihat yang penting indikator-indikator Jabar, kesiapan kita misalnya Bed Occupancy Rate (BOR) kita masih rendah. Jadi artinya sangat terkendali, sementara kalau kita melihat di Juni tahun lalu itu angkanya di atas 60 persen," ungkap dia.
Ia mengatakan kebanyakan kasus Covid-19 yang ada saat ini memiliki kefatalan yang rendah. Artinya orang yang positif Covid-19 kebanyakan cukup melakukan isolasi mandiri.
"Sebisa mungkin ditangani dengan baik karena sangat efektif, misalnya 7 sampai 10 hari isoman itu akan negatif sendiri. Dan memang kasus tertinggi masih Bodebek, masih di angka 75 persen, lalu sisanya di Bandung Raya," terang dia.
Terkait masih rendahnya capaian
vaksinasi dosis 3 atau booster, terutama di kalangan remaja Jabar, Pemprov Jabar berencana menyerbu lembaga pendidikan untuk mengajak remaja vaksinasi booster.
"Kita punya cara unik, kita masuk ke sekolah-sekolah nantinya. Misalnya ada event tertentu dan salah satunya dilakukan vaksinasi. Dan pemprov akan memanfaatkan kegiatan di tahun ajaran baru ini. Saya mengeklaim vaksinasi di lembaga pendidikan dinilai berhasil merayu remaja, khususnya pelajar ikut vaksinasi," tambahnya.
Menurut Setiawan, capaian vaksinasi yang rendah di kalangan pelajar berada di Wilayah Priangan, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar.
Saat ini sasaran vaksinasi kelompok remaja di Jabar mencapai 4.867.047 orang. Hanya 207.758 atau 4,27 persen dari target yang telah menjalani vaksinasi booster.
Sementara itu, capaian vaksinasi booster yang tinggi adalah kelompok tenaga kesehatan (nakes), yakni mencapai 221.505 orang atau 121,91 persen dari target dan target vaksin ke nakes di Jabar, yakni 181.701.Sasaran di Jabar 37,9 juta, untuk SDM kesehatan kini telah melebihi target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)