Alat deteksi corona lewat embusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu GeNose. (Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)
Alat deteksi corona lewat embusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu GeNose. (Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

GeNose Target Deteksi Covid-19 terhadap 1,2 Juta Orang per Hari

Ahmad Mustaqim • 26 Desember 2020 10:41
Yogyakarta: Alat pendeteksi covid-19 besutan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19, telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan register Kemenkes RI AKD 20401022883. Izin edar itu akan ditindaklanjuti dengan produksi massal dan diedarkan ke fasilitas kesehatan. 
 
"Izin edar ini sekaligus pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan covid-19 melalui screening cepat," kata Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, Sabtu, 26 Desember 2020. 
 
Usai mengantongi izin edar, kata Kuwat, tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal kelompok pertama yang didanai oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan. Produksi massal kelompok pertama sebanyak 100 unit. 

Baca juga: Ratusan Pembalap Liar di Sidoarjo Diringkus
 
Mereka berharap jumlah GeNose C19 yang masih terbatas ini dapat memberikan dampak positif pada penanganan covid-19. Adapun satu alatnya diperkirakan bisa melakukan tes sebanyak 120 kali per hari. Dengan demikian, 100 alat diharap bisa mengetes sampel dari 120 ribu orang. 
 
"Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan tiga menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama enam jam," kata dia. 
 
Menurut dia, target itu bisa terwujud jika distribusi alat tepat sasaran. Sejumlah titik sasaran tes, misalnya, stasiun kereta api, bandar udara, hingga berbagai titik keramaian. 
 
"Termasuk ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang dapat mobile mendekati suspect covid-19. Namun, pada tahap ini tidak memungkinkan pengadaan GeNose C19 untuk keperluan pribadi," ujarnya. 
 
 

Pihaknya berharap produksi massal alat tersebut bisa segera dilakukan. Tim pengembang, kata dia, bila nanti bisa diproduksi sebanyak 1.000 unit akan mampu mengetes 120 ribu orang per hari. 
 
Di sisi lain, bila ada 10 ribu unit yang ditarget di akhir Februari 2021, akan menunjukkan jumlah tes covid-19 per hari terbanyak di dunia sebanyak 1,2 juta orang per hari. 
 
“Tentu bukan hanya angka, namun kemampuan tes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran covid-19 dapat segera terputus," ungkapnya.
 
Ia berharap perusahaan yang bakal memproduksi alat itu telah dilakukan kerja sama. Sejauh ini sudah ada lima perusahaan yang akan terlibat dalam produksi.
 
"Biaya biaya tes dengan GeNose C19 cukup murah, sekitar Rp15 ribu-Rp25 ribu. Hasil tes juga sangat cepat, sekitar dua menit dengan sampel embusan napas," jelasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan