Sleman: Tercatat sebanyak 705 warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sementara itu, di Sleman terdapat 954 pasien aktif terinfeksi covid-19.
"Dari jumlah itu, 175 orang ditangani rumah sakit dan Fasilitas Kesehatan Darurat Asrama Haji Yogyakarta dan Fasilitas Darurat Rusunawa Gemawang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, melansir Media Indonesia, Minggu, 13 Desember 2020.
Dia menerangkan, kebanyakan warga Sleman terpapar karena kontak erat dengan pasien positif. Joko menuturkna, di Sleman terdata satu orang positif dapat menulari hingga lima orang.
Joko mengingatkan, melaksanakan isolasi mandiri ini sudah seharusnya melibatkan tetangga kiri dan kanannya serta Satgas Covid-19 di tingkat padukuhan. Selain itu, saban hari dilakukan
pengecekan dari Satgas Covid-19.
Baca: RS Buka Pendaftaran Vaksinasi, Satgas Covid-19: Jangan Dahului Pemerintah
"Kalau kemudian ada gejala yang lebih mengarah ke positif akan dijemput petugas untuk penanganan yang lebih lanjut," katanya.
Joko berharap warga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, sehingga bisa mencegah penyebaran covid-19. Selain itu, Pemkab Sleman mengusulkan adanya Minggu Tenang Covid-19.
"Minggu Tenang ini diselenggarakan usai Libur Natal dan Tahun Baru 2021, yakni 4 Januari 2021 hingga selama 10 hari berikutnya atau 14 hari," jelasnya.
Saat Minggu Tenang, lanjutnya, semua dijalankan seperti saat awal merebaknya pandemi covid-19. Seperti, pemberlakukan kerja dari rumah, dan warga diminta tetap di dalam rumah.
Baca: Vaksinasi Covid-19 Tahap Awal Diprioritaskan untuk Nakes di Jawa dan Bali
"Mereka yang bekerja di kantor hanya sebagian," terangnya.
Joko mengemukakan, saat Libur Natal dan Tahun Baru 2021, dipastikan akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Sleman atau orang Sleman berkunjung ke luar daerah. Sehingga dimungkinkan terjadi kontak dengan orang-orang positif.
Sehingga, kata dia, diusulkan adanya minggu tenang. Prinsipnya, katanya, orang yang sehat menjalani karantina dan yang sakit diisolasi di rumah sakit, di fasilitas kesehatan darurat atau isolasi mandiri.
"Yang boleh kerja, hanya tertentu saja. Seperti pegawai rumah sakit yang harus menangani mereka yang isolasi, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, dan lainnya yang memberikan layanan langsung. Sedangkan yang lainnya bekerja dari rumah atau WFH," jelasnya.
Sleman: Tercatat sebanyak 705 warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sementara itu, di Sleman terdapat 954 pasien aktif terinfeksi
covid-19.
"Dari jumlah itu, 175 orang ditangani rumah sakit dan Fasilitas Kesehatan Darurat Asrama Haji Yogyakarta dan Fasilitas Darurat Rusunawa Gemawang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, melansir Media Indonesia, Minggu, 13 Desember 2020.
Dia menerangkan, kebanyakan warga Sleman terpapar karena kontak erat dengan pasien positif. Joko menuturkna, di Sleman terdata satu orang positif dapat menulari hingga lima orang.
Joko mengingatkan, melaksanakan isolasi mandiri ini sudah seharusnya melibatkan tetangga kiri dan kanannya serta Satgas Covid-19 di tingkat padukuhan. Selain itu, saban hari dilakukan
pengecekan dari Satgas Covid-19.
Baca: RS Buka Pendaftaran Vaksinasi, Satgas Covid-19: Jangan Dahului Pemerintah
"Kalau kemudian ada gejala yang lebih mengarah ke positif akan dijemput petugas untuk penanganan yang lebih lanjut," katanya.
Joko berharap warga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, sehingga bisa mencegah penyebaran covid-19. Selain itu, Pemkab Sleman mengusulkan adanya Minggu Tenang Covid-19.
"Minggu Tenang ini diselenggarakan usai Libur Natal dan Tahun Baru 2021, yakni 4 Januari 2021 hingga selama 10 hari berikutnya atau 14 hari," jelasnya.
Saat Minggu Tenang, lanjutnya, semua dijalankan seperti saat awal merebaknya pandemi covid-19. Seperti, pemberlakukan kerja dari rumah, dan warga diminta tetap di dalam rumah.
Baca: Vaksinasi Covid-19 Tahap Awal Diprioritaskan untuk Nakes di Jawa dan Bali
"Mereka yang bekerja di kantor hanya sebagian," terangnya.
Joko mengemukakan, saat Libur Natal dan Tahun Baru 2021, dipastikan akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Sleman atau orang Sleman berkunjung ke luar daerah. Sehingga dimungkinkan terjadi kontak dengan orang-orang positif.
Sehingga, kata dia, diusulkan adanya minggu tenang. Prinsipnya, katanya, orang yang sehat menjalani karantina dan yang sakit diisolasi di rumah sakit, di fasilitas kesehatan darurat atau isolasi mandiri.
"Yang boleh kerja, hanya tertentu saja. Seperti pegawai rumah sakit yang harus menangani mereka yang isolasi, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, dan lainnya yang memberikan layanan langsung. Sedangkan yang lainnya bekerja dari rumah atau WFH," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)