Ilustrasi vaksin covid-19. Medcom.id
Ilustrasi vaksin covid-19. Medcom.id

Vaksinasi Covid-19 Tahap Awal Diprioritaskan untuk Nakes di Jawa dan Bali

Cindy • 13 Desember 2020 00:28
Jakarta: Vaksinasi covid-19 tahap awal akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan di Pulau Jawa dan Bali. Sebab, jumlah kasus covid-19 dua wilayah itu masih tinggi.
 
"Vaksin yang akan datang ini akan diberikan kepada tenaga kesehatan mulai dari tenaga medis dan tenaga penunjang medis serta tenaga pendukung lainnya. Kita akan fokus di Jawa-Bali dulu," kata juru bicara pemerintah untuk vaksin covid-19, Siti Nadia Tarmizi, dalam diskusi daring, Sabtu, 12 Desember 2020.
 
Nadia mengatakan pemerintah belum bisa memastikan waktu pasti vaksinasi dapat dilakukan. Sebab, pemerintah masih menunggu hasil uji klinis vaksin Sinovac tahap ketiga.

"Kita juga masih menunggu persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan kehalalan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," ucap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan itu.
 
Nadia mengaku Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan aturan teknis pelaksanaan vaksinasi covid-19 secara pararel. Vaksinasi dapat digelar dalam 2-3 minggu setelah mendapat persetujuan BPOM.
 
(Baca: Cegah Potensi Black Market, Vaksin Covid-19 Dilengkapi QR Code)
 
Kemenkes juga telah menyusun pemetaan daerah-daerah prioritas vaksinasi. Distribusi akan dilakukan ke tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga fasilitas pelayanan kesehatan di daerah.
 
Sementara itu, Tim Mikrobiologi Uji Klinis Vaksin Universitas Padjadjaran, Sunaryati Sudigdoadi, mengatakan uji klinis tahap ketiga vaksin covid-19 dari Sinovac selesai akhir Mei 2021. Vaksinasi tak mungkin digelar awal Januari 2021.
 
"Kalau saya mendengarkan kabar orang-orang Januari awal sudah divaksin dan sebagainya, itu masih belum bisa kita laksanakan sebetulnya," kata Sunaryati.
 
Sunaryati menjelaskan uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac digelar sejak Agustus 2020. Para relawan telah disuntik vaksin sebanyak dua kali pada akhir Oktober 2020.
 
Sunaryati mengatakan para relawan saat ini masih dipantau gejala dan efek samping yang terjadi selama penerimaan vaksin. Hasil evaluasi sementara dari pemantauan tersebut selesai akhir Januari 2021.
 
Hasil ini akan diberikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk penentuan produksi vaksin Sinovac. BPOM akan melihat kelayakan dan keamanan dari vaksin sebelum memberi izin produksi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan