Lembata: Gunung api Ile Lewotolok masih menunjukkan aktivitas vulkanisnya sejak kembali bererupsi pada Desember 2020 hingga hari ini, Jumat, 8 Oktober 2021.
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata yang dihimpun dari hasil koordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi gunungapi Ile Lewotolok dapat terjadi hingga 26 kali dalam sehari.
“Peningkatan sejak awal bulan ini. Bahkan sebelumnya sudah dua minggu bisa 25 hingga 26 kali erupsi per hari,” jelas Kepala Bidang Darurat dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Lembata Geril H Noning, Jumat, 8 Oktober 2021.
Gunung api yang berada di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, dijelaskan Geril, rata-rata mengeluarkan abu vulkanis dengan ketinggian antara 300-800 meter dari puncak.
Baca juga: Kepada Moeldoko, Petani Garam Cirebon Minta Penetapan HET
Beberapa waktu tertentu, hujan abu vulkanis juga turun dan berdampak ke sejumlah wilayah penyangga gunung api tersebut. Kendati demikian, warga tetap tenang dan dapat menyesuaikan diri serta sudah mengikuti arahan dari pihak yang berwenang.
“Masyarakat sudah ready dengan kondisi itu dan apabila terjadi apa-apa,” ujar Geril.
Sebagai upaya untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dalam rangka mitigasi dan penguatan kapasitas, BPBD Kabupaten Lembata telah aktif memberikan sosialisasi terkait erupsi Ile Lewotolok.
BPBD Kabupaten Lembata juga telah menyiapkan tempat pengungsian masyarakat dan memberikan sosialisasi kepada mereka apa yang diperlukan serta bagaimana untuk mencapai tempat-tempat pengungsian tersebut apabila memang diperlukan evakuasi terkait erupsi.
“Mereka juga dipersiapkan untuk ditarik ke pengungsian apabila memang perlu,” jelas Geril.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Lembata juga terus memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu waspada apabila terjadi hujan di bagian puncak gunung api Ile Lewotolok.
Menurut Geril, hujan di puncak gunung api dengan ketinggian 1.432 mdpl itu dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin. Terlebih wilayah Indonesia akan dan sedang memasuki musim penghujan.
“Kami ingatkan terus. Ini kan masuk musim penghujan,” kata Geril.
Berdasarkan data PVMBG per Kamis, 7 Oktober 2021, pukul 18.00-24.00 WITA, gunung api Ile Lewotolok teramati 7 kali letusan dengan tinggi 300-600 meter di atas puncak dengan warna asap putih kelabu.
Gemuruh dan dentuman lemah hingga kuat terpantau dan lontaran material lava pijar teramati sejauh kurang lebih 300 meter mengarah ke tenggara.
Data pemantauan PVMBG per Jumat, 8 Oktober 2021, pukul 00.00-06.00 WITA, gunung api Ile Lewotolok teramati jelas. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang setinggi 100-300 meter di atas puncak kawah.
Baca juga: Oknum Honorer Gondol 378 Unit PC Tablet Milik Sekolah
Selama enam jam terakhir juga teramati 6 kali letusan dengan tinggi 300 meter dengan warna asap putih dan kelabu. Gemuruh dan dentuman terpantau lemah hingga kuat dan teramati lontaran material lava pijar kurang lebih 300 mdpl.
Hingga saat ini status gunung api Ile Lewotolok masih berada pada level III atau waspada.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, PVMBG telah memberikian rekomendasi kepada masyarakat di sekitar gunungapi Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak/kawah.
"Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah gunung api Ile Lewotolok," ungkap dia.
Abdul melanjutkan, mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar gunungapi Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Baca juga: Sempat Gagal, 5 Tahun Berselang Pompa Hidram Berhasil Dibangun di Tabanan
"Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi gunungapi Ile Lewotolok setiap saat dari PVMBG," imbuh Abdul.
Selain itu, seluruh pihak diminta agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi gunungapi Ile Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
"Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," pungkas dia. (Atalya P)
Lembata: Gunung api Ile Lewotolok masih menunjukkan
aktivitas vulkanisnya sejak kembali bererupsi pada Desember 2020 hingga hari ini, Jumat, 8 Oktober 2021.
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata yang dihimpun dari hasil koordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi gunungapi Ile Lewotolok dapat terjadi hingga 26 kali dalam sehari.
“Peningkatan sejak awal bulan ini. Bahkan sebelumnya sudah dua minggu bisa 25 hingga 26 kali erupsi per hari,” jelas Kepala Bidang Darurat dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Lembata Geril H Noning, Jumat, 8 Oktober 2021.
Gunung api yang berada di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, dijelaskan Geril, rata-rata mengeluarkan abu vulkanis dengan ketinggian antara 300-800 meter dari puncak.
Baca juga:
Kepada Moeldoko, Petani Garam Cirebon Minta Penetapan HET
Beberapa waktu tertentu, hujan abu vulkanis juga turun dan berdampak ke sejumlah wilayah penyangga gunung api tersebut. Kendati demikian, warga tetap tenang dan dapat menyesuaikan diri serta sudah mengikuti arahan dari pihak yang berwenang.
“Masyarakat sudah
ready dengan kondisi itu dan apabila terjadi apa-apa,” ujar Geril.
Sebagai upaya untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dalam rangka mitigasi dan penguatan kapasitas, BPBD Kabupaten Lembata telah aktif memberikan sosialisasi terkait erupsi Ile Lewotolok.
BPBD Kabupaten Lembata juga telah menyiapkan tempat pengungsian masyarakat dan memberikan sosialisasi kepada mereka apa yang diperlukan serta bagaimana untuk mencapai tempat-tempat pengungsian tersebut apabila memang diperlukan evakuasi terkait erupsi.
“Mereka juga dipersiapkan untuk ditarik ke pengungsian apabila memang perlu,” jelas Geril.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Lembata juga terus memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu waspada apabila terjadi hujan di bagian puncak gunung api Ile Lewotolok.