Belasan Siswa di Kota Bandung Terpapar Covid-19
Media Indonesia.com • 20 Oktober 2021 14:20
Bandung: Berdasarkan hasil pengetesan acak yang dilakukan di sejumlah sekolah dari berbagai jenjang di Kota Bandung, Jawa Barat, didapati sebanyak 14 siswa dan guru dinyatakan terpapar covid-19.
Ketua Divisi Komunikasi Publik, Perubahan Perilaku, dan Penegakan Aturan pada Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar), Ade Afrandri, menjelaskan, penularan disebabkan adanya penurunan disiplin protokol kesehatan (prokes) di luar lingkungan sekolah.
"Yang perlu menjadi target sekarang bukan saat siswa dan tenaga pendidik berada dalam lingkungan sekolah, tapi saat berada di luar lingkungan sekolah, yaitu ketika PTM selesai dan siswa serta tenaga pendidik keluar dari gerbang sekolah," jelasnya, Rabu, 20 Oktober 2021.
Ade mengatakan berdasarkan hasil pemantauan, prokes mulai diabaikan di luar lingkungan sekolah. Padahal saat di dalam sekolah, semua protokol kesehatan dilaksanakan dengan serius.
Baca juga: Berkaraoke Saat Pesta Pernikahan, Satgas Covid-19 Periksa Pelanggaran Prokes Bupati Jember
Pemantauan di beberapa wilayah yang dilakukan Satpol PP Jabar, mulai ada pengabaian penggunaan masker dan 3M saat siswa dan tenaga pendidik keluar dari gerbang sekolah untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Saya mengapresiasi tes acak yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung dan perlu dilakukan juga oleh seluruh dinkes di kabupaten dan kota lainnya yang melaksanakan PTM terbatas, sebagai upaya mencegah klaster penyebaran baru," tambahnya.
Mengenai opsi penutupan PTM terbatas di sekolah dan pemberlakuan pembelajaran jarak jauh kembali terhadap sekolah yang siswa atau pengajarnya terkonfirmasi positif Covid-19, Ade mengatakan hal itu dapat dilakukan jika mengarah ke penyebaran secara masif di sekolah dan jika hasil tes acak mengarah ke klaster baru.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana merasa prihatin ada 14 siswa yang dinyatakan positif covid-19 hasil swab test acak saat PTM terbatas. Dia meminta kasus ini dilacak dan mencari orang yang memiliki kontak erat.
"Tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan kasus, karena hasil tes yang keluar baru 300, sedangkan yang menjalani swab test 1.500. Kita juga bakal melakukan tracing di sekolah tersebut. Jika hasil tracing ada yang positif lebih dari 10 persen, sekolah harus tutup sementara," tegasnya.
Menurut Yana berbagai kemungkinan penyebab siswa terpapar covid-19. Salah satunya saat di perjalanan pulang atau pergi ke sekolah.
"Di sekolah sudah melakukan prokes ketat, sudah simulasi, validasi, dan verifikasi, sehingga kemungkinannya kecil untuk terjadi penularan di lingkungan sekolah," katanya.
Di sisi lain, Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung, menyatakan dengan adanya 14 pelajar yang terkonfirmasi positif covid-19 setelah PTM terbatas digelar, menjadi peringatan bahwa Pemkot Bandung harus benar-benar memperhatikan masalah covid-19 di lingkungan sekolah.
Selain penanganan segera pada siswa yang terkonfirmasi positif, dinas terkait juga harus secepatnya melakukan tracing, apalagi jika siswa tersebut tanpa gejala (OTG) sehingga bisa menularkan.
"Sesuai dengan apa yang sudah disampaikan dalam Inmendagri, jika ada yang ketahuan positif (siswa), langkah pertama itu tracing dahulu. Tapi, jika memang terjadi klaster sekolah ya harus tutup selama 14 hari," kata Ketua FAGI Kota Bandung Iwan Hermawan. (Naviandri)
Menurut Yana berbagai kemungkinan penyebab siswa terpapar covid-19. Salah satunya saat di perjalanan pulang atau pergi ke sekolah.
"Di sekolah sudah melakukan prokes ketat, sudah simulasi, validasi, dan verifikasi, sehingga kemungkinannya kecil untuk terjadi penularan di lingkungan sekolah," katanya.
Di sisi lain, Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung, menyatakan dengan adanya 14 pelajar yang terkonfirmasi positif covid-19 setelah PTM terbatas digelar, menjadi peringatan bahwa Pemkot Bandung harus benar-benar memperhatikan masalah covid-19 di lingkungan sekolah.
Selain penanganan segera pada siswa yang terkonfirmasi positif, dinas terkait juga harus secepatnya melakukan tracing, apalagi jika siswa tersebut tanpa gejala (OTG) sehingga bisa menularkan.
"Sesuai dengan apa yang sudah disampaikan dalam Inmendagri, jika ada yang ketahuan positif (siswa), langkah pertama itu tracing dahulu. Tapi, jika memang terjadi klaster sekolah ya harus tutup selama 14 hari," kata Ketua FAGI Kota Bandung Iwan Hermawan. (Naviandri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)