Ilustrasi--Tenaga kesehatan mengamati monitor kamera CCTV (Closed Circuit Television) yang ada di ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. (Foto: ANTARA/Risyal Hidayat)
Ilustrasi--Tenaga kesehatan mengamati monitor kamera CCTV (Closed Circuit Television) yang ada di ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. (Foto: ANTARA/Risyal Hidayat)

Dinkes Ungkap Kronologi Omicron Masuk Jatim

Antara • 03 Januari 2022 13:06
Surabaya: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dokter Erwin Astha Triyonno memaparkan kronologi terdeteksinya covid-19 varian B.1.1.529 (Omicron) di wilayah setempat.
 
Ia menjelaskan, kasus pertama Omicron ini terdeteksi pada seorang warga Surabaya berinisial TYC usai berlibur ke salah satu tempat wisata di Indonesia selama lima hari bersama suaminya berinisial SJJ menggunakan kendaraan pribadi.
 
"Dinkes Jatim telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron berdasarkan hasil pemeriksaan whole-genome sequencing (WGS) yang keluar pada 2 Januari 2022." kata Erwin, Senin, 3 Januari 2022.

Dia menjelaskan bahwa TYC selama berlibur mulai 20 Desember 2021 ke tempat wisata tersebut selalu patuh dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Namun, sepulang dari perjalanan wisatanya pada Sabtu, 25 Desember 20221, TYC mengalami keluhan pada tenggorokan yaitu merasakan seperti ada lendir.
 
Baca juga: Dinkes Bali Kesulitan Konfirmasi Kontak Erat Kasus Omicron
 
Setelah itu pada Selasa, 28 Desember 2021, TYC memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit dan disarankan tes usap RT-PCR, lalu pada hari itu juga melakukan tes yang hasilnya positif dengan CT Value 26.
 
Kemudian pada 30 Desember, hasil S-gene Target Failure (SGTF) TYC positif varian K417N (Delta Plus) dan probable varian Omicron sehingga TCY diarahkan untuk melakukan isolasi di sebuah rumah sakit di Surabaya sembari menunggu hasil WGS-nya keluar.
 
Dinkes Jatim, kata dia, langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya terkait kasus tersebut, serta ke Puskesmas setempat.
 
Selanjutnya, dilakukan tracing dengan melakukan swab RT-PCR pada kontak erat pasien TYC, yaitu warga serumah hasil negatif, empat keluarga dengan hasil satu positif (TGO,) dan tiga lainnya negatif, serta 10 tetangga dengan hasil negatif.
 
"Yang kontak erat telah melakukan karantina di rumah selama 14 hari sejak, 28 Desember di bawah pengawasan Puskesmas dan Satgas Covid-19 sehingga dipastikan penerapan protokol kesehatan dan karantina secara disiplin," ujarnya.
 
Baca juga: Sampah usai Perayaan Tahun Baru di Tangerang Menurun
 
Sementara pasien TGO melakukan isolasi mandiri di rumah yang berbeda (beda blok) dengan keluarga lainnya, namun masih dalam pengawasan ketat.
 
Kemudian pada Sabtu, 1 Januari 2022, Dinkes Surabaya dan Puskesmas setempat melakukan pemantauan kondisi kesehatan TYC yang diisolasi di rumah sakit dengan hasil tidak ada keluhan dan dalam kondisi baik.
 
“Kami memastikan pelaksanaan pemantauan karantina pada kontak erat dilakukan sampai tuntas, serta memastikan pelaksanaan swab ulang kepada yang teridentifikasi dengan metode RT-PCR.” tuturnya.
 
Terkait dengan temuan ini, dr Erwin mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan tetap tenang.
 
"Yang terpenting segera melakukan vaksinasi covid-19 terutama untuk kelompok rentan dan lansia serta tidak perlu bepergian ke luar daerah jika tidak mendesak, serta terus tegakkan protokol kesehatan," jelas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan