Bandung: Sejumlah mahasiswa ITB melakukan diskusi bersama Rektor ITB Reini Wirahadikusumah terkait kelanjutan penolakan kerja sama pihak civitas dengan aplikasi pinjaman online (pinjol). Pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup di Gedung Rektorat, Kampus ITB, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa 30 Januari 2024.
Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, Yogi Syahputra mengatakan, pihaknya berdialog dan melakukan negosiasi dengan Rektor ITB. Dia mengungkapkan ada sejumlah tuntutan mahasiswa yang tidak dapat diamini oleh pihak ITB.
"Pihak ITB tidak dapat memenuhi seluruh tuntutan yang kami coba ajukan, baik itu penjaminan bahwa seluruh mahasiswa tetap bisa kuliah, gak ada yang cuti dan lain sebagainya," kata Yogi.
Yogi mengatakan, pihak rektor memastikan tuntutan mahasiswa menolak pinjol untuk membayar biaya perkuliahan tidak menjadi prioritas utama. Namun pihak rektorat menjamin dari 206 mahasiswa yang awalnya tidak dapat kuliah, karena menunggak UKT, kini 182 di antaranya bisa kembali berkuliah. Mereka yang dijamin oleh rektorat, merupakan mahasiswa jalur reguler.
"Kalau sebelum itu kan muncul sebagai pilihan pertama, tapi setelah kami negosiasi itu tidak kembali pada halaman depan website," katanya.
Namun begitu, untuk mahasiswa jalur mandiri, Internasional, serta Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), akan dibantu melalui skema beasiswa dan bantuan dari alumni. Sebb, pihak rektorat tidak dapat menjamin memberikan bantuan.
"Kami sendiri teman-teman Kabinet KM ITB, kita rencananya melakukan pendataan lebih lanjut lagi dan juga kami akan mencarikan skema beasiswa atau bantuan dari pihak alumni," ucapnya.
Yogi mengatakan, berdasarkan data, saat ini ada beberapa orang mahasiswa yang sudah melakukan peminjaman ke aplikasi Pinjol Dana Cita.
"Kami miliki saat ini masih ada di bawah 10 (orang, yang meminjam ke Dana Cita)," kata dia.
Bandung: Sejumlah mahasiswa ITB melakukan diskusi bersama Rektor ITB Reini Wirahadikusumah terkait
kelanjutan penolakan kerja sama pihak civitas dengan aplikasi pinjaman online (pinjol). Pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup di Gedung Rektorat, Kampus ITB, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa 30 Januari 2024.
Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, Yogi Syahputra mengatakan, pihaknya berdialog dan melakukan negosiasi dengan Rektor ITB. Dia mengungkapkan ada sejumlah tuntutan mahasiswa yang tidak dapat diamini oleh pihak ITB.
"Pihak ITB tidak dapat memenuhi seluruh tuntutan yang kami coba ajukan, baik itu penjaminan bahwa seluruh mahasiswa tetap bisa kuliah, gak ada yang cuti dan lain sebagainya," kata Yogi.
Yogi mengatakan, pihak rektor memastikan tuntutan mahasiswa menolak pinjol untuk membayar biaya perkuliahan tidak menjadi prioritas utama. Namun pihak rektorat menjamin dari 206 mahasiswa yang awalnya tidak dapat kuliah, karena menunggak UKT, kini 182 di antaranya bisa kembali berkuliah. Mereka yang dijamin oleh rektorat, merupakan mahasiswa jalur reguler.
"Kalau sebelum itu kan muncul sebagai pilihan pertama, tapi setelah kami negosiasi itu tidak kembali pada halaman depan website," katanya.
Namun begitu, untuk mahasiswa jalur mandiri, Internasional, serta Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), akan dibantu melalui skema beasiswa dan bantuan dari alumni. Sebb, pihak rektorat tidak dapat menjamin memberikan bantuan.
"Kami sendiri teman-teman Kabinet KM ITB, kita rencananya melakukan pendataan lebih lanjut lagi dan juga kami akan mencarikan
skema beasiswa atau bantuan dari pihak alumni," ucapnya.
Yogi mengatakan, berdasarkan data, saat ini ada beberapa orang mahasiswa yang sudah melakukan peminjaman ke aplikasi Pinjol Dana Cita.
"Kami miliki saat ini masih ada di bawah 10 (orang, yang meminjam ke Dana Cita)," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)