Palembang: Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, meminta masyarakat yang merayakan natal dan tahun baru harus disiplin menegakakkan protokol kesehatan.
"Sebentar lagi masyarakat Sumsel, khususnya umat Kristiani, akan merayakan Natal. Rayakanlah tapi dengan prokes. Begitu juga dengan tahun baru," kata Herman, Selasa, 15 Desember 2002.
Ia mengatakan momen libur akhir tahun memang biasanya dimanfaatkan berbagai kalangan untuk berlibur. Namun Herman menyarankan, kegiatan berlibur di masa pandemi covid-19 sebaiknya tidak perlu ke luar daerah, cukup di tempat-tempat wisata di Sumsel saja.
Baca juga: Polda Jabar Akan Evaluasi Kasus Kerumunan di Megamendung
"Untuk masyarakat yang mau liburan tidak usah ke luar Sumsel. Di Sumsel banyak tempat wisata contohnya Pagaralam. Berlibur di wilayah Sumsel dapat membantu pengusaha di tempat pariwisata agar okupansi hotel, restoran, dan lainnya dapat meningkat," ujarnya.
Sementara itu, ahli epidemiologi Sumsel, Iche Andriany Liberty memahami perasaan masyarakat yang telah jenuh dengan aktivitas harian di masa pandemi sehingga memunculkan keinginan untuk berlibur.
"Masyarakat sudah mulai lelah, ingin berlibur. Tetapi, yang harus diperhatikan saat ingin berlibur harus dipastikan kondisi tubuh fit. Tidak sakit," kata Iche.
Ia menambahkan, bila ingin berwisata mau tidak mau masyarakat harus melakukan rapid test antigen. Sebab rapid test antibodi yang banyak dilakukan oleh masyarakat ketika hendak bepergian hasilnya kurang akurat untuk deteksi dini virus korona.
Rapid test antigen dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan rapid test antigen perlu dilakukan paling lambat lima hari setelah munculnya gejala covid-19.
"Rapid test antigen bukan dilakukan 14 hari, tapi hari itu juga. Sebelum dan selesai liburan langsung rapid test antigen lagi," jelas Iche.
Daerah tujuan wisata selama pandemi pun harus daerah yang bukan termasuk zona merah covid-19. Sementara itu, untuk obyek wisata pun lebih disarankan yang bersifat luar ruangan seperti pantai atau objek wisata alam lainnya.
Baca juga: Gubernur Bali Larang Pesta Perayaan Tahun Baru
Selain itu, selama di tempat wisata, masyarakat juga harus mampu menjaga diri dengan mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan rajin mencuci tangan dengan sabun. Hal ini dikarenakan di tempat wisata kemungkinan berbagai fasilitasnya disentuh oleh banyak orang.
"Jangan berkerumun di tempat wisata. Pilih tempat wisata yang aman. Mari saling menjaga di masa pandemi ini," imbuh dia. (Dwi Apriani)
Rapid test antigen dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan rapid test antigen perlu dilakukan paling lambat lima hari setelah munculnya gejala covid-19.
"Rapid test antigen bukan dilakukan 14 hari, tapi hari itu juga. Sebelum dan selesai liburan langsung rapid test antigen lagi," jelas Iche.
Daerah tujuan wisata selama pandemi pun harus daerah yang bukan termasuk zona merah covid-19. Sementara itu, untuk obyek wisata pun lebih disarankan yang bersifat luar ruangan seperti pantai atau objek wisata alam lainnya.
Baca juga:
Gubernur Bali Larang Pesta Perayaan Tahun Baru
Selain itu, selama di tempat wisata, masyarakat juga harus mampu menjaga diri dengan mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan rajin mencuci tangan dengan sabun. Hal ini dikarenakan di tempat wisata kemungkinan berbagai fasilitasnya disentuh oleh banyak orang.
"Jangan berkerumun di tempat wisata. Pilih tempat wisata yang aman. Mari saling menjaga di masa pandemi ini," imbuh dia. (Dwi Apriani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)