Bojonegoro: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengingatkan agar generasi muda bisa pandai menempatkan diri agar tetap bisa bertahan. Selain itu, kolaborasi dan gotong royong pun bisa menjadi solusi dalam menghadapi perubahan di masa mendatang.
"Generasi muda harus pandai menempatkan diri dalam menghadapi berbagai perubahan paskapandemi covid-19 agar tetap survive," kata Lestari, dalam acara Temu Tokoh bertema Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda secara daring di depan civitas akademika Universitas Bojonegoro, Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 14 Desember 2020.
Rerie–sapaan akrab Lestari Moerdijat-menilai, membangun reputasi dan integritas diri adalah hal utama. Terutama dalam menghadapi situasi yang selalu berubah seperi sekarang.
Dia menjelaskan, berbagai sektor terdampak di tengah perubahan dan dipahami sebagai ancaman. Namun, banyak orang justri menciptakan beragam kesempatan.
Baca: MPR Berharap Film Jadi Medium Edukasi Nilai Kebangsaan
“Dampak disrupsi menyebabkan jutaan jenis pekerjaan hilang, namun pada saat bersamaan jenis pekerjaan baru akan muncul. Ini kesempatan, kita harus mampu menguasai teknologi dan terus belajar banyak hal untuk menghadapi perubahan," ujarnya.
Di masa datang, jelas Legislator Partai NasDem itu, bidang kesehatan, perdagangan, pendidikan dan lingkungan hidup diperkirakan menjadi bidang yang banyak mendapat perhatian. Kesiapan generasi muda untuk bekerja dengan budaya yang berbeda, sangat diperlukan.
Lantaran, lanjut dia, di era globalisasi, kolaborasi dengan berbagai bangsa dengan budaya yang berbeda merupakan sebuah keniscayaan. Sehingga generasi muda harus memperkuat pemahaman dengan nilai-nilai kebangsaan.
Baca: 21,2 Juta Jiwa di Jawa Tengah DItarget Dapat Vaksin Covid-19
“Pemaknaan dan pelaksanaan dari nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, menurut Rerie, untuk mewujudkan ketahanan nasional dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Hadir dalam acara di Bojonegoro yakni mantan Sekda Kabupaten Bojonegoro Soehadi Moeljono; Ketua Yayasan Universitas Bojonegoro, Arief Januwarso; dan Rektor Universitas Bojonegoro Tri Astuti Handayani. Kemudian, mantan Bupati Bojonegoro, Suyoto; dan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Eko Hardiansyah.
Bojonegoro: Wakil Ketua MPR
Lestari Moerdijat mengingatkan agar generasi muda bisa pandai menempatkan diri agar tetap bisa bertahan. Selain itu, kolaborasi dan gotong royong pun bisa menjadi solusi dalam menghadapi perubahan di masa mendatang.
"Generasi muda harus pandai menempatkan diri dalam menghadapi berbagai perubahan paskapandemi
covid-19 agar tetap
survive," kata Lestari, dalam acara Temu Tokoh bertema Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda secara daring di depan civitas akademika Universitas Bojonegoro, Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 14 Desember 2020.
Rerie–sapaan akrab Lestari Moerdijat-menilai, membangun reputasi dan integritas diri adalah hal utama. Terutama dalam menghadapi situasi yang selalu berubah seperi sekarang.
Dia menjelaskan, berbagai sektor terdampak di tengah perubahan dan dipahami sebagai ancaman. Namun, banyak orang justri menciptakan beragam kesempatan.
Baca: MPR Berharap Film Jadi Medium Edukasi Nilai Kebangsaan
“Dampak disrupsi menyebabkan jutaan jenis pekerjaan hilang, namun pada saat bersamaan jenis pekerjaan baru akan muncul. Ini kesempatan, kita harus mampu menguasai teknologi dan terus belajar banyak hal untuk menghadapi perubahan," ujarnya.
Di masa datang, jelas Legislator Partai NasDem itu, bidang kesehatan, perdagangan, pendidikan dan lingkungan hidup diperkirakan menjadi bidang yang banyak mendapat perhatian. Kesiapan generasi muda untuk bekerja dengan budaya yang berbeda, sangat diperlukan.
Lantaran, lanjut dia, di era globalisasi, kolaborasi dengan berbagai bangsa dengan budaya yang berbeda merupakan sebuah keniscayaan. Sehingga generasi muda harus memperkuat pemahaman dengan nilai-nilai kebangsaan.
Baca: 21,2 Juta Jiwa di Jawa Tengah DItarget Dapat Vaksin Covid-19
“Pemaknaan dan pelaksanaan dari nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, menurut Rerie, untuk mewujudkan ketahanan nasional dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Hadir dalam acara di Bojonegoro yakni mantan Sekda Kabupaten Bojonegoro Soehadi Moeljono; Ketua Yayasan Universitas Bojonegoro, Arief Januwarso; dan Rektor Universitas Bojonegoro Tri Astuti Handayani. Kemudian, mantan Bupati Bojonegoro, Suyoto; dan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Eko Hardiansyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)