Semarang: Pandemi virus korona baru menyadarkan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk lebih memperhatikan sektor pertanian. Sejauh ini, Kota Semarang masih bergantung kepada daerah-daerah penyangga untuk memasok kebutuhan beras warga.
"Ada beberapa (hasil pertanian) belum mencukupi termasuk beras, padahal wilayah penyangga beras itu banyak. Tapi kita sebenarnya ingin bisa terpenuhi (sendiri). Dengan covid-19, orang jadi tahu (pentingnya pertanian). Apalagi kami dapat instruksi siapkan makanan pendamping beras," kata Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 24 September 2020.
Baca juga: Genjot Produksi, Ditjen PSP Lakukan RJIT di Nganjuk
Untuk memenuhi kebutuhan pangan warga, Hevearita mengatakan pemerintah mulai kembali mengoptimalkan lahan-lahan tidur di Kota Semarang. Menurut dia, Kota Semarang sebenarnya memiliki 30 ribu hektare lahan produktif yang bisa dimaksimalkan untuk sektor pertanian.
"Kami ingin lahan-lahan ini bisa ditanam singkong, ubi, juga sukun. Jadi lahan (produktif) tapi kosong bisa dilakukan optimalisasi," ujar dia.
Hevearita menegaskan pemerintah akan lebih memperhatikan sektor pertanian. Salah satunya dengan mengunci 2.500 hektare lahan sawah agar tidak beralih fungsi lewat penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
"Kalau sawah lestari ada 2.500 hektare, itu tidak boleh diotak-utik," beber dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebut pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mencegah alih fungsi lahan. Syahrul mengatakan alih fungsi lahan di daerah sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
“Kami berharap pemerintah daerah juga memberikan perhatian serius terhadap hal ini,” kata dia.
Semarang: Pandemi virus korona baru menyadarkan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk lebih memperhatikan sektor pertanian. Sejauh ini, Kota Semarang masih bergantung kepada daerah-daerah penyangga untuk memasok kebutuhan
beras warga.
"Ada beberapa (hasil pertanian) belum mencukupi termasuk beras, padahal wilayah penyangga beras itu banyak. Tapi kita sebenarnya ingin bisa terpenuhi (sendiri). Dengan covid-19, orang jadi tahu (pentingnya pertanian). Apalagi kami dapat instruksi siapkan makanan pendamping beras," kata Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 24 September 2020.
Baca juga:
Genjot Produksi, Ditjen PSP Lakukan RJIT di Nganjuk
Untuk memenuhi kebutuhan pangan warga, Hevearita mengatakan pemerintah mulai kembali mengoptimalkan lahan-lahan tidur di Kota Semarang. Menurut dia, Kota Semarang sebenarnya memiliki 30 ribu hektare lahan produktif yang bisa dimaksimalkan untuk sektor pertanian.
"Kami ingin lahan-lahan ini bisa ditanam singkong, ubi, juga sukun. Jadi lahan (produktif) tapi kosong bisa dilakukan optimalisasi," ujar dia.
Hevearita menegaskan pemerintah akan lebih memperhatikan sektor pertanian. Salah satunya dengan mengunci 2.500 hektare lahan sawah agar tidak beralih fungsi lewat penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
"Kalau sawah lestari ada 2.500 hektare, itu tidak boleh diotak-utik," beber dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebut pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mencegah alih fungsi lahan. Syahrul mengatakan alih fungsi lahan di daerah sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
“Kami berharap pemerintah daerah juga memberikan perhatian serius terhadap hal ini,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)