Kulon Progo: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memasang disaster early warning system (DEWS) atau sistem peringatan dini bencana di Yogyakarta International Airport (YIA) Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peralatan itu diklaim sebagai yang tercanggih se-Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, DEWS di YIA akan mampu diawasi dari luar kota melalui remot kontrol. Baik yang berfungsi sebagai pendeteksi gempa maupun tsunami.
"Seandainya di sini (YIA) terjadi kerusakan, kita masih bisa lakukan monitoring. Tidak tergantung alat di sini," kata Dwikorita di YIA Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Senin, 10 Februari 2020.
Ia menyebut, kontrol DEWS di YIA bisa dilakukan dari Kantor BMKG Kemayoran, Jakarta. Menurut dia, sistem itu disebut bagian dari rencana kontijensi. Artinya, sistem telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Peladennya juga. Misalnya, terjadi gempa magnitudo 8,8. Ini gempa terkuat. Meskipun ada apa-apa di sini (YIA), sistem itu tetap berjalan," beber dia.
Dwikorita berharap, selain DEWS, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bisa menyiapkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. Termasuk aspek sosial di dalamnya.
"Jadi meskipun namanya YIA, sistem jejaringnya luas. Ada BPBD di DIY terlibat, Kabupaten Kulon Progo juga terlibat. Terintegrasi dalam satu sistem. Itu yang sedang kita tuntaskan hari ini," jelasnya.
Ia menambahkan, BMKG juga memasang radar khusus pemantau cuaca di area YIA. Radar akan membuat kegiatan pemantauan lebih fokus dengan data akurasi tinggi.
"Radar yang akan kami pasang itu khusus mendeteksi cuaca di lingkup bandara, lebih fokus, akurat, dan presisi," pungkasnya.
Kulon Progo: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memasang
disaster early warning system (DEWS) atau sistem peringatan dini bencana di Yogyakarta International Airport (YIA) Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peralatan itu diklaim sebagai yang tercanggih se-Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, DEWS di YIA akan mampu diawasi dari luar kota melalui remot kontrol. Baik yang berfungsi sebagai pendeteksi gempa maupun tsunami.
"Seandainya di sini (YIA) terjadi kerusakan, kita masih bisa lakukan monitoring. Tidak tergantung alat di sini," kata Dwikorita di YIA Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Senin, 10 Februari 2020.
Ia menyebut, kontrol DEWS di
YIA bisa dilakukan dari Kantor BMKG Kemayoran, Jakarta. Menurut dia, sistem itu disebut bagian dari rencana kontijensi. Artinya, sistem telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Peladennya juga. Misalnya, terjadi gempa magnitudo 8,8. Ini gempa terkuat. Meskipun ada apa-apa di sini (YIA), sistem itu tetap berjalan," beber dia.
Dwikorita berharap, selain DEWS, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bisa menyiapkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. Termasuk aspek sosial di dalamnya.
"Jadi meskipun namanya YIA, sistem jejaringnya luas. Ada BPBD di DIY terlibat, Kabupaten Kulon Progo juga terlibat. Terintegrasi dalam satu sistem. Itu yang sedang kita tuntaskan hari ini," jelasnya.
Ia menambahkan, BMKG juga memasang radar khusus pemantau cuaca di area YIA. Radar akan membuat kegiatan pemantauan lebih fokus dengan data akurasi tinggi.
"Radar yang akan kami pasang itu khusus mendeteksi cuaca di lingkup bandara, lebih fokus, akurat, dan presisi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)