Kulon Progo: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memasang disaster early warning system (DEWS) atau sistem peringatan dini bencana di Yogyakarta International Airport (YIA), Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Desain awal YIA memang BMKG terlibat dalam hal pengukuran, terutama memperhitungkan potensi gempa bumi dan tsunami. Setelah (YIA) jadi, BMKG perlu memasang sistem monitoring dan peringatan dini tsunami," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin, 10 Februari 2020.
Ia menuturkan instalasi DEWS diterapkan di titik-titik tertentu guna memudahkan identifikasi potensi bencana. Pemasangan DEWS disertai penghitungan posisi, seperti titik koordinat hingga ketinggian lokasi.
"Jadi kita meninjau titik mana, pada lantai mana, dan dinding yang mana alat itu harus tertempel. Sehingga nanti akan transparan," ujarnya.
Menurut Dwikorita DEWS akan dipasang saat konstruksi bangunan YIA rampung 90 persen. Saat ini pihaknya masih melakukan penyempurnaan pada alat yang akan dipasang.
"Sebelumnya kita sudah pasang di lokasi meski belum permanen. Tapi karena bandara sudah mulai beroperasi, harus dikawal keselamatannya. Peralatan sudah terpasang semua," jelasnya.
Ia menjelaskan peralatan yang dipasang tak hanya untuk gempa dan tsunami. DEWS juga akan mampu memantau jumlah sebaran abu vulkanik akibat aktivitas gunung berapi, hingga pendeteksi potensi gangguan landasan di bandara.
"Kalau ada gempa langsung terbaca dari layar, kekuatannya sekian. Potensi tsunami atau tidak. Sehingga nanti bisa dilakukan pengamanan-pengamanan jauh sebelumnya," ucap dia.
Kulon Progo: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memasang
disaster early warning system (DEWS) atau sistem peringatan dini bencana di Yogyakarta International Airport
(YIA), Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Desain awal YIA memang BMKG terlibat dalam hal pengukuran, terutama memperhitungkan potensi gempa bumi dan tsunami. Setelah (YIA) jadi, BMKG perlu memasang sistem monitoring dan peringatan dini tsunami," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin, 10 Februari 2020.
Ia menuturkan instalasi DEWS diterapkan di titik-titik tertentu guna memudahkan identifikasi potensi bencana. Pemasangan DEWS disertai penghitungan posisi, seperti titik koordinat hingga ketinggian lokasi.
"Jadi kita meninjau titik mana, pada lantai mana, dan dinding yang mana alat itu harus tertempel. Sehingga nanti akan transparan," ujarnya.
Menurut Dwikorita DEWS akan dipasang saat konstruksi
bangunan YIA rampung 90 persen. Saat ini pihaknya masih melakukan penyempurnaan pada alat yang akan dipasang.
"Sebelumnya kita sudah pasang di lokasi meski belum permanen. Tapi karena bandara sudah mulai beroperasi, harus dikawal keselamatannya. Peralatan sudah terpasang semua," jelasnya.
Ia menjelaskan peralatan yang dipasang tak hanya untuk gempa dan tsunami. DEWS juga akan mampu memantau jumlah sebaran abu vulkanik akibat aktivitas gunung berapi, hingga pendeteksi potensi gangguan landasan di bandara.
"Kalau ada gempa langsung terbaca dari layar, kekuatannya sekian. Potensi tsunami atau tidak. Sehingga nanti bisa dilakukan pengamanan-pengamanan jauh sebelumnya," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)