Ratusan jeriken milik nelayan menunggu antrean pengiriman solar dari Pertamina di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) 29.355.03 di area Dermaga Bom Kalianda, Jumat, 5 November 2021. Lampost.co/Rustam
Ratusan jeriken milik nelayan menunggu antrean pengiriman solar dari Pertamina di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) 29.355.03 di area Dermaga Bom Kalianda, Jumat, 5 November 2021. Lampost.co/Rustam

Krisis Solar, Nelayan di Lampung Selatan Berhenti Melaut

Lampost • 05 November 2021 16:03
Lampung: Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang terjadi di Lampung berdampak langsung ke para nelayan di Lampung Selatan. Imbas kesulitan mendapatkan solar, nelayan terpaksa tidak melaut.
 
Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan bahan bakar solar yang dikirimkan oleh PT Pertamina melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) 29.355.03 yang berada di area Dermaga Bom Kalianda.
 
Aan, 40,  nelayan di Desa Maja, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, mengatakan sulitnya mendapatkan solar menjadi penghambat nelayan untuk melaut. Pasalnya bahan bakar yang digunakan nelayan setempat mayoritas memakai solar.

"Kalau solarnya tidak ada, ya kami tidak bisa melaut. Kami hanya bisa menunggu pengiriman dari Pertamina, baru kami bisa melaut kembali dan kalau masalah harga solar masih normal," katanya, Jumat, 5 November 2021.
 
Sementara Operator SPDN 29.355.03 Dermaga Bom Kalianda Irawan Saputra mengatakan, kelangkaan solar sudah berlangsung lama dan mengakibatkan ratusan antrean jeriken di SPDN.
 
Baca: Solar Langka, Nelayan di Pacitan Tak Bisa Melaut
 
"Memang sudah langka dari sananya (PT Pertamina), dan jeriken yang menumpuk ini sudah satu mingguan," katanya.
 
Irwan menjelaskan, dalam satu bulan hanya mendapat jatah dari PT Pertamina sebanyak 13 tangki. Sementara satu nelayan membutuhkan 10 jeriken, dari jumlah tersebut tidak mencukupi kebutuhan nelayan di Kalianda. Untuk mengatasi pembagian pembelian solar agar bisa merata, pihaknya membatasi pembelian solar hanya 5 jeriken.
 
"Satu nelayan kami batasi 5 jeriken agar nelayan di Dermaga Bom Kalianda semua dapat melaut, setiap pengiriman hanya satu tangki dan langsung habis hari itu juga," katanya.
 
Terpisah, Penanggung jawab Kepala Dinas Perikanan Lampung Selatan Dwi Jatmiko mengatakan, kelangkaan solar tidak hanya dirasakan nelayan akan tetapi juga berdampak pada pengguna kendaraan umum. Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk tambahan kuota di Lampung Selatan.
 
"Untuk mengatasi kelangkaan solar Dinas perikanan Kabupaten Lampung Selatan punya program dari Kementrian Perikanan untuk mengganti mesin kapal yang berbahan solar dengan bahan dasar menggunakan gas," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan