Petugas memanfaatkan alat berat mencari korban yang diduga tertimbun tanah longsor di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). ANTARA Jatim
Petugas memanfaatkan alat berat mencari korban yang diduga tertimbun tanah longsor di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). ANTARA Jatim

Kisah Bumil dan Si Kembar Selamat dari Longsor Nganjuk

Antara • 16 Februari 2021 14:30
Nganjuk: Nyeri sekujur tubuh masih dirasakan Yuli, 32. Material longsor berupa tanah bercampur air menenggelamkan tubuhnya saat musibah itu terjadi di desanya, Dusun Seloporo, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Kediri. Jawa Timur, Minggu malam, 14 Februari 2021.
 
Yuli ingat betul dirinya yang sedang istirahat bersama anak sulungnya di ruang belakang rumah. Hujan turun senjak siang, membuatnya enggan untuk keluar rumah. Hamil tua, membuatnya harus ekstra menjaga diri.
 
Selama bertahun-tahun mendiami tempat tinggal itu tak terpikirkan akan terjadi musibah seperti ini. Ia dengan keluarga merasa nyaman saja tinggal. Banyaknya keluarga serta tanah kelahiran, membuat dirinya merasa lebih tenang.

Namun, hujan deras kali ini rupanya beda. Hujan deras membawa bencana tanah longsor, menyapu rumah yang ditinggalinya dengan keluarga. Bahkan, nyawanya pun hampir tak selamat.
 
Baca juga: Tega! Bapak Aniaya Anak Tiri Hanya Karena Rewel
 
Bagaimana tidak. Tanah bercampur air menutupi tubuhnya hingga dada. Perutnya yang hamil besar pun, sebisa mungkin dijaga dari reruntuhan material tanah longsor. Sementara, ia pun tidak tahu bagaimana nasib anaknya.
 
"Saat itu cepat sekali kejadiannya, tahu-tahu longsor," katanya sambil menahan sakit, Selasa, 16 Februari 2021.
 
Hartini, 30, adik Yuli, menyambung kisah malam nahas itu mengatakan beruntung nyawa saudaranya bisa selamat. Anak pertamanya pun juga selamat. Saat kejadian nahas tersebut, si anak berlindung di bawah meja, hingga luput dari tumpukan tanah longsor itu.
 
Diceritakannya, seketika kemenakannya itu langsung mencari ibunya, ketika dirasa longsor sudah berhenti. Listrik padam membuat pencarian tambah susah. Beruntung, akhirnya ketemu. Saudaranya juga masih diberi kesempatan hidup sehingga cepat ditemukan.
 
 

Yuli memang masih merasakan nyeri di tubuhnya. Bagian paha terkena paku dan saat kejadian tubuhnya tertimpa material tanah. Ngilu.
 
Namun, yang membuat senang adalah kandunganya yang dinyatakan sehat kendati musibah itu hampir merenggut nyawanya. Anggota tubuh Yuli yang sempat terkena paku juga sudah diobati petugas medis. Kini, tinggal pemulihan.
 
"Dijahit karena tubuhnya kena paku. Alhamdulillah kandungan juga aman, ini sudah delapan bulan," ujar Hartini, sambil memandang tubuh kakaknya di ruang perawatan Puskesmas Ngetos.
 
Baca juga: Pelihara Belasan Satwa Dilindungi, 6 Warga DIY Ditangkap
 
Rumah Hartini tak jauh dari Yuli dan tak dilanda tanah longsor. Ia kini menjaga saudaranya yang sedang hamil tua itu.
 
Hartini pun tak menyangka musibah ini bakal terjadi. Bahkan, banyak tetangga saudaranya yang hingga kini belum ditemukan. Mereka masih dalam pencarian petugas.
 
Ia bersyukur saudaranya berhasil selamat. Juga kemenakannya. Suami Yuli saat kejadian sedang ke luar desa, sehingga ia pun selamat.
 
Kendati rumah saudaranya rusak berat, Hartini meminta saudaranya fokus memulihkan kesehatan. Ia pun tak ingin Yuli berpikiran yang negatif, karena bisa berpengaruh pada kesehatan janinnya.
 
 

Si kembar


Nasib beruntung juga dialami si kembar, Jofansa dan Jofinsa. Kembar enam tahun ini saat kejadian sedang bermain di rumah temannya. Ibundanya, Fatim sedang membersihkan rumah karena air meluber masuk. Ya, saat itu hujan deras turun sejak siang hingga malam.
 
Mbah Yatemi, 52, mengatakan kedua cucunya tinggal dengan dua orang tuanya. Saat kejadian, hanya ada ibu si kembar, Fatim yang di dalam rumah, sedangkan suami Fatim sedang ke luar rumah.
 
Nahas terjadi tanah longsor, membuat rumah cucunya rata dengan tanah. Hingga kemudian, Fatim dinyatakan hilang.
 
Baca juga: 42 Titik Rawan Bencana Terdeteksi di Sulawesi Selatan
 
Yetemi memang tinggal di rumah tak jauh dari rumah cucunya. Namun, rumahnya masih aman dari terjangan tanah longsor. Ia bersyukur kedua cucunya selamat.
 
Namun, kesedihan Mbah Yatemi tak dapat ditutupi, begitu juga kedua cucunya. Murung wajahnya. Mereka tahu jika ibundanya meninggal. Jenazah sudah berhasil ditemukan pada Senin, 15 Februari 2021, dan dimakamkan di tempat pemakaman desa.
 
Si kembar juga lebih banyak diam dalam gendongan nenek dan bibinya. Sang ayah juga sedih. Ia langsung memeluk keduanya setelah tiba di tempat pengungsian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan