Balikpapan: Kondisi pipa di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, masih sangat baik. Lantaran itu, General Manager Pertamina Refinery Unit V Togar MP mengatakan hanya kekuatan besar yang bisa merusak pipa.
"Hanya kekuatan besar yang bisa menyeret dan mematahkan pipa tersebut," kata Togar di Balikpapan, Jumat, 6 April 2018.
Baca: Pipa Pertamina di Teluk Balikpapan Dicek Dua Tahun Lalu
Togar membantah Pertamina lalai memantau kondisi pipa. Sebab, pengecekan operasional pipa dilakukan secara berkala yaitu tiga tahun sekali. Terakhir kali, pipa dicek pada 25 Oktober 2016.
"Sedangkan pengecekan secara visual dilakukan pada 10 Desember 2017," lanjut Togar.
Saat ini, ungkap Togar, Pertamina menyerahkan proses penyelidikan kepada polisi. Sementara Pertamina fokus pada membersihkan penyebaran minyak yang keluar dari pipa tersebut.
Pipa tersebut memiliki ketebalan 12,7 milimeter. Pipa terbuat dari bahan carbon steel pipe API 5L Grade X42. Kekuatan maksimum tekanan pipa selama proses pengaliran minyak Maximum Allowable Operating Pressure (MAOP) yaitu 1061.42 pound-force per square inch (Psig).
"Sedangkan tekanan pada pipa hanya 170.67 Psig," ujar Togar.
Baca: Teluk Balikpapan Dibersihkan, Masalah Minyak Tumpah belum Tuntas
Namun pada 31 Maret 2018, pipa yang berlokasi jarak 3 kilometer dari Terminal Lawe-lawe patah dan bergeser hingga sejauh 100 meter. Minyak mentah menyebar hingga permukaan air.
Kebakaran terjadi di Teluk Balikpapan. Beberapa kapal terbakar. Lima nelayan tewas.
Balikpapan: Kondisi pipa di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, masih sangat baik. Lantaran itu, General Manager Pertamina Refinery Unit V Togar MP mengatakan hanya kekuatan besar yang bisa merusak pipa.
"Hanya kekuatan besar yang bisa menyeret dan mematahkan pipa tersebut," kata Togar di Balikpapan, Jumat, 6 April 2018.
Baca: Pipa Pertamina di Teluk Balikpapan Dicek Dua Tahun Lalu
Togar membantah Pertamina lalai memantau kondisi pipa. Sebab, pengecekan operasional pipa dilakukan secara berkala yaitu tiga tahun sekali. Terakhir kali, pipa dicek pada 25 Oktober 2016.
"Sedangkan pengecekan secara visual dilakukan pada 10 Desember 2017," lanjut Togar.
Saat ini, ungkap Togar, Pertamina menyerahkan proses penyelidikan kepada polisi. Sementara Pertamina fokus pada membersihkan penyebaran minyak yang keluar dari pipa tersebut.
Pipa tersebut memiliki ketebalan 12,7 milimeter. Pipa terbuat dari bahan carbon steel pipe API 5L Grade X42. Kekuatan maksimum tekanan pipa selama proses pengaliran minyak Maximum Allowable Operating Pressure (MAOP) yaitu 1061.42 pound-force per square inch (Psig).
"Sedangkan tekanan pada pipa hanya 170.67 Psig," ujar Togar.
Baca: Teluk Balikpapan Dibersihkan, Masalah Minyak Tumpah belum Tuntas
Namun pada 31 Maret 2018, pipa yang berlokasi jarak 3 kilometer dari Terminal Lawe-lawe patah dan bergeser hingga sejauh 100 meter. Minyak mentah menyebar hingga permukaan air.
Kebakaran terjadi di Teluk Balikpapan. Beberapa kapal terbakar. Lima nelayan tewas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)