Petugas Pertamina menyedot minyak yang bocor setelah pipa di Teluk Balikpapan patah, Rabu 4 April 2018, Ant - Sheravim
Petugas Pertamina menyedot minyak yang bocor setelah pipa di Teluk Balikpapan patah, Rabu 4 April 2018, Ant - Sheravim

Pipa Minyak Bocor di Teluk Balikpapan

Pipa Pertamina di Teluk Balikpapan Dicek Dua Tahun Lalu

Muhammad Hilmansyah • 06 April 2018 17:14
Balikpapan: PT Pertamina (Persero) mengecek pipa bawah perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, tiga tahun sekali. Terakhir kali, pengecekan dilakukan pada 25 Oktober 2016.
 
"Kondisi saat dicek masih sangat baik. Pengecekan akan dilakukan lagi pada 26 Oktober 2019," kata Area Manager CR Pertamina Alicia Irzanova di Balikpapan, Jumat, 6 April 2018.
 
Baca: Pipa Bocor di Teluk Balikpapan Milik Pertamina

Sesuai prosedur, teknisi menyelam untuk mengecek kondisi eksternal pipa, melindungi logam pipa dari korosi, dan menebalkan spot atau cathodic protection. Setelah dicek, kondisi pipa dinyatakan sesuai dengan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan (SKPP) yang diterbitkan Direktorat Jenderas Minyak Bumi dan Gas (Migas). 
 
Pipa tersebut memiliki ketebalan 12,7 milimeter. Pipa terbuat dari bahan carbon steel pipe API 5L Grade X42. Kekuatan maksimum tekanan pipa selama proses pengaliran minyak Maximum Allowable Operating Pressure (MAOP) yaitu 1061.42 pound-force per square inch (Psig). 
 
"Sedangkan tekanan pada pipa hanya 70.67 Psig," lanjut Alicia.
 
Pipa Pertamina patah pada 31 Maret 2018. Pipa bergeser sejauh 100 meter. Minyak mentah pun keluar dari pipa dan mencemari Teluk Balikpapan. Kebakaran terjadi di perairan yang berjarak tiga kilometer dari Terminal Lawe-lawe. Kedalaman pipa sekitar 25 meter di bawah permukaan air. Hingga berita ini dimuat, polisi masih menyelidiki penyebab pipa patah. 
 
Baca: BBM yang Tumpah Bukan Minyak Mentah
https://www.medcom.id/cards/316-kebakaran/8kor7W3b-bbm-yang-tumpah-bukan-minyak-mentah
 
Sementara itu, tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan tumpahan minyak berdampak di area seluas 7.000 hektare. Selain kerusakan lingkungan, warga di sekitar pantai mengeluh mual dan pusing. Sebab, bau minyak di perairan Teluk Balikpapan menyengat.
 
Meski telah dibersihkan, masalah belum tuntas. Sebab lapisan minyak tak hanya ditemukan di pantai. Lapisan minyak juga ditemukan di kolong dan tiang rumah. Kondisi itu terjadi pada warga di empat kelurahan di Kecamatan Balikpapan Barat.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan