Konferensi pers Dhaup Ageng pernikahan putra bungsu KGPAA Paku Alam X atau Wakil Gubernur DIY. Medcom.id/Mustaqim
Konferensi pers Dhaup Ageng pernikahan putra bungsu KGPAA Paku Alam X atau Wakil Gubernur DIY. Medcom.id/Mustaqim

Jalan Sekitar Pura Pakualam Ditutup saat Pernikahan Anak Wagub DIY

Ahmad Mustaqim • 03 Januari 2024 19:13
Yogyakarta: Sejumlah akses jalan di Kota Yogyakarta akan ditutup pada acara pernikahan putra sulung Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X, Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusmastuti. Penutupan akses jalan dilakukan pada 10-11 Januari 2024. 
 
Kepala Bagian Humas, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol (UHP) Pemerintah DIY, Ditya Nanaryo Aji mengatakan rekayasa lalu lintas akan dilakukan dua hari tersebut. Namun, penutupan tak diberlakukan selama dua hari penuh. 
 
"Penutupan akses jalan pada 10 Januari dilakukan sejak pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Sedangkan, pada 11 Januari penutupan jalan diberlakukan pada pukul 17.00 hingga 24.00 WIB," kata Ditya di Kompleks Kepatihan Pura Pakualaman Yogyakarta, Rabu, 3 Januari 2024. 

Salah satu akses jalan protokol yang ditutup yakni Jalan Sultan Agung. Akses jalan ini ditutup dari Pasar Sentul hingga Perempatan Gondomanan. Sementara, akses jalan lain yang ditutup yakni Jalan Gayam dan Jalan Purwanggan. 
 
"Kami sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terganggu karena penutupan jalan itu dilakukan saat jam kerja," ujarnya. 
 
Baca juga: Wagub DIY Mantu, 3 Pasangan Capres-Cawapres Diundang

Acara pernikahan yang digelar Pura Pakualaman diistilahkan sebagai Dhaup Ageng. Acara Dhaup Ageng ini menjadi bagian tugas Pura Pakualaman dalam kerajaan Mataram untuk menjaga kebudayaan. 
 
Salah seorang panitia Dhaup Ageng, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radyowisroyo mengungkapkan acara pernikahan digelar dengan adat Jawa. Serangkaian acara pernikahan digelar pada 7-11 Januari 2024. 
 
"Peristiwa Dhaup Ageng ini mengikuti tradisi kerajaan yang tidak dapat disaksikan setiap saat oleh masyarakat," kata dia. 
 
Radyowisroyo mengatakan sejumlah prosesi adat Jawa memang ada yang sudah biasa dilakukan masyarakat. Prosesi pernikahan keturunan bangsawan dengan warga biasa kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu sudah dimulai dengan prosesi lamaran pada Oktober 2023. 
 
Selannjutnya, ada sejumlah proses yang mengikuti seperti bucalan dan wilujengan. Kemudian, ada juga berziarah ke makam leluhur Pura Pakualaman di wilayah Kotagede Kota Yogyakarta dan Astana Giriganda di Kabupaten Kulon Progo. 
 
"Pada 5 Januari akan ada prosesi doa bersama di Masjid Agung Pura Pakualaman, Masjid Sonyoragi (Baciro), dan Masjid Jami Kauman di Kabupaten Kulon Progo," katanya. 
 
Baca juga: Heboh! Belum Lulus SD, Bocah 10 Tahun di Madura Menikah

Selain itu, ada juga prosesi penyiapan kamar pengantin, pasang tarub, pasang bleketepe pada 7 Januari 2024. Lalu, pada 8 Januari ada prosesi nyengker atau memboyong calon pengantin perempuan masuk ke lingkungan Kadipaten Pura Pakualaman. Hal itu bertujuan melatih kehidupan dan adat calon pengantin dan keluarga dengan lingkungan Pura Pakualaman. Ada juga prosesi siraman pasangan pengantin yang dilakukan terpisah. 
 
Prosesi tantingan (menanyakan kesiapan untuk menikah dengan dihadiri pihak KUA), midodareni, dan tuguran dilaksanakan pada 9 Januari 2024. Adapun prosesi akad nikah digelar 10 Januari pukul 8.30 WIB. 
 
"Proses akad nikah posisi pengantin putra dan putri terpisah. Pengantin putra di lokasi acara, sementara calon pengantin putri di Masjid Pengulan Pura Pakualaman. Penandatanganan buku nikah juga dilakukan di lokasi terpisah," ujarnya. 
 
Kedua mempelai baru akan ditemukan saat prosesi acara panggih. Prosesi ini mempertemukan kedua mempelai di pelaminan dan dilanjutkan dengan menjami tamu undangan VVIP. Sederet tamu negara dipastikan diundang dalam acara Dhaup Ageng. Mulai dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, juga para menteri, perwakilan 58 kerajaan se-nusantara, dan perwakilan kerajaan di luar negeri, serta duta besar negara sahabat. 
 
"Dhaup Ageng bukan sekadar pernikahan biasa seperti masyarakat, tapi juga melestarikan budaya Jawa," jelasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan