Selain mengakibatkan warna sungai menjadi hitam pekat, limbah juga membuat bau yang cukup menyengat dan mengganggu warga sekitar.
Darsam, warga Desa Pengarengan Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon menuturkan kondisi seperti ini sempat tidak terjadi selama dua tahun. Hal tersebut dikarenakan pabrik gula berhenti beroperasi.
"Dua tahun nggak begini, karena pabrik gula tidak beroperasi. Tapi sekarang begini lagi, karena pabriknya beroperasi lagi," kata Darsam di Cirebon, Jumat, 1 September 2023.
Baca: Limbah yang Cemari Pesisir Pantai Lampung Selatan Diidentifikasi
|
Darsam juga mengatakan dampak yang diakibatkan dari limbah ini beberapa ikan di sungai juga mati. Selain itu kondisi air yang keruh dan bau, juga mengganggu para petani garam.
Ia berharap pemerintah segera bertindak cepat untuk menangani masalah ini. Jika memang pabrik gula masih tetap beroperasi, ia berharap limbahnya tidak dibuang ke sungai.
"Kalau pabrik gula mau beroperasi, jangan buang limbah di sungai," jelas Darsam.
Keluhan limbah pabrik gula juga dirasakan warga Japura Kidul. Zainal, aparat Desa Japura Kidul, mengaku sudah mendapatkan keluhan dari masyarakat, terkait limbah dari pabrik gula itu.
Selain bau menyengat, masyarakat juga merasakan banyaknya nyamuk, efek dari air sungai yang tercampur dengan limbah. Pihaknya sudah menyampaikan kondisi tersebut kepada BPBD Kabupaten Cirebon, untuk mendapatkan tindak lanjut.
"Kami sudah sampaikan kepada BPBD, untuk bisa ditindaklanjuti," ungkap Zainal.
Baca: Pengolahan Limbah B3 Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Menjaga Lingkungan
|
Medcom.id mencoba menghubungi perwakilan dari PG Rajawali, namun belum mendapatkan respon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id