Surabaya: Seorang tukang becak di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Holili Addrae Sae, 60, akhirnya mampu mewujudkan mimpinya berangkat haji ke Tanah Suci.
"Alhamdulillah bisa berangkat haji berkat panggilan Allah," kata Holili, di Surabaya, Kamis, 16 Juni 2022.
Ia mengaku tak menyangka bisa berangkat ke Mekkah. Hasil kerja kerasnya mengayuh becak akhirnya mampu mengantarkannya ke Arab Saudi.
Kendati bahagia, terselip rasa sedih lantaran dirinya tak didampingi istri ke Tanah Suci. Sang istri, Busideh, telah wafat menghadap Ilahi.
"Berangkat haji impian saya dan istri sejak lama. Tapi istri meninggal dunia ketika masa tunggu haji," ujarnya.
Baca juga: Calon Haji Asal Aceh Kedapatan Bawa Pisau Hingga Gunting Kuku
Holili mengatakan selain karena memang mendapatkan panggilan dari Allah SWT, keberhasilannya mewujudkan mimpi untuk menunaikan rukun Islam ke-5 itu tidak terlepas dari peran almarhumah istrinya.
"Terus terang kami hanya bekerja keras memeras keringat mengayuh becak setiap hari, tapi almarhum istri saya yang begitu telaten menyisihkan sedikit demi sedikit uang sisa dari kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.
Tampak guratan kesedihan mendalam di wajah Holili saat mengenang perjuangan almarhumah istrinya. Sesekali Holili menyeka air mata yang jatuh sembari terus menceritakan kisah almarhumah yang mengajak, menguatkan, dan meyakinkannya untuk mendaftar haji meski dengan kondisi ekonomi yang ala kadarnya.
“Penghasilan mbecak per hari hanya Rp30-50 ribu, itu pun tidak menentu. Selain itu, saya juga bekerja sebagai kuli ikan dengan penghasilan yang tak seberapa. Istri saya rajin menabung mengumpulkan, dan dibelikan beberapa gram emas,” ujarnya.
Tiba di satu waktu, Holili dan istrinya mendapatkan rezeki arisan dan memutuskan untuk menjual semua barang-barang yang selama ini telah dikumpulkan untuk biaya pendaftaran haji. Mulanya sempat ragu, namun sang istri kembali menguatkan dan meyakinkan.
“Saya dapat arisan dan ayo emas ini jual. Ayo daftar haji, tidak apa dengan niat, insyaallah siapa tahu Allah mengasihani dan Allah cukupkan,” kenang Holili, mengingat ucapan mendiang istrinya.
Bermodal keyakinan, kedua pasangan suami istri itu akhirnya mendaftar haji pada tahun 2011. Namun Allah berkendak lain, istrinya meninggal dunia pada tahun 2019 karena sakit, sebelum ia dihubungi pelunasan haji pada tahun 2020.
“Istri saya meninggal beberapa bulan sebelum penatapan, tahun 2020 dikonfirmasi berangkat, tapi karena pandemi jadi ditunda, dan alhamdulillah bisa berangkat tahun ini. Meski istri saya sudah meninggal, tapi niat saya tetap haji bersama istri,” ujarnya.
Baca juga: Kondisi Hamil, Calon Haji Asal Tanjungpinang Gagal Berangkat
Sepeninggal istrinya, Holili sempat menawarkan kedua anaknya untuk mengganti porsi haji sang istri, namun keduanya menolak dan Holili memilih mengambil tabungan haji almarhumah untuk dipergunakan sebagai biaya menghajikan mendiang istrinya di Tanah Suci.
“Uang tabungannya sampai saat ini masih utuh, saya titipkan agar tidak saya pergunakan. Uang itu untuk haji badal istri saya karena di Tanah Suci harus bayar orang untuk menghajikan. Mohon doa semoga saya dan istri dijadikan haji mabrur,” ungkap dia.
Di tengah kebahagiaan yang dirasakan, Holili mengaku sedih dan bingung karena tidak memiliki sepersen pun uang untuk bekal ke Tanah Suci pada 16 Juni 2022. Bahkan ia tidak bisa mendaftar ke Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Sampang.
"Saya sudah tidak punya tabungan lagi mas, apalagi buat bekal untuk ikut jadi rombongan KBIH saja tidak mampu membayar," terang dia.
Atas izin Allah, salah satu KBIH di Sampang tergerak hatinya dan mengajak Holili bergabung dengan KBIH tanpa dipungut biaya apa pun. Selama proses persiapan pemberangkatan, Holili mengaku selalu menggunakan becaknya setiap kali mengikuti pelatihan.
"Setiap manasik haji dan mengurus persiapan lainnya saya berangkat naik becam. Karena becak itu satu-satunya kendaraan yang saya miliki," tutup dia.
Tiba di satu waktu, Holili dan istrinya mendapatkan rezeki arisan dan memutuskan untuk menjual semua barang-barang yang selama ini telah dikumpulkan untuk biaya pendaftaran haji. Mulanya sempat ragu, namun sang istri kembali menguatkan dan meyakinkan.
“Saya dapat arisan dan ayo emas ini jual. Ayo daftar haji, tidak apa dengan niat, insyaallah siapa tahu Allah mengasihani dan Allah cukupkan,” kenang Holili, mengingat ucapan mendiang istrinya.
Bermodal keyakinan, kedua pasangan suami istri itu akhirnya mendaftar haji pada tahun 2011. Namun Allah berkendak lain, istrinya meninggal dunia pada tahun 2019 karena sakit, sebelum ia dihubungi pelunasan haji pada tahun 2020.
“Istri saya meninggal beberapa bulan sebelum penatapan, tahun 2020 dikonfirmasi berangkat, tapi karena pandemi jadi ditunda, dan alhamdulillah bisa berangkat tahun ini. Meski istri saya sudah meninggal, tapi niat saya tetap haji bersama istri,” ujarnya.
Baca juga:
Kondisi Hamil, Calon Haji Asal Tanjungpinang Gagal Berangkat
Sepeninggal istrinya, Holili sempat menawarkan kedua anaknya untuk mengganti porsi haji sang istri, namun keduanya menolak dan Holili memilih mengambil tabungan haji almarhumah untuk dipergunakan sebagai biaya menghajikan mendiang istrinya di Tanah Suci.
“Uang tabungannya sampai saat ini masih utuh, saya titipkan agar tidak saya pergunakan. Uang itu untuk haji badal istri saya karena di Tanah Suci harus bayar orang untuk menghajikan. Mohon doa semoga saya dan istri dijadikan haji mabrur,” ungkap dia.
Di tengah kebahagiaan yang dirasakan, Holili mengaku sedih dan bingung karena tidak memiliki sepersen pun uang untuk bekal ke Tanah Suci pada 16 Juni 2022. Bahkan ia tidak bisa mendaftar ke Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Sampang.
"Saya sudah tidak punya tabungan lagi mas, apalagi buat bekal untuk ikut jadi rombongan KBIH saja tidak mampu membayar," terang dia.
Atas izin Allah, salah satu KBIH di Sampang tergerak hatinya dan mengajak Holili bergabung dengan KBIH tanpa dipungut biaya apa pun. Selama proses persiapan pemberangkatan, Holili mengaku selalu menggunakan becaknya setiap kali mengikuti pelatihan.
"Setiap manasik haji dan mengurus persiapan lainnya saya berangkat naik becam. Karena becak itu satu-satunya kendaraan yang saya miliki," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)