Seorang tukang becak naik haji di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Dia adalah Holili Addrae Sae, 60. (dok: Humas PPIH Embarkasi Surabaya)
Seorang tukang becak naik haji di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Dia adalah Holili Addrae Sae, 60. (dok: Humas PPIH Embarkasi Surabaya)

Cerita Holili, 'Mengayuh Becak' Sampai ke Mekkah

Amaluddin • 16 Juni 2022 15:58

Tiba di satu waktu, Holili dan istrinya mendapatkan rezeki arisan dan memutuskan untuk menjual semua barang-barang yang selama ini telah dikumpulkan untuk biaya pendaftaran haji. Mulanya sempat ragu, namun sang istri kembali menguatkan dan meyakinkan.
 
“Saya dapat arisan dan ayo emas ini jual. Ayo daftar haji, tidak apa dengan niat, insyaallah siapa tahu Allah mengasihani dan Allah cukupkan,” kenang Holili, mengingat ucapan mendiang istrinya.
 
Bermodal keyakinan, kedua pasangan suami istri itu akhirnya mendaftar haji pada tahun 2011. Namun Allah berkendak lain, istrinya meninggal dunia pada tahun 2019 karena sakit, sebelum ia dihubungi pelunasan haji pada tahun 2020.

“Istri saya meninggal beberapa bulan sebelum penatapan, tahun 2020 dikonfirmasi berangkat, tapi karena pandemi jadi ditunda, dan alhamdulillah bisa berangkat tahun ini. Meski istri saya sudah meninggal, tapi niat saya tetap haji bersama istri,” ujarnya.
 
Baca juga: Kondisi Hamil, Calon Haji Asal Tanjungpinang Gagal Berangkat
 
Sepeninggal istrinya, Holili sempat menawarkan kedua anaknya untuk mengganti porsi haji sang istri, namun keduanya menolak dan Holili memilih mengambil tabungan haji almarhumah untuk dipergunakan sebagai biaya menghajikan mendiang istrinya di Tanah Suci.
 
“Uang tabungannya sampai saat ini masih utuh, saya titipkan agar tidak saya pergunakan. Uang itu untuk haji badal istri saya karena di Tanah Suci harus bayar orang untuk menghajikan. Mohon doa semoga saya dan istri dijadikan haji mabrur,” ungkap dia.
 
Di tengah kebahagiaan yang dirasakan, Holili mengaku sedih dan bingung karena tidak memiliki sepersen pun uang untuk bekal ke Tanah Suci pada 16 Juni 2022. Bahkan ia tidak bisa mendaftar ke Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Sampang.
 
"Saya sudah tidak punya tabungan lagi mas, apalagi buat bekal untuk ikut jadi rombongan KBIH saja tidak mampu membayar," terang dia.
 
Atas izin Allah, salah satu KBIH di Sampang tergerak hatinya dan mengajak Holili bergabung dengan KBIH tanpa dipungut biaya apa pun. Selama proses persiapan pemberangkatan, Holili mengaku selalu menggunakan becaknya setiap kali mengikuti pelatihan.
 
"Setiap manasik haji dan mengurus persiapan lainnya saya berangkat naik becam. Karena becak itu satu-satunya kendaraan yang saya miliki," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan