Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Medcom.id/Metro TV
Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Medcom.id/Metro TV

Universitas Negeri Semarang Anuegrahi Habib Luthfi Gelar Doktor Kehormatan

Mustholih • 09 November 2020 13:52

Habib Luthfi dikukuhkan sebagai Guru Kehormatan Unnes setelah memaparkan makalah dengan tema Strategi Komunikasi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Bangsa. Habib Luthfi mengaku tidak tahu apa sebenarnya yang melandasi Unnes mengganjarnya gelar doktor kehormatan. 
 
"Gelar ini merupakan kehormatan bagi saya. Akan tetapi saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi Unnes memandang saya pantas mendapatkan gelar kehormatan ini. Semoga apa yang dilakukan Unnes mendapat keberkahan dan rida Allah," jelas Habib Luthfi.
 
Habib Luthfi mengatakan sejarah kebangsaan Indonesia tidak bisa lepas dari peran Walisongo dalam menyebarkan ajaran islam. Spirit nasionalisme dan perjuangan dakwah yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu bangsa ini sangat erat. 

"Sehingga wujud nasionalisme kebangsaan ini merupakan manifestasi dari perjuangan dakwah. Sejarah panjang perjuangan mewujudkan negeri yang darussalam tidak terlepas dari usaha-usaha pejuang zaman dahulu," ujar Habib Luthfi.
 
Habib Luthfi menilai berdakwah di Indonesia dapat dilakukan dengan sepuluh strategi. Pertama, senantiasa  meletakkan  paradigma  tauhid; kedua,  mengedepankan pemahaman agama yang moderat dan inklusif; ketiga, melakukan strategi yang imperatif; keempat, strategi komunikasi efektif; kelima, melakukan strategi dakwah melalui proses pembersihan sikap dan perilaku; keenam, strategi dakwah melalui proses pendidikan; ketujuh, strategi dakwah dengan lebih menonjolkan  gerakan kultural; kedelapan, strategi dakwah sosio-kultural; kesembilan, strategi dakwah melalui teknologi dan informasi; dan kesepuluh, strategi dakwah dengan menjunjung tinggi dan menghormati simbol-simbol negara. 
 
"Dalam berdakwah, tidak hanya berfokus pada pembangunan spiritual jiwa manusia. Tapi juga harus mengurus pemberdayaan ekonomi umat," jelas Habib Luthfi.
 
Menurut Habib Luthfi, Indonesia memiliki sistem ekonomi unik yang menjadi pembeda dari sistem sosialis dan kapitalis. Kekhasan ini bisa dilihat pada rumusan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang meneguhkan perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. 
 
"Di sinilah muncul sistem ekonomi Nusantara atau ada yang menyebut dengan istilah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi nasional berkarakter gotong royong dan kekeluargaan," beber Habib Luthfi.
 
Sistem ekonomi nusantara ini memiliki semangat melakukan kerja dan menanggung resiko secara serentak, bersama-sama, tanpa memikirkan keuntungan pribadi. "Tujuan akhir dari sistem ekonomi nusantara ini lebih mengutamakan kebahagiaan bersama. Dengan platform ini maka pasti terhindar dari egoisme dan monopoli," tegas Habib Luthfi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan