Jepara: Tingginya angka kematian pasien covid-19 membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kewalahan. Relawan pemakaman covid-19 pun dibentuk hingga di tingkat kecamatan.
Salah seorang relawan pemakaman covid-19 kecamatan adalah Nurdin. Sebelum bergabung menjadi relawan pemakaman covid-19 kecamatan, Nurdin adalah seorang sopir truk. Dia mengaku banting setir menjadi relawan pemakaman lantaran prihatin terjadi antrean pemakaman.
"Masa orang sudah meninggal masih harus antre (dimakamkan). Dari situ terus memutuskan untuk jadi relawan,” ujar Nurdin, kepada Medcom.id, Senin, 12 Juli 2021.
Mantan sopir truk ekspedisi Jawa – Sumatra itu bergabung jadi relawan pemakaman sejak Juni 2021. Hingga saat ini Nurdin sudah memakamkan lebih dari 30 jenazah pasien covid-19 di Kecamatan Tahunan.
Baca: Kades di Banyuwangi Gelar Hajatan saat PPKM Darurat, Polisi Langsung Selidiki
"Sudah berapa (pemakaman) tidak menghitung, karena saya niatnya tidak bekerja jadi ya, tidak saya hitung," kata bapak satu anak itu.
Selama menjadi relawan pemakaman, tidak semua proses pemakaman berjalan dengan lancar. Mengenakan baju hazmat, Nurdin, mengaku proses pemakaman di siang hari banyak menguras energi.
"Pernah memakamkan siang-siang sampai mau pingsan, terus minum air keran karena tidak ada yang memberi minum. Terus makamnya itu dalamnya lebih dari 2,5 meter, umumnya makam kalau di tempat saya ya 1,5 meter," kata Nurdin, warga RT06 RW03 Desa Langon Kecamatan Tahunan.
Nurdin belum tahun kapan akan kembali duduk di belakang kemudi. Bapak satu anak yang biasa disapa Tato itu belum berkeinginan kembali menjadi sopir truk selama kasus covid-19 di Bumi Kartini masih tinggi.
"Lillahitaala, kadang jadi relawan itu dianggap sebagain orang seperti orang gila,” ujar Nurdin.
Seorang relawan pemakaman covid-19 Kecamatan Tahunan lainnya adalah Ahmad Arifin. Bapak satu anak yang bekerja sebagai tukang sablon itu bergabung menjadi relawan pemakaman kecamatan bulan lalu.
Senada dengan Nurdin, Arfin memutuskan bergabung jadi relawan lantaran prihatin melihat pasukan pemakaman BPBD kewalahan.
Baca: Sekda Kota Madiun Rusdiyanto Meninggal Saat Menjalani Perawatan Covid-19
"Kasihan, dulu pernah di Pramuka sama-sama dengan teman-teman relawan. Awal-awal istri agak keberatan, setelah saya beri penjelasan akhirnya diizinkan, terus saya bergabung,” ujar Arifin.
Mejadi relawan siap siaga 24 jam, beberapa kali Arifin terpaksa meninggalkan pekerjaan menyablon. Proses pemakaman pun tak selalu dilaksanakan saat hari masih terang.
"Pokoknya ya, siap 24 jam. Pemakaman tengah malam selesai sampai dini hari sudah ya, siap,” kata Arifin.
Jepara: Tingginya angka kematian pasien covid-19 membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kewalahan. Relawan pemakaman covid-19 pun dibentuk hingga di tingkat kecamatan.
Salah seorang relawan pemakaman covid-19 kecamatan adalah Nurdin. Sebelum bergabung menjadi relawan pemakaman covid-19 kecamatan, Nurdin adalah seorang sopir truk. Dia mengaku banting setir menjadi relawan pemakaman lantaran prihatin terjadi antrean pemakaman.
"Masa orang sudah meninggal masih harus antre (dimakamkan). Dari situ terus memutuskan untuk jadi relawan,” ujar Nurdin, kepada Medcom.id, Senin, 12 Juli 2021.
Mantan sopir truk ekspedisi Jawa – Sumatra itu bergabung jadi relawan pemakaman sejak Juni 2021. Hingga saat ini Nurdin sudah memakamkan lebih dari 30 jenazah pasien covid-19 di Kecamatan Tahunan.
Baca: Kades di Banyuwangi Gelar Hajatan saat PPKM Darurat, Polisi Langsung Selidiki
"Sudah berapa (pemakaman) tidak menghitung, karena saya niatnya tidak bekerja jadi ya, tidak saya hitung," kata bapak satu anak itu.
Selama menjadi relawan pemakaman, tidak semua proses pemakaman berjalan dengan lancar. Mengenakan baju hazmat, Nurdin, mengaku proses pemakaman di siang hari banyak menguras energi.
"Pernah memakamkan siang-siang sampai mau pingsan, terus minum air keran karena tidak ada yang memberi minum. Terus makamnya itu dalamnya lebih dari 2,5 meter, umumnya makam kalau di tempat saya ya 1,5 meter," kata Nurdin, warga RT06 RW03 Desa Langon Kecamatan Tahunan.