Tangerang: Dering suara telepon genggam milik Muwardi (49) terus saja berbunyi. Padahal, bapak tiga anak ini baru saja menuntaskan pengantaran jenazah covid-19 ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Diujung telepon, perintah suara meminta Muwardi kembali kepada pekerjaan mulianya, mengantar jemput jenazah pasien covid-19. Ada pasien covid-19 meninggal di puskesmas di wilayah Tangsel.
"Tuh, sudah panggilan lagi, diminta jemput dari puskesmas," ucap dia saat berbincang dengan Medcom.id di TPU Jombang, sambil menikmati segelas plastik kopi hitam yang dia nikmati siang itu.
Muwardi mengaku, sampai siang ini, sudah tiga kali bolak-balik TPU Jombang untuk mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya. Bulan Juni 2021 dianggapnya sebagai rekor kematian covid-19 tertinggi di Tangsel.
"Hari ini infonya 11 orang. Saya sudah tiga kali jemput-antar. Kemarin yang padat sampai 22 jenazah sampai dini hari," kata pria yang sudah tiga tahun bertugas menjadi Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kota Tangsel ini.
Muwardi mengakui, pekerjaan sebagai sopir adalah jalan hidup yang dia pilih. Pria tamatan SMA itu sadar mengendarai roda empat atau lebih adalah satu-satunya keahlian yang bisa menghidupi keluarganya.
"Saya dari muda sudah nyupir. Kalau bawa mobil jenazah di DPKPP baru tiga tahun ini, tadinya bawa truk di perusahaan ekspedisi. Kalau pengemudi jenazah covid, dari awal ada covid di Tangsel," kenang dia.
Suka duka sopir mobil jenazah covid-19
Dalam menjalankan tugas pengantaran jenazah, Muwardi dan rekan-rekan di DPKPP biasanya sudah bergegas. Mulai dari pukul 08.00 WIB sampai waktu yang tidak dapat dipastikan.
Ia mengungkapkan, penjemputan jenazah untuk dimakamkan di TPU Jombang tidak hanya berasal dari rumah sakit, puskesmas, atau rumah warga di Tangsel saja. Tapi juga bisa dari fasilitas kesehatan covid-19 di Jabodetabek dan Banten.
"Kita jemputnya engga mesti di Tangsel, karena pemakaman di TPU ini harus sesuai KTP atau domisili pasien di Tangsel. Makanya, saya bisa jemput dari Wisma Atlet, RSPP, Depok, atau rumah sakit di Serang untuk dimakamkan di TPU Jombang," kata dia.
Bahkan, akhir-akhir ini Muwardi mengaku menjemput pasien covid-19 yang menjalani isolasi di rumah. "Bahkan ada beberapa itu, saya jemput dari rumah. Termasuk yang ini. Dia dipastikan covid juga," jelasnya.
Dalam perjalanannya itu, Muwardi mengaku bulan Juni 2021 ini juga banyak menjemput pasien meninggal dari puskesmas. Pasalnya, kini puskesmas di Tangsel juga menangani pasien covid-19.
Menghadapi keluarga pasien covid-19
Muwardi mengakui, banyak hal berbeda dalam proses pengurusan jenazah biasa dengan jenazah covid-19 yang harus sesuai protokol kesehatan. Proses itu, juga memakan waktu.
Sehingga, tidak sedikit, keluarga pasien atau rumah sakit yang menangani jenazah terus menghubungi Muwardi, minta dijemput cepat.
"Kadang orang suka engga tahu bagaimana prosesnya itu. Pemulsarannya, mencari peti, dan sebagainya. Sementara semua orang minta didahulukan, padahal tenaga kita semua terbatas," terang dia.
Meski begitu, Muwardi mengaku mendapat pelajaran berharga dari tugasnya menjemput dan mengantarkan jenazah covid-19. Dia juga memohon agar dia dan keluarganya di rumah terlindung dari ancaman virus korona.
"Pekerjaan saya hari ini memberi banyak pelajaran. Makanya saya di rumah juga mewanti-wanti keluarga, anak-anak, untuk taat prokes. Karena virus ini engga bisa disepelekan. Kejadian ini sudah luar biasa," tutur Muwardi.
Turut merasakan kepedihan keluarga korban covid-19
Selama setahun lebih bertugas mengantar jemput jenazah covid-19, Muwardi dapat merasakan rasa kepedihan mendalam yang terlihat dari keluarga pasien saat dia melakukan penjemputan.
"Bagaimana kalau terjadi sama keluarga kita. Apalagi ada keluarga yang memang tidak diinfokan sementara kalau ada anggota keluarganya yang meninggal. Rasanya kehilangan itu, kan luar biasa," ucap dia.
"Kalau boleh berpesan, saya harap masyarakat dimanapun tetap mematuhi prokes dan anjuran pemerintah, jaga kesehatan dan tetap tersenyum," imbau Muwardi.
Tangerang: Dering suara telepon genggam milik Muwardi (49) terus saja berbunyi. Padahal, bapak tiga anak ini baru saja menuntaskan pengantaran jenazah covid-19 ke Tempat Pemakaman Umum (
TPU) Jombang, Tangerang Selatan (
Tangsel), Banten.
Diujung telepon, perintah suara meminta Muwardi kembali kepada pekerjaan mulianya, mengantar jemput jenazah pasien covid-19. Ada pasien covid-19 meninggal di puskesmas di wilayah Tangsel.
"
Tuh, sudah panggilan lagi, diminta jemput dari puskesmas," ucap dia saat berbincang dengan
Medcom.id di TPU Jombang, sambil menikmati segelas plastik kopi hitam yang dia nikmati siang itu.
Muwardi mengaku, sampai siang ini, sudah tiga kali bolak-balik TPU Jombang untuk mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya. Bulan Juni 2021 dianggapnya sebagai rekor kematian covid-19 tertinggi di Tangsel.
"Hari ini infonya 11 orang. Saya sudah tiga kali jemput-antar. Kemarin yang padat sampai 22 jenazah sampai dini hari," kata pria yang sudah tiga tahun bertugas menjadi Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kota Tangsel ini.
Muwardi mengakui, pekerjaan sebagai sopir adalah jalan hidup yang dia pilih. Pria tamatan SMA itu sadar mengendarai roda empat atau lebih adalah satu-satunya keahlian yang bisa menghidupi keluarganya.
"Saya dari muda sudah
nyupir. Kalau bawa mobil jenazah di DPKPP baru tiga tahun ini, tadinya bawa truk di perusahaan ekspedisi. Kalau pengemudi jenazah covid, dari awal ada covid di Tangsel," kenang dia.
Suka duka sopir mobil jenazah covid-19
Dalam menjalankan tugas pengantaran jenazah, Muwardi dan rekan-rekan di DPKPP biasanya sudah bergegas. Mulai dari pukul 08.00 WIB sampai waktu yang tidak dapat dipastikan.
Ia mengungkapkan, penjemputan jenazah untuk dimakamkan di TPU Jombang tidak hanya berasal dari rumah sakit, puskesmas, atau rumah warga di Tangsel saja. Tapi juga bisa dari fasilitas kesehatan covid-19 di Jabodetabek dan Banten.
"Kita jemputnya engga mesti di Tangsel, karena pemakaman di TPU ini harus sesuai KTP atau domisili pasien di Tangsel. Makanya, saya bisa jemput dari Wisma Atlet, RSPP, Depok, atau rumah sakit di Serang untuk dimakamkan di TPU Jombang," kata dia.
Bahkan, akhir-akhir ini Muwardi mengaku menjemput pasien covid-19 yang menjalani isolasi di rumah. "Bahkan ada beberapa itu, saya jemput dari rumah. Termasuk yang ini. Dia dipastikan covid juga," jelasnya.
Dalam perjalanannya itu, Muwardi mengaku bulan Juni 2021 ini juga banyak menjemput pasien meninggal dari puskesmas. Pasalnya, kini puskesmas di Tangsel juga menangani pasien covid-19.