Semarang: Sebanyak 182 desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, segera melangsungkan Pemilihan Kepala Desa serentak. Sebanyak 6.997 personel keamanan gabungan akan dikerahkan untuk menjaga jalannya pelaksanaan Pilkades tersebut.
"Polres Demak mempunyai tanggungjawab dalam mengamankan proses Pilkades serentak di Kabupaten Demak untuk mewujudkan Pilkades yang aman, jujur, adil, dan demokratis," kata Kepala Kepolisian Resort Demak, AKBP Budi Adhy Buono, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Pilkades serentak di Demak akan digelar pada Minggu, 16 Oktober 2022. Rencananya, setiap satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) dijaga dua anggota Polri, satu anggota TNI, dan 30 anggota Linmas.
Baca juga: 182 Desa di Demak Bakal Gelar Pilkades, 11 Desa Dinilai Rawan Konflik
Namun, kata Budi, jumlah tim pengaman di desa dengan kategori rawan akan ditambah menjadi tiga anggota Polri, satu anggota TNI, dan 30 anggota Linmas per satu TPS.
"Untuk level sangat rawan Kami tempatkan 5 personel Polri, 2 personel TNI, dan 40 Linmas. Dalam skema yang baru nanti, kita juga libatkan Satpol PP," tegas Budi.
Meski tanpa mengungkap dengan detail, Budi menyatakan desa-desa yang masuk kategori rawan dalam melaksanakan Pilkades berjumlah belasan desa. Budi menyatakan akan menindak siapa pun yang menimbulkan kericuhan Pilkades.
"Akan sikap tegas bila ada warga masyarakat yang akan mengganggu terkait dengan tahapan Pilkades di Kabupaten Demak," jelas Budi.
Berita terkait Pilkades di Demak menjadi berita paling banyak dibaca di kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait siswi di Sukabumi nekat melintasi sungai untuk sekolah.
Sukabumi: Belasan siswa di Sukabumi, Jawa Barat, nekat melintasi derasnya arus Sungai Cikaso dengan menaiki rakit untuk berangkat ke sekolah. Guru sekolah serta warga setempat mengharapkan pemerintah daerah dapat membangun jembatan penghubung yang layak demi keselamatan perjalanan para siswa ke sekolah.
Setiap hari, belasan siswa SD Cilele II, Desa Sirnasari, Sukabumi, harus menantang maut ketika akan berangkat ke sekolah. Mereka yang berasal dari desa tetangga-Desa Neglasari, Kecamatan Purbaya, rela menyebrangi Sungai Cikaso yang memiliki arus yang deras dengan menaiki rakit bambu.
“Takut kalau besar (arus sungainya),” ujar Dimas Saputra, salah seorang siswa SD Cilele II, dilansir dari tayangan Metro Siang, Metro TV, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Para siswa tidak punya pilihan lain untuk mengarungi derasnya Sungai Cikaso lantaran jarak tersebut merupakan jarak terdekat dari rumah ke sekolah, yaitu sekitar 15 menit. Jika mereka menggunakan akses jalan biasa, maka mereka harus menempuh waktu lebih dari satu jam.
Tidak hanya itu, mereka terkadang terpaksa meliburkan diri mereka apabila arus atau ketinggian sungai terlalu semakin besar.
Baca: Atasi Kemacetan, Pembangunan Jembatan Paralel Kapuas Diminta Dipercepat
Tentunya, aksi mereka ini mengundang kekhawatiran besar dari banyak pihak, baik dari pihak sekolah hingga masyarakat setempat terkait keselamatan para siswa untuk menempuh sekolah.
Warga setempat memiliki harapan besar terhadap pembangunan jembatan penghubung antar desa yang diyakini tidak hanya dapat menjadi produk perekonomian, tetapi juga demi keselamatan para siswa nantinya ketika akan berangkat ke sekolah.
Namun, harapan pembangunan jembatan yang telah diajukan semenjak 2018, tidak mendapatkan respons baik dari pemerintah kabupaten dan provinsi.
“Yang sangat dibutuhkan itu harusnya jembatan karena jembatan dari dulu sampai saat ini, ya belum ada jembatan. Ya terpaksa menggunakan rakit yang sangat dibutuhkan (masyarakat setempat),” sampai Kepala Desa Sirnasari, Bambang Gunawan.
Kendati demikian, demi meningkatkan keamanan ketika menyebrangi sungai, para aparat keamanan seperti Babinsa, Babinkamtibmas, hingga Limas, sering terjun ke lokasi untuk mendampingi para siswa.
Artikel lain yang juga menyedot banyak pembaca terkait permukiman warga di Pati terendam banjir.
Pati: Ratusan permukiman di wilayah Pati, Jawa Tengah, terendam banjir akibat tanggul sungai jebol sejak Sabtu pagi, 15 Oktober 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta aparat setempat telah diterjunkan untuk berpatroli di lokasi banjir.
Intensitas hujan yang tinggi mengguyur daerah Batangan, Pati, Jawa Tengah, menyebabkan tanggul sungai di kawasan tersebut jebol sepanjang 15 meter lantaran tidak dapat menahan derasnya air. Akibatnya, sejumlah desa maupun Kecamatan terendam banjir.
Baca: Cuaca Ekstrem, Warga Biak Diminta Waspada Bencana
“Lokasi banjir di Kecamatan Tambakromo ada tujuh desa yang terdampak, Kecamatan Jaken ada satu desa,” ujar Kepala BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya ketika dimintai keterangan terkait banjir di wilayah tersebut seperi dilansir dari tayangan Headline News, Metro TV, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Martinus juga telah menerjunkan beberapa personilnya serta aparat setempat untuk melakukan patroli di wilayah terendam banjir.
Setidaknya sebanyak 16 desa di kawasan Pati terendam banjir, dengan sedikitnya 1.200 warga di Desa Tamansari serta Desa Genengraji dan Desa Ketitang, terdapat 400 kepala keluarga yang terdampak akan peristiwa tersebut.
Semarang: Sebanyak 182 desa di Kabupaten Demak,
Jawa Tengah, segera melangsungkan Pemilihan Kepala Desa serentak. Sebanyak 6.997 personel keamanan gabungan akan dikerahkan untuk menjaga jalannya pelaksanaan
Pilkades tersebut.
"Polres Demak mempunyai tanggungjawab dalam mengamankan proses Pilkades serentak di Kabupaten Demak untuk mewujudkan Pilkades yang aman, jujur, adil, dan demokratis," kata Kepala Kepolisian Resort Demak, AKBP Budi Adhy Buono, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Pilkades serentak di Demak akan digelar pada Minggu, 16 Oktober 2022. Rencananya, setiap satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) dijaga dua anggota Polri, satu anggota TNI, dan 30 anggota Linmas.
Baca juga:
182 Desa di Demak Bakal Gelar Pilkades, 11 Desa Dinilai Rawan Konflik
Namun, kata Budi, jumlah tim pengaman di desa dengan kategori rawan akan ditambah menjadi tiga anggota Polri, satu anggota TNI, dan 30 anggota Linmas per satu TPS.
"Untuk level sangat rawan Kami tempatkan 5 personel Polri, 2 personel TNI, dan 40 Linmas. Dalam skema yang baru nanti, kita juga libatkan Satpol PP," tegas Budi.
Meski tanpa mengungkap dengan detail, Budi menyatakan desa-desa yang masuk kategori rawan dalam melaksanakan Pilkades berjumlah belasan desa. Budi menyatakan akan menindak siapa pun yang menimbulkan kericuhan Pilkades.
"Akan sikap tegas bila ada warga masyarakat yang akan mengganggu terkait dengan tahapan Pilkades di Kabupaten Demak," jelas Budi.
Berita terkait Pilkades di Demak menjadi berita paling banyak dibaca di kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait siswi di Sukabumi nekat melintasi sungai untuk sekolah.
Sukabumi: Belasan
siswa di Sukabumi, Jawa Barat, nekat melintasi derasnya arus Sungai Cikaso dengan menaiki rakit untuk berangkat ke sekolah. Guru sekolah serta warga setempat mengharapkan pemerintah daerah dapat membangun
jembatan penghubung yang layak demi keselamatan perjalanan para siswa ke sekolah.
Setiap hari, belasan siswa SD Cilele II, Desa Sirnasari, Sukabumi, harus menantang maut ketika akan berangkat ke sekolah. Mereka yang berasal dari desa tetangga-Desa Neglasari, Kecamatan Purbaya, rela menyebrangi Sungai Cikaso yang memiliki arus yang deras dengan menaiki rakit bambu.
“Takut kalau besar (arus sungainya),” ujar Dimas Saputra, salah seorang siswa SD Cilele II, dilansir dari tayangan Metro Siang, Metro TV, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Para siswa tidak punya pilihan lain untuk mengarungi derasnya Sungai Cikaso lantaran jarak tersebut merupakan jarak terdekat dari rumah ke sekolah, yaitu sekitar 15 menit. Jika mereka menggunakan akses jalan biasa, maka mereka harus menempuh waktu lebih dari satu jam.
Tidak hanya itu, mereka terkadang terpaksa meliburkan diri mereka apabila arus atau ketinggian sungai terlalu semakin besar.
Baca:
Atasi Kemacetan, Pembangunan Jembatan Paralel Kapuas Diminta Dipercepat
Tentunya, aksi mereka ini mengundang kekhawatiran besar dari banyak pihak, baik dari pihak sekolah hingga masyarakat setempat terkait keselamatan para siswa untuk menempuh sekolah.
Warga setempat memiliki harapan besar terhadap pembangunan jembatan penghubung antar desa yang diyakini tidak hanya dapat menjadi produk perekonomian, tetapi juga demi keselamatan para siswa nantinya ketika akan berangkat ke sekolah.
Namun, harapan pembangunan jembatan yang telah diajukan semenjak 2018, tidak mendapatkan respons baik dari pemerintah kabupaten dan provinsi.
“Yang sangat dibutuhkan itu harusnya jembatan karena jembatan dari dulu sampai saat ini, ya belum ada jembatan. Ya terpaksa menggunakan rakit yang sangat dibutuhkan (masyarakat setempat),” sampai Kepala Desa Sirnasari, Bambang Gunawan.
Kendati demikian, demi meningkatkan keamanan ketika menyebrangi sungai, para aparat keamanan seperti Babinsa, Babinkamtibmas, hingga Limas, sering terjun ke lokasi untuk mendampingi para siswa.
Artikel lain yang juga menyedot banyak pembaca terkait permukiman warga di Pati terendam banjir.
Pati: Ratusan permukiman di wilayah Pati, Jawa Tengah, terendam
banjir akibat tanggul sungai jebol sejak Sabtu pagi, 15 Oktober 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta aparat setempat telah diterjunkan untuk berpatroli di lokasi banjir.
Intensitas
hujan yang tinggi mengguyur daerah Batangan, Pati, Jawa Tengah, menyebabkan tanggul sungai di kawasan tersebut jebol sepanjang 15 meter lantaran tidak dapat menahan derasnya air. Akibatnya, sejumlah desa maupun Kecamatan terendam banjir.
Baca:
Cuaca Ekstrem, Warga Biak Diminta Waspada Bencana
“Lokasi banjir di Kecamatan Tambakromo ada tujuh desa yang terdampak, Kecamatan Jaken ada satu desa,” ujar Kepala BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya ketika dimintai keterangan terkait banjir di wilayah tersebut seperi dilansir dari tayangan Headline News, Metro TV, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Martinus juga telah menerjunkan beberapa personilnya serta aparat setempat untuk melakukan patroli di wilayah terendam banjir.
Setidaknya sebanyak 16 desa di kawasan Pati terendam banjir, dengan sedikitnya 1.200 warga di Desa Tamansari serta Desa Genengraji dan Desa Ketitang, terdapat 400 kepala keluarga yang terdampak akan peristiwa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)