Demak: Sebanyak 182 desa di Kabupaten Demak bakal menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serempak pada Minggu 26, Oktober 2022. Saat ini, calon kepala desa masih memaksimalkan masa kamanye.
Masa kampanye Pilkades di 182 desa berlangsung selama tiga hari hingga Kamis, 6 Oktober 2022. Masa kampanye antar dinilai cukup memanas dan ada 11 desa dipandang rawan.
Meskipun belum ada catatan terjadi insiden namun persaingan antar calon terjadi cukup memanas. Seperti layaknya kampanye pemilu, para calon kepala desa di depan ratusan pendukungnya berpidato menyampaikan program, namun di beberapa desa lainnya ratusan warga berkeliling desa sembari mengelu-elukan calon yang didukung seperti terlihat di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Demak.
Gejala memanas Pilkades di Demak muncul sejak beberapa bulan lalu, seperti di Wonojerto, Kecamatan Karangtengah, ketika panitia tiba-tiba menggugurkan calon hingga berbuntut gugatan melalui PTUN dan akhirnya seluruh calon digugurkan karena dianggap tidak memenuhi persyaratan.
Baca: Ratusan Personel Gabungan Kawal 57 Pilkades di OKU Sumsel
Berdasarkan pemetaan kepolisian dan Kodim Demak, setidaknya ada 11 desa di delapan kecamatan, yakni Gajah, Karangtengah, Guntur, Bonang, Demak Kota, Karanganyar, Wonosalam, dan Karangawen jelang pelaksana Pilkades serempak rawan konflik. Sebagai antisipasi di desa-desa aparat mendirikan posko pengamanan.
"Kita sudah koordinator dan terus berkomunikasi dengan Polres dan Kodim Demak, untuk mengantisipasi kerawanan yang muncul dalam Pilkades serentak itu," kata Bupati Demak Eisti'anah.
Meskipun dalam pemetaan ada 11 desa di delapan kecamatan rawan konflik, lanjut Eisti'anah, namun desa-desa lain dari 183 yang akan melaksanakan Pilkades serempak tersebut, juga mendapatkan perhatian dan kewaspadaan penuh.
"Di Desa rawan telah didirikan posko keamanan," imbuhnya.
Selain petugas kepolisian dan TNI, pengamanan dalam Pilkades serentak di ratusan desa tersebut juga akan diturunkan ratusan petugas dari Satpol PP serta hansip desa sebagai antisipasi munculnya konflik atau terjadinya gesekan antar massa pendukung dan calon.
Demak: Sebanyak 182 desa di Kabupaten Demak bakal menggelar Pemilihan Kepala Desa
(Pilkades) secara serempak pada Minggu 26, Oktober 2022. Saat ini, calon kepala desa masih memaksimalkan masa kamanye.
Masa kampanye Pilkades di 182 desa berlangsung selama tiga hari hingga Kamis, 6 Oktober 2022. Masa kampanye antar dinilai cukup memanas dan ada 11 desa dipandang rawan.
Meskipun belum ada catatan terjadi insiden namun persaingan antar calon terjadi cukup memanas. Seperti layaknya kampanye
pemilu, para calon kepala desa di depan ratusan pendukungnya berpidato menyampaikan program, namun di beberapa desa lainnya ratusan warga berkeliling desa sembari mengelu-elukan calon yang didukung seperti terlihat di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Demak.
Gejala memanas Pilkades di Demak muncul sejak beberapa bulan lalu, seperti di Wonojerto, Kecamatan Karangtengah, ketika panitia tiba-tiba menggugurkan calon hingga berbuntut gugatan melalui PTUN dan akhirnya seluruh calon digugurkan karena dianggap tidak memenuhi persyaratan.
Baca:
Ratusan Personel Gabungan Kawal 57 Pilkades di OKU Sumsel
Berdasarkan pemetaan kepolisian dan Kodim Demak, setidaknya ada 11 desa di delapan kecamatan, yakni Gajah, Karangtengah, Guntur, Bonang, Demak Kota, Karanganyar, Wonosalam, dan Karangawen jelang pelaksana Pilkades serempak rawan konflik. Sebagai antisipasi di desa-desa aparat mendirikan posko pengamanan.
"Kita sudah koordinator dan terus berkomunikasi dengan Polres dan Kodim Demak, untuk mengantisipasi kerawanan yang muncul dalam Pilkades serentak itu," kata Bupati Demak Eisti'anah.
Meskipun dalam pemetaan ada 11 desa di delapan kecamatan rawan konflik, lanjut Eisti'anah, namun desa-desa lain dari 183 yang akan melaksanakan Pilkades serempak tersebut, juga mendapatkan perhatian dan kewaspadaan penuh.
"Di Desa rawan telah didirikan posko keamanan," imbuhnya.
Selain petugas kepolisian dan TNI, pengamanan dalam Pilkades serentak di ratusan desa tersebut juga akan diturunkan ratusan petugas dari Satpol PP serta hansip desa sebagai antisipasi munculnya konflik atau terjadinya gesekan antar massa pendukung dan calon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)